news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Aksi Diskriminatif di Pekan Ke-11 Serie A: Balotelli dan Napoli Merana

Supersoccer
Situs web sepak bola terlengkap menampilkan berita sepak bola internasional, preview highlights pertandingan ligaEropa, klub dan pemain, statistik pertandingan.
Konten dari Pengguna
4 November 2019 15:02 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Supersoccer tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mario Balotelli. Foto: Reuters/Daniele Mascolo
zoom-in-whitePerbesar
Mario Balotelli. Foto: Reuters/Daniele Mascolo
ADVERTISEMENT
Tampaknya, sangat sulit untuk bisa menendang rasialisme sejauh mungkin dari sepak bola Italia. Sudah coba ditendang sekeras mungkin, tetapi apa daya memantul kembali, hingga melukai para pelaku sepak bola itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Teranyar, pada pekan ke-11 Serie A musim 2019/2020, SSC Napoli dan Mario Balotelli menjadi korban aksi diskriminatif. 2 November 2019, laga Derby del Sole di Stadion Olimpico terpaksa harus dihentikan sejenak oleh wasit Gianluca Rocchi.
Penyebabnya, terdengar suara chant yang bernada menghina kaum Neapolitan --sebutan untuk orang-orang Kota Naples, tempat Napoli bernaung-- dari arah tribune suporter tuan rumah. Di Italia, tindakan diskiriminasi wilayah setara dengan rasialisme.
Pertandingan AS Roma vs Napoli di Stadio Olimpico, Roma, Italia, Sabtu (2/11/2019). Foto: REUTERS/Alberto Lingria
Untungnya, penyerang sekaligus kapten AS Roma, Edin Dzeko, sigap menghampiri Curva Sud dan meminta para suporter untuk menghentikan chant diskriminatif tersebut. Alhasil, pertandingan pun dapat berlanjut hingga selesai.
3 November 2019, di tengah-tengah laga babak kedua antara Hellas Verona kontra Brescia, tiba-tiba saja Balotelli mengamuk. Eks penyerang Inter Milan itu menendang bola sekeras mungkin ke arah tribune ultras garis keras tuan rumah.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, Balotelli menjadi korban chant bernada rasialis dari ultras Verona. Saking kesalnya, ia bahkan sempat ingin walkout dari pertandingan, tapi kemudian para pemain, baik Brescia maupun Verona, berusaha menenangkannya.
Wasit Maurizio Mariani lalu memutuskan untuk menyetop laga selama beberapa menit. Para suporter diperingatkan agar tidak bertindak rasialis.
Saat chant rasialis sudah mereda, pertandingan dilanjutkan lagi. Balotelli bahkan mencetak gol indah dari luar kotak penalti, meski tetap saja Brescia kalah 1-2.
Pelatih Verona, Ivan Juric, mengatakan bahwa memang benar suporternya melakukan diskriminasi. Namun anehnya, menurut Juric, tidak ada rasialisme dari aksi provokasi itu.
"Mereka memprovokasi dia dengan ejekan dan nyanyian sarkasme, tetapi mereka tidak melakukan aksi rasialis. Itu tidak benar," ungkapnya dilansir Football Italia.
ADVERTISEMENT
Duh, aneh sekali. Masa iya, sih, manajer asal Kroasia itu enggak tahu bedanya sarkasme dan rasialisme? Netizen saja ngerti, kok. Malu, ah.
"Saya muak dengan pelecehan rasial dan saya akan menjadi orang pertama yang mengutuknya ketika itu terjadi, tetapi bukan itu yang terjadi di sini," ujarnya.
Ini mirip kayak orang yang bilang, "Saya akan tindak tegas korupsi tanpa pandang bulu". Dia enggak sadar --atau mungkin pura-pura enggak sadar-- bahwa orang-orang di sekelilingnya pada korupsi.
Tapi karena mereka itu koleganya jadi, ya..... Sudahlah. Giliran golongan lain yang korupsi baru, deh, berkoar kayak orang kebakaran jenggot.
Itu perumpamaan aja. Karena bisa jadi, aksi-aksi diskriminatif dan perilaku negatif apa pun bakal tetap eksis karena adanya penyangkalan. Lebih buruk lagi, jika penyangkalan itu ditujukan untuk pembelaan.
ADVERTISEMENT
Enggak cuma Juric, bahkan Presiden Verona, Maurizio Setti, juga mengaku enggak dengar apa-apa. Duh, hati-hati, pakde. Nanti jadi enggak bisa dengar betulan, lho.
"Kami tidak mendengar apa pun. Saya tiba di Verona delapan tahun lalu dan segera melihat bahwa para penggemar Verona itu ironis, tetapi sama sekali tidak rasis. Ketika Balotelli melakukan debut di sini untuk Milan enam tahun lalu ada episode rasisme, dan kami mengutuknya. Kami selalu melakukannya," kata Setti.
Mungkin Setti dan Juric belum melihat video amatir bukti rasisme itu. Atau mungkin mereka kehabisan kuota kali, jadi ya maklum buat streaming video 15 detik pun enggak bisa.
Di sisi lain, Balotelli mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah mendukungnya.
ADVERTISEMENT
“Terima kasih untuk semua kolega saya di lapangan dan di luar untuk solidaritas yang diungkapkan dan untuk semua pesan yang saya terima dari penggemar. Terima kasih dari hati,” tulis Balotelli di Instagram.
Dan Balotelli juga agak sedikit menyindir Juric dan Setti. "Kamu membuktikan dirimu sebagai pria sejati, tidak seperti mereka yang menyangkal bukti," ungkapnya.
----
Mau nonton bola langsung di Inggris? Ayo, ikutan Home of Premier League. Semua biaya ditanggung kumparan dan Supersoccer, gratis! Baca syarat dan ketentuannya di sini. Tersedia juga hadiah bulanan berupa Polytron Smart TV, langganan Mola TV, dan jersey original.