Eksekutor Pembunuh Hakim Jamaluddin Sering Datang ke Rumah Korban

Konten Media Partner
16 Januari 2020 18:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rajif anak dari hakim PN Medan Jamaluddin dalam rekonstruksi  di lokasi penemuan jasad ayahnya. Foto: SumutNews
zoom-in-whitePerbesar
Rajif anak dari hakim PN Medan Jamaluddin dalam rekonstruksi di lokasi penemuan jasad ayahnya. Foto: SumutNews
ADVERTISEMENT
MEDAN | Jeffry Pratama (42), salah seorang eksekutor pembunuh hakim Jamaluddin (55) sering datang ke rumah korban setiap Kamis malam.
ADVERTISEMENT
Hal ini dikatakan anak korban bernama Rajif di lokasi penemuan ayahnya di kawasan Kutalimbaru, Deli Serdang, Kamis (16/1). Menggunakan kemeja lengan panjang Rajif tiba di lokasi sekitar pukul 15.27 WIB.
Ia mengaku, para tersangka tidak manusiawi dan harus dihukum seumur hidup.
Rajif yang sejak Agustus 2019 tinggal di Jakarta untuk kuliah mengaku tidak kenal dengan tersangka. Ia baru tahu setelah polisi menunjukkan identitas pelaku.
"Awalnya tidak tahu. Setelah polisi dan wartawan datang baru 'ngeh'. Dulu sering datang ke rumah, tapi tak begitu kenal," katanya.
Ia mengaku, tersangka Jefry sering datang ke rumah dan main dam batu dengan ayahnya.
"Tersangka (JP) sering datang ke rumah, setiap hari Kamis malam. Seminggu sekali lah. Rame datangnya. Dia (JP) masuk ke dalam rumah, main dam batu sama ayah sampai tengah malam," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Saat ditanya apakah saat itu Zuraida dan lainnya juga berada di lokasi bersama ayahnya, Rajif mengaku biasanya Zuraida tidak ikut.
"Itu sebelum saya ke Jakarta. Spesifik tahunnya lupa. Ibunya (Zuraida) waktu itu tidur lah. Kenapa setiap malam Jumat, saya tak tahu," jelasnya.
Rajif mengaku, ayahnya dan Zuraida tampak tidak ada masalah. Ia tidak melihat adanya gelagat yang mencurigakan.
"Biasa-biasa saja. Kesannya adem-adem aja," jelasnya.
Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumut Kombes Pol Andi Ryan mengatakan, antara korban dengan tersangka Jefry kemungkinan kenal karena sama-sama sebagai orangtua dari murid yang belajar di sekolah yang sama.
"Jadi diundang rame-rame di rumah supaya dekat. Mungkin saja lalu main (dam batu) di situ," pungkasnya. | SUMUTNEWS
ADVERTISEMENT