Ustaz Abdul Somad: 10 Muharram Moment yang Tepat Berhijrah

Konten Media Partner
11 September 2019 12:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ustaz Abdul Somad: 10 Muharram Moment yang Tepat Berhijrah
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
MEDAN, SumutNews.com | Ustaz Abdul Somad (UAS) mengisi tausiyah di Masjid Agung Sibolga dalam rangka Tabligh Akbar memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharram 1441 H pada Selasa (10/9/2019).
ADVERTISEMENT
Dalam tausiyahnya, Ustaz Abdul Somad yang akrab dipanggil UAS menyampaikan keutamaan bulan Muharram, di antaranya puasa Asyura pada 10 Muharram.
"Siapa yg puasa sunah Asyura, diampunkan dosanya setahun yang lalu," katanya.
UAS mengatakan, momemtum 10 Muharram harus bisa dimanfaatkan masyarakat untuk hijrah, yakni meninggalkan hal hal buruk dan mulai menuji kebaikan.
"Bertepatan 10 Muharram ini momen hijrah, pindahnya Nabi Musa dari Mesir ke Palestina melewati Laut Merah, Momen hijrah dari kejamnya Firaun menuju bebasnya Palestina. Inilah momennya, momen hijrah. Yang ribah berhenti, layaknya hijrahnya nabi Musa," ujarnya.
Momen 10 Muharram menjadi momentum yang tepat berubah menjadi lebih baik. Yang sebelumnya tidak salat, sebelumnya tak taat perintah Allah, sebelumnya melakukan dosa, tidak sedekah, ini saatnya hijrah. UAS pun berpesan agar jangan menyombongkan diri sesudah hijrah.
ADVERTISEMENT
"Jangan sombong. Bagi yang sudah dengar ceramah, jangan sombong. Yang sudah hijrah, jangan sombong, karena kita sama sama mengharap rahmat Allah," tegasnya.
Dalam tausiyahnya UAS juga menjelaskan salat adalah obat dari perasaan sedih dan takut.
"Sedih adalah masa malu, takut adalah masa depan. Sedih karena tidak bisa menjawab soal, sedih dimarahi atasan. Takut pensiun, takut tidak makan, dan perasaan lainnya. Sedih dan takut obatnya adalah solat," cetusnya.
UAS mengatakan, salat itu mendatangkan rahmat Allah. Jika ingin dilimpahi rahmat, dimurahkan rezeki, dibanyakkan hasil panen, hasil laut, maka jangan tinggalkan salat.
Tak hanya itu, UAS juga berpesan kepada masyarakat agar beribadahlah sampai mati. "Kapan batas beribadah? Adalah sampai mati. Sabar sabarkan solat tahajud malam, duha, berzikir. Batasnya tak lama, sampai malaikat pencabut nyawa tiba, mencabut ruh dari jasad, dan mulut kita bisa mengucap Lailahaillallah," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajekshah yang hadir dalam acara itu, mengatakan pertemuan ini terjadi karena izin Allah. Dikarenakan, ia dan Ustadz Abdul Somad juga harus menuju Mandailing Natal.
"Bersyukur bisa sampai Sibolga, alhamdulilah karena Allah mengizinkan, diringankan langkah kami, disehatkan kita semua. Sebenarnya Ustadz Abdul Somad tidak ada jadwal mampir ke sini. Awalnya masyarakat di Madina mengundang saya dan UAS dalam perayaan Muharram. Saya sampaikan ke UAS, alhamdulilah bisa," akunya.
Ijeck mengajak seluruh masyarakat untuk memanfaatkan momentum ini agar memperkuat tali silaturahmi. "Semoga silaturahim ini bisa dijaga dengan baik, kita jaga ukhuwah islamiyah, kita tunjukan bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin," pungkasnya.