Kisah Satu Keluarga asal Sumut yang Tinggal di Hutan Malaysia

Konten Media Partner
2 Desember 2019 12:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekdaprov Sumut Sabrina bersama Kadis PPPA Nurlela, Kabag Humas Muhammad Ikhsan dan Konjen RI Yonny Tri Prayitno menjemput Milda Situmorang dan kelima anaknya di tempat penampungan sementara KJRI Kuching, Serawak, Malaysia, Senin (2/12). Foto : Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Sekdaprov Sumut Sabrina bersama Kadis PPPA Nurlela, Kabag Humas Muhammad Ikhsan dan Konjen RI Yonny Tri Prayitno menjemput Milda Situmorang dan kelima anaknya di tempat penampungan sementara KJRI Kuching, Serawak, Malaysia, Senin (2/12). Foto : Istimewa
ADVERTISEMENT
MEDAN | Satu keluarga asal Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara ditemukan telantar di salah satu pondok di hutan Batu Sembilan, Bintulu, Malaysia.
ADVERTISEMENT
Mereka adalah Milda Situmorang (45) dan lima anaknya, Diana (9), Akbar (6), Murni (5), Linda (4), dan Puteri (2). Mereka telah dievakuasi ke tempat penampungan sementara milik Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching, Sarawak, Malaysia.
Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, yang mendengar kabar itu, memerintahkan Tim Pemprov Sumut untuk menjemput Milda Situmorang dan kelima anaknya di sana.
"Pak Gubernur telah memerintahkan Bu Sekdaprov Sumut, Sabrina, dan Kadis PPPA Sumut, Nurlela, untuk menjemput dan membawa pulang mereka ke Sumut,” kata Kepala Bagian Humas Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprov Sumut, Muhammad Ikhsan, Senin (2/12).
Ia mengatakan, Tim Pemprov Sumut akan berkoordinasi dengan pihak KJRI di Kuching, Malaysia untuk pengurusan administrasi dan dokumen yang dibutuhkan, agar Mida Situmorang dan kelima anaknya segera pulang.
ADVERTISEMENT
Konsul Jenderal RI di Kuching, Yonny Tri Prayitno, mengatakan, warga setempat melihat Milda selalu keluar-masuk hutan membawa sayuran untuk dijual ke masyarakat. Warga yang penasaran mengikuti Mida hingga masuk ke hutan.
Di sana, warga mendapati Milda bersama lima anaknya, serta suaminya Erwin warga asal Makassar sedang sakit dalam kondisi memprihatinkan. Hingga akhirnya suaminya meninggal 3 bulan yang lalu.
Warga lalu melaporkan hal itu ke KJRI di Kuching dan selanjutnya KJRI melakukan evakuasi.
"Suaminya sakit di hutan, mamanya ini berdagang ke kota, ada yang lihat, dia ikuti sampai ke hutan," jelasnya.
Saat ini Mida yang bekerja di Kuching sejak 1974 berada di penampungan sementara milik KJRI bersama 5 orang anaknya.
ADVERTISEMENT
Pihak Imigrasi KJRI Kuching, Sarawak juga telah membuatkan dokumen perjalanan berupa Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) yang nantinya digunakan untuk proses pemulangan ke Sumut. | SUMUTNEWS