Kunjungi Pusat Pasar dan Bulog, Gubernur Edy Temukan Beras Bau Apek

Konten Media Partner
4 Desember 2019 14:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi saat mengunjungi Pusat Pasar. Foto: SumutNews
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi saat mengunjungi Pusat Pasar. Foto: SumutNews
ADVERTISEMENT
MEDAN | Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi bersama Direktur Jendral Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kemendag RI, Veri Anggriono berkunjung ke Pusat Pasar Medan dan gudang Bulog, Medan, Rabu (4/12/2019).
ADVERTISEMENT
Di Pusat Pasar, Edy mendatangi beberapa pedagang beras, daging dan ikan.
Saat bertemu dengan pedagang beras, Edy menemukan adanya beras yang sudah berbau apek.
Ia sempat berbincang dengan pendagang bernama Acun. Edy juga menunjuk satu karung besar berlogo Bulog yang belum dibuka.
Acun lalu membuka karung beras itu. Selanjutnya, Edy lalu mengambil beras yang ada di dalam karung dan menciumnya. "Bau apek ini," kata Edy.
Acun mengaku, beras itu dibeli seminggu lalu. Ia mengaku hanya beras dalam karung besar saja yang berbau. Seementara, berasa berukuran 5 kg tidak berbau. "Tarik saja (beras-red) yang berbau," ungkapnya.
Acun mengatakan, beras putih asal India memiliki tingkat kepecahan 15 %. Hanya dua goni besar dan sepuluh goni ukuran 5 kg dan 10 kg yang disimpannya. "Ini berasnya kita jual Rp9500 per kg," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Edy mengatakan, beras yang berbau apek kemungkinan diletak tidak pada tempatnya. Namun demikian, kata Edy, jumlahnya tidak hanya beberapa goni. "Beras kita tidak defisit, kita aman," jelasnya.
Edy dan rombongan lalu menuju gudang Bulog di Jalan Mustafa, Kelurahan Glugur Darat I, Kecamatan Medan Timur. Di situ, Edy menemukan beras yang berbau apek, yakni beras dari Thailand dan India.
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi saat mengunjungi Pusat Pasar. Foto: SumutNews
Edy mengambil segenggam beras dari beberapa goni dan diciumnya. Ia sempat mengatakan bau 'apek' dari beras medium. Pada beras premium, katanya, masih berbau beras.
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Sumatera Utara Arwakhudin Widiarso mengaku, ada persoalan umur simpan pada temuan sebagian beras berbau. Pihaknya pun akan melakukan evaluasi.
ADVERTISEMENT
"Yang jelas beras tadi secara visual masih cukup bagus, karena saat dibeli dalam kondisi bagus. cuma di persoalan umur simpan," jelasnya.
Ia mengatakan, beras yang berbau tersebut disimpan sejak akhir 2018. Sementara beras premium yang tidak berbau, baru berumur 2 - 3 bulan.
"Beras premium rata-rata baru 2-3 bulan masa simpan. Biasanya akan dilakukan uji laboratorium. Yang akhir 2018 itu sekitar jumlahnya 20 ribu ton," pungkasnya. | SUMUTNEWS