Februari 2019, Sumatera Utara Alami Deflasi 0,32 Persen

Konten Media Partner
2 Maret 2019 14:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Februari 2019, Sumatera Utara Alami Deflasi 0,32 Persen
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
MEDAN, SumutNews.com | Pada Februari 2019 IHK di Sumatera Utara mengalami deflasi sebesar 0,32 persen. Deflasi terjadi di empat daerah yang dijadikan IHK di Sumatera Utara.
ADVERTISEMENT
Deflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 0,70 persen, Padangsidimpuan 0,45 persen, Medan 0,30 persen dan Pematangsiantar 0,29 persen.
"Ini mengindikasikan pola perdagangan antar daerah yang relatif baik," kata Direktur Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, Hilman Tisnawan, Sabtu (2/3/2019).
Hilam mengatakan, kelompok bahan makanan menjadi sumber deflasi utama pada Februari 2019 yang berkontribusi sebesar 0,45 persen.
"Beberapa komoditas yang mengalami koreksi harga antara lain cabai merah, daging ayam ras, bawang merah, dan tomat buah," ujarnya.
Berdasarkan data Pusat Informasi Pangan Strategis (PIHPS), didapat informasi bahwa harga cabai merah Februari turun 5 persen dari rata -rata harga Januari Rp16.900/kg menjadi Rp 15.900/kg.
"Harga daging ayam ras terpantau turun 3 persen dari Rp 27.3000/kg menjadi Rp26.500/kg. Penurunan harga komaditas terjadi di seluruh kota IHK sejalan dengan masuknya periode panen raya di sentra produksi," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Kelompok transportasi juga menjadi sumber deflasi pada Februari 2019. Komoditas bensin menjadi sumber defia utama dengan andil 0,03 persen seiring dengan penurunan harga bensin.
"Untuk komoditas angkutan udara masih memberikan sumbangan inflasi (0,02), meski Pemerintah telah mengupayakan penurunan harga avtur, sebagai komponen pembentuk harga tiket pesawat terbesar, yang direalisasikan melalui Keputusan Menteri ESDM No.17 Tahun 2019," jelasnya.
Pasca ketetapan tersebut, rata-rata harga tiket pesawat rute Jakarta-Medan terpantau hanya turun tipis 1 persen dari Rp1,76 juta menjadi Rp1,71 juta.
"Ke depan, inflasi bulanan diperkirakan masih sesuai dengan polanya. IHK Maret kami perkirakan meningkat namun masih relatif rendah," cetusnya.
Faktor yang menjadi pendorong inflasi diperkirakan berasal dari bahan pangan dan hortikultura yang lebih terbatas, dibandingkan Februari seiring dengan musim panen yang berangsur usai jelang Maret.
ADVERTISEMENT
"Tekanan inflasi bulanan Maret 2019 yang relatif rendah tersebut juga terkonfirmasi oleh Indeks Perubahan Harga 3 bulan yang akan datang pada Survei Penjualan Eceran yang meningkat tipis dari 143.49 pada November menjadi 143,81 pada Desember 2018," pungkasnya.