Sumut Berpotensi Inflasi di Februari 2020, Ini Faktor Pendorongnya

Konten Media Partner
11 Februari 2020 16:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara Wiwiek Sisto Widayat. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara Wiwiek Sisto Widayat. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
MEDAN | Bank Indonesia memprediksi bahwa inflasi di Sumut tahun 2020 lebih tinggi dibandingkan tahun 2019, yakni di kisaran 2,80- 3,20 persen.
ADVERTISEMENT
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara Wiwiek Sisto Widayat mengatakan, sejumlah faktor menjadi pendorong mulai dari penyesuaian harga rokok secara gradual sejalan dengan kenaikan harga cukai rokok.
Selain itu, adanya peningkatan harga komoditas bumbu-bumbuan khususnya cabe merah, sebagai dampak produksi yang belum optimal di tengah permintaan yang tinggi.
"Dari kajian kita faktor pendorong inflasi itu, yakni harga cukai rokok yang naik rata-rata 23 persen mendorong kenaikan harga rokok, dan belum stabilnya pasokan cabai merah sementara permintaan tetap tinggi," katanya, Selasa (11/2).
Ia menjelaskan, tekanan inflasi juga akan terlihat di bulan Februari 2020. Di mana, penutupan kran impor dari China akan menjadi faktor pendorong utama.
"Selama ini kita tergantung dari China terkait sejumlah komoditas terutama bawang putih. Saat ini harga bawang putih sudah dua kali lipat dari harga biasanya," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dirinya berharap, pemerintah melalui kementerian perdagangan sudah mulai melakukan upaya mencari negara importir bawang putih baru, agar dampak bawang putih tidak berlangsung lebih lama. Kemendag harus segera membuka kran import untuk bawang putih dari negara lain.
"Proses dari pembukaan kran impor hingga penunjukan importir dan pemesanan komoditi akan membutuhkan waktu yang cukup panjang. Jadi jangan sampai masuk bulan puasa, masalah bawang putih belum teratasi," katanya.
Melihat kondisi ini, katanya, peluang Sumut untuk bisa kembali deflasi selama 4 bulan berturut-turut akan sulit untuk tercapai.
"Pasti sulit kita bisa mengukir sejarah mengalami deflasi selama 4 bulan berturut-turut mulai September hingga Desember," pungkasnya. | SUMUTNEWS