news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Naiknya Harga Daging Ayam Mendorong Inflasi di Sumatera Utara

Konten Media Partner
2 Agustus 2018 18:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Naiknya Harga Daging Ayam Mendorong Inflasi di Sumatera Utara
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
MEDAN, SumutNews | Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sumatera Utara pada bulan Juli 2018 meningkat. Hal ini dipicu dengan peningkatan harga daging.
ADVERTISEMENT
Secara bulanan inflasi tercatat 0,48% (mtm), berada sedikit di atas inflasi nasional yang sebesar 0,28% (mtm). Dengan perkembangan itu, secara tahunan inflasi mencapai 3,60% (yoy) dan sampai dengan periode laporan tercatat sebesar 2,18% (ytd), atau masih berada dalam target inflasi sebesar 3,5%± 1%.
"Inflasi Kota Medan tercatat 0,49% (mtm), Kota Pematangsiantar 0,35% (mtm), Kota Padangsidimpuan dan Kota Sibolga mengalami inflasi sebesar 0,53% (mtm) dan 0,62% (mtm)," kata Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumut, Hilman Tisnawan, Kamis (2/8/2018).
Tekanan inflasi bulan Juli 2018 didorong oleh inflasi volatile food sebesar 1,85% (mtm), setelah pada bulan sebelumnya tercatat deflasi 1,53% (mtm). Inflasi pada kelompok ini terutama terjadi pada komoditas daging ayam ras.
ADVERTISEMENT
"Tekanan harga disebabkan karena keterbatasan pasokan daging ayam, yang ditengarai terkait dengan permasalahan pada jalur distribusi dan dampak perubahan iklim. Peningkatan harga pakan juga turut mendorong kenaikan harga daging ayam ras," ujarnya.
Di sisi lain, inflasi kelompok inti sedikit menurun salah satunya disebabkan oleh ekspektasi inflasi dinilai masih terkelola dengan baik ditengah pelemahan nilai tukar. Secara bulanan inflasi inti tercatat sebesar 0,21% (mtm), sedikit menurun dari bulan sebelumnya sebesar 0,26% (mtm).
"Inflasi inti pada bulan Juli terutama didorong oleh kenaikan biaya masuk sekolah seiring dengan tahun ajaran baru dan kenaikan tarif pulsa ponsel. Secara tahunan, inflasi inti tercatat rendah, yaitu 2,29% atau terendah dalam 14 bulan terakhir," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Ia mengaku, ke depan inflasi diyakini dapat tetap terkendali dan berada pada sasarannya, yaitu 3,5%±1% (yoy). KPw Bank Indonesia Sumatera Utara dan Pemerintah Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sumatera Utara, senantiasa melakukan upaya pengendalian inflasi sesuai roadmap yang telah disusun."Dalam jangka pendek difokuskan pada pengelolaan pasokan dan distribusi khususnya bahan kebutuhan pokok," pungkasnya.