Mason Mount & Tammy Abraham

Eks Akademi Chelsea: Karier Tammy Abraham dan Mason Mount Tak Membuatku Julid

Supersoccer
Situs web sepak bola terlengkap menampilkan berita sepak bola internasional, preview highlights pertandingan ligaEropa, klub dan pemain, statistik pertandingan.
4 April 2020 12:52 WIB
comment
79
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Chelsea. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Logo Chelsea. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Kata siapa akademi sepak bola Chelsea itu jelek? Kalau jelek, ya, tak mungkin mereka bisa bertahan di papan atas Premier League dengan skuat berisikan Tammy Abraham, Mason Mount, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Dua nama di atas adalah contoh pemain didikan akademi The Blues yang mampu mengantar skuat besutan Frank Lampard bercokol di urutan empat klasemen Premier League 2019/20. Keduanya beruntung punya kesempatan main untuk tim utama.
Ada salah seorang teman sejawat Abraham dan Mount di akademi Chelsea yang nasibnya kurang beruntung. Ya, bisa dibilang begitu jika konteks 'beruntung' di sini adalah berkesempatan main di Premier League dan Liga Champions.
Akan tetapi, dia mengaku tak iri, tuh, dengan Abraham dan Mount yang kini berkarier di panggung utama sepak bola Inggris dan Eropa. Oh, iya, nama teman mereka itu adalah Mukhtar Ali.
"Melihat mereka di starting line-up Chelsea adalah kegembiraan bagi semua orang yang pernah jadi bagian dari tim junior. Sekarang, aku tidak pernah berpikir bahwa itu seharusnya aku [yang di tim utama], karena aku sangat bahagia melihat mereka," katanya kepada Goal International.
ADVERTISEMENT
Ya, sudahlah. Manusia memang punya rezekinya masing-masing. Enggak usah julid dan Ali memang mengaku tak iri. Terbukti, dia masih menjalin kontak dengan eks rekan-rekannya hingga kini.
Ali Mukhtar menggunakan jersi Chelsea. Foto: Tom Dulat/Getty Images
"Aku masih berhubungan dengan kebanyakan dari mereka dan mereka layak berada di tim utama. Tammy selalu menjadi pria yang haus gol dan Anda bisa melihatnya sejak muda, di mana pun dia bermain," kata Ali yang lahir pada tahun yang sama dengan Abraham (1997).
"Dia pemain paling tinggi di akademi, sehingga secara fisik lebih unggul dari semua pemain di timnya dan lawannya. Dia adalah pemain yang sangat bagus," lanjutnya.
Oke, itu Abraham. Lalu, bagaimana kesan Ali terhadap Mount yang dua tahun lebih muda darinya?
Mason Mount dan Tammy Abraham merayakan gol Jorginho. Foto: Reuters/Andrew Couldridge
"Anda bisa mengoper bola kepadanya dalam posisi apa pun dan dia akan mengendalikannya dengan baik. Dia bisa bermain di bawah tekanan, dia adalah pemain kombinasi yang bagus dan dia sangat, sangat cerdas," terangnya.
ADVERTISEMENT
"Dia juga punya tendangan yang sangat bagus, sehingga Anda selalu berharap dia berada di posisi yang enak baginya untuk mencetak gol," sambungnya.
Sepanjang musim ini, per Transfermarkt, Abraham sudah membikin 15 gol (terbanyak di antara pemain Chelsea lain) dan enam assist dari 34 laga lintas ajang; sedangkan Mount telah mencatatkan enam gol dan lima assist dari 41 laga semua kompetisi.
Dua pemain Chelsea asal Inggris, Mason Mount (kiri) dan Tammy Abraham. Foto: Glyn KIRK / AFP
Sementara itu, apa kabar Ali sekarang? Well, sejak meninggalkan 'London Biru' pada 2017, dia sempat membela Vitesse di Liga Belanda. Per Agustus 2019 hingga sekarang, dia terikat kontrak dengan klub Liga Arab Saudi, Al-Nassr.
Sejak 2017 pun Ali sudah mengantongi tiga caps Timnas Arab Saudi. Ya, tak semua pemain sepak bola ditakdirkan punya nasib serupa, tetapi itu bukan alasan untuk tak bahagia, bukan? Mari menjadi pribadi anti-julid seperti Ali.
ADVERTISEMENT
---
Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi uang tunai Rp50.000.000. Buruan daftar di sini.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten