Granit Xhaka

Kabur bak Pengecut? Maaf, Itu Bukan Sifat Granit Xhaka

Supersoccer
Situs web sepak bola terlengkap menampilkan berita sepak bola internasional, preview highlights pertandingan ligaEropa, klub dan pemain, statistik pertandingan.
25 Februari 2020 17:45 WIB
comment
118
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Granit Xhaka saat dicemooh suporter Arsenal. Foto:  REUTERS/David Klein
zoom-in-whitePerbesar
Granit Xhaka saat dicemooh suporter Arsenal. Foto: REUTERS/David Klein
ADVERTISEMENT
Granit Xhaka dicemooh fans Arsenal --tim yang dibelanya-- di laga kontra Crystal Palace pada 27 Oktober 2019. Tak lama setelah itu, ban kaptennya dicopot sehingga dia tidak lagi menjadi pemimpin skuat The Gunners, baik di lapangan maupun di ruang ganti.
ADVERTISEMENT
Xhaka pun santer dikabarkan bakal berganti kostum di momen bursa transfer musim dingin 2020. Hertha Berlin disebut menjadi peminat serius gelandang Swiss itu.
Akan tetapi, kenapa pada akhirnya Xhaka masih bertahan di Stadion Emirates? Itu karena dia bukanlah seorang pengecut.
Oke, oke. Memang ada andil Mikel Arteta yang membujuknya untuk bertahan di Arsenal. Pelatih asal Spanyol itu juga yang membikin Xhaka dapat tampil bagus sejak era kepelatihannya.
Namun di sisi lain, Xhaka menyebut bahwa dia tidak berharap meninggalkan Arsenal. Terlebih, sempat ada ketakutan dalam benaknya bahwa laga kontra Crystal Palace di Premier League itu bakal menjadi laga terakhirnya membela The Gunners.
"Tentu saja [aku takut], aku tidak berbohong. Sebab itu tidak mudah bagiku dan keluargaku. Aku harap orang mengerti ini," kata gelandang 27 tahun itu kepada Standard Sport.
ADVERTISEMENT
“Namun, kupikir aku perlu menunjukkan karakterku. Aku bukan orang yang melarikan diri. Aku selalu berkata kepada klub, 'Selama di sini, aku siap memberikan segalanya'. Selalu begitu. Aku berlatih sangat keras dan hal yang mengubah segalanya itu adalah kuncinya. Ini [telah memberiku] kebahagiaan besar," lanjutnya.
Selain itu, Xhaka juga mempertimbangkan masa depannya. Menurutnya, Arteta kini membawa tim ke arah yang lebih baik. Dia mengaku bahagia selama dilatih eks asisten pelatih Manchester City itu.
"Aku tahu kami bisa memiliki masa depan yang bagus bersama Mikel, dengan klub ini dan itulah sebabnya aku sangat bahagia," jelasnya.
Tidak seperti Unai Emery, Arteta tahu cara memaksimalkan potensi Xhaka. Dia bukan tipikal pemain dengan press resistance (punya ketahanan saat ditekan lawan) bagus, tidak pula andal mengawali serangan dari belakang karena cenderung lambat saat berbalik badan usai menerima bola dari kiper.
Granit Xhaka saat masih menjadi kapten Arsenal. Foto: Glyn KIRK / AFP
Xhaka mesti disuruh berdiri di posisi yang tidak memaksanya bergerak dengan lincah. Plus, harus ada pemain lain yang melindunginya ketika dia sedang memegang bola. Dengan begitu, Xhaka bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya, yakni, misalnya, memberi umpan panjang, baik lambung atau datar.
ADVERTISEMENT
Gol Eddie Nketiah di laga Arsenal vs Everton juga diawali dari kecermatan Xhaka mengirim umpan datar kepada Bukayo Saka. Baru setelah itu, si wonderkid melepas umpan silang pada Nketiah untuk dikonversi jadi gol.
Di samping aspek teknis, Xhaka juga mengeluhkan gegar budaya yang dialaminya. Ada perbedaan cara berinteraksi antara pemain dengan penggemar di Inggris dan di Jerman.
“Di satu sisi, aku memahami para penggemar, karena mereka selalu ingin para pemain tampil [bagus]. Namun di sisi lain, mereka harus memahami kami juga. Itu tidak selalu mudah,” katanya.
Granit Xhaka: "Saranghae untuk fans Arsenal sa alam dunya". Foto: Reuters/Stefan Wermuth
“[Di Inggris] kami tidak memiliki koneksi dengan para penggemar. Di Jerman, ada memiliki sesi latihan terbuka, para penggemar datang dan [berbicara dengan Anda], menanyakan alasannya," terang eks penggawa Borussia Moenchengladbach itu.
ADVERTISEMENT
“Di sini, semuanya tertutup. Jadi, bagiku, akan baik kali ini untuk menjelaskan kepada orang-orang tentang apa yang tidak baik atau buruk. Namun, sekarang itu tidak masalah. Kini, kami harus menikmatinya, itu paling penting," pungkasnya.
Well, ternyata saling pengertian itu penting. Pemain memahami penggemar, dan sebaliknya. Namun, budaya tidak bisa dipaksakan dan nyaris mustahil untuk diubah. Beradaptasi adalah kunci. Kini, Granit Xhaka tampak sedang menikmatinya.
---
Mau nonton bola langsung di Inggris? Ayo, ikutan Home of Premier League. Semua biaya ditanggung kumparan dan Supersoccer, gratis! Ayo buruan daftar di sini.
Bagi yang mau nonton langsung siaran Liga Inggris, bisa ke Mola TV; dan bagi yang ingin merasakan kemeriahan Nobar Supersoccer, bisa cek list schedule-nya di SSCornerID. Tersedia juga hadiah bulanan berupa Polytron Smart TV, langganan Mola TV, dan jersey original.
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten