Pemerintah Daerah di Sumut Diminta Antisipasi Penyakit Difteri

Konten Media Partner
30 September 2019 20:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kasus difteri kembali menjadi pembicaraan publik terutama setelah kasus kematian mahasiswi Universitas Sumatera Utara (USU) asal Malaysia yang terkena difteri beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Catatan Dinas Kesehatan Sumut menyebutkan, sepanjang tahun 2019 terjadi 17 kasus difteri dengan 3 kematian. Tahun 2018 ada 17 kasus, sementara 2017 ada 10 kasus.
Untuk itu diperlukan konsolidasi setiap pihak terkait di Sumatera Utara mulai dari puskesmas, rumah sakit, hingga pemerintah kabupaten/kota.
"Saya mau cepat sehingga orang tidak sakit. Antisipasi dan kepedulian itu yang penting," kata Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dalam rapat koordinasi surveilans penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, Senin (30/9/2019).
Edy berpesan, agar setiap tenaga kesehatan melayani pasien dengan serius dan melakukan yang terbaik. Selain itu, tenaga kesehatan diharapkan memberi semangat untuk kesembuhan pasien.
"Lakukan yang terbaik. Kita melakukan tugas untuk anak bangsa, yakinkan kepada pasien kalau mereka akan sembuh," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kesehatan Sumut Alwi Mujahit Hasibuan mengatakan, rapat koordinasi bertujuan untuk mengkonsolidasi seluruh kekuatan di bidang kesehatan. Mulai dari dinas kesehatan provinsi, kabupaten/kota, puskesmas, hingga rumah sakit pemerintah.
Rapat tersebut menghasilkan komitmen seluruh pihak terkait untuk menyelesaikan permasalahan dan antisipasi penyakit yang bisa diobati dengan imunisasi.
Terutama penyakit difteri, yaitu penyakit menular yang disebabkan bakteri corynebacterium diptheriae (CD). Penyakit ini menyerang tenggorokan dan hidung yang menyebabkan infeksi. Bahkan bisa berakibat pada kematian.