Membeli BBM Bonus Doa

supadilah
Saya adalah seorang guru di SMA Terpadu Al Qudwah. Sebuah sekolah yang beralamat di Jl. Maulana Hasanuddin, Kp. Cempa, Ds. Cilangkap, Kec. Kalanganyar, Kab. Lebak, Banten
Konten dari Pengguna
11 September 2021 13:49 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari supadilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ibu-ibu penjual BBM (sumber : dokumen pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu-ibu penjual BBM (sumber : dokumen pribadi)
ADVERTISEMENT
Siang dalam perjalanan menuju ke sekolah saya menyempatkan untuk isi bahan bakar minyak (BBM). Saya berhenti di warung pinggir jalan di depan RSUD Adjidarmo, Rangkasbitung. Terlihat penjualnya ibu-ibu tua. Rambutnya memutih. Badannya tidak lagi tegap. Mengisi BBM seperti ini jarang saya lakukan. Biasanya langsung ke SPBU.
ADVERTISEMENT
Yang membuat saya terkejut, saat menuangkan bensin, penjualnya mengucapkan doa. Doanya panjang. Beberapa kalimat saya dengar jelas.
Semoga selamat di jalan. Murah rezeki. Dimudahkan naik haji.
Dan panjang lagi banyak. Sampai habis menuangkan BBM. Saya melongo. Ini cara yang tidak biasa. Mungkin supaya menarik pembeli. Agar pembeli terkesan. Jelas ini unik. Dengan begitu, pembeli dapat dua hal. Dapat BBM ditambah bonus doa.
Nama ibu itu Mulyati. Katanya, dia sudah jualan BBM sejak harga Rp. 2000 per liter. Padahal sekarang harga BBM Rp. 10.000 perliter.
Terbayang sudah berapa lama beliau jualan. Sudah banyak pula orang dia doakan. Dia sekarang sudah sebatang kara. Suaminya sudah meninggal. Saya tak bertanya tentang anak-anaknya.
Kalau Anda melintas ke jalan depan RSUD itu, sudilah mampir mengisi BBM di sana. Membeli sambil membantu. Mudah-mudahan dengan membeli di sana, kita bisa melariskan jualannya. Dan memberi untung padanya. Sehingga, dengan keuntungan itu, bisa dipakai untuk membiayai hidupnya. Hanya jualan BBM itulah yang menjadi pencahariannya.
ADVERTISEMENT