Kisah Eks Pemain Barcelona yang Pernah Alami Rasialisme di Ruang Ganti

Supersoccer
Situs web sepak bola terlengkap menampilkan berita sepak bola internasional, preview highlights pertandingan ligaEropa, klub dan pemain, statistik pertandingan.
Konten dari Pengguna
5 Desember 2019 18:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Supersoccer tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pesan anti-rasialisme UEFA. Foto: AFP/Ben Stansall
zoom-in-whitePerbesar
Pesan anti-rasialisme UEFA. Foto: AFP/Ben Stansall
ADVERTISEMENT
Rasialisme adalah musuh besar sepak bola, 'penyakit' yang mesti dienyahkan sesegera mungkin.
ADVERTISEMENT
Selama ini, kita mungkin sering mendengar bahwa rasialisme terjadi di dalam stadion, terutama ketika sebuah laga sedang berlangsung. Entah itu berbentuk siulan, tulisan, atau suara-suara yang mengejek golongan tertentu.
Namun, bagaimana jadinya jika rasialisme dialami pemain di ruang ganti? Inilah hal yang baru-baru ini diungkapkan eks pemain Barcelona, Emmanuel Petit.
"Aku [pernah] mengalami rasialisme. Aku merasakannya di ruang ganti Barcelona," kata pemain yang membela Blaugrana selama 2000-2001 itu kepada RMC Sport, dilansir Marca.
"Mungkin [terdengar] mengejutkan, tapi itu kadang-kadang terjadi, walaupun dengan beberapa pemain itu terjadi cukup sering," lanjutnya.
Petit menilai, penyebab terjadinya rasialisme pada masa itu adalah karena suasana ruang ganti Barcelona yang tak kondusif. Seperti ada perang di ruang ganti tim yang saat itu diasuh oleh Lorenzo Serra Ferrer.
ADVERTISEMENT
"Aku tiba di [Barcelona] saat kondisi [ruang ganti] sedang buruk. Ada perang di ruang ganti antara pemain Catalunya dan Belanda," ungkapnya.
"[Lorenzo] Serra Ferrer juga tidak memiliki kekuatan yang cukup atau karisma yang kuat untuk mengelola tim," tambahnya.
Well, meskipun Petit itu orang Prancis tapi tampaknya dia juga kena getahnya, ya. Ibaratnya, gajah bertarung sama gajah, pelanduk mati di tengah-tengah.
Oh iya, eks pemain Arsenal itu juga tidak merinci siapa-siapa saja aktor perkelahian berbau rasialisme pada masa itu. Namun, kalau mau membedah skuat Barcelona musim 2000/2001, jumlah pemain Belanda-nya memang cukup banyak.
Setidaknya, ada enam pemain asal 'Negeri Kincir Angin': Michael Reiziger, Frank de Boer, Phillip Cocu, Patrick Kluivert, Marc Overmars, dan Boudewijn Zenden.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pemain-pemain berdarah Catalunya jelas lebih banyak dan mayoritas. Dua di antaranya adalah Pep Guardiola (kapten) dan Xavi Hernandez.
"Nasionalisme dekat dengan rasialisme. Ketika aku tiba, mereka bilang kepadaku agar aku tidak belajar Bahasa Spanyol, tetapi belajar Bahasa Catalunya," kisahnya.
"Aku memberi tahu mereka bahwa aku di Spanyol, dan mereka mengatakan kepadaku bahwa aku di Catalunya," ujarnya.
"Saya muak dengan hal-hal itu. Ketika orang mengidentifikasi diri mereka secara berlebihan [dengan sesuatu], mereka sangat dekat dengan rasialisme," pungkasnya.
----
Mau nonton bola langsung di Inggris? Ayo, ikutan Home of Premier League. Semua biaya ditanggung kumparan dan Supersoccer, gratis! Ayo buruan daftar di sini. Tersedia juga hadiah bulanan berupa Polytron Smart TV, langganan Mola TV, dan jersey original.
ADVERTISEMENT