Petuah Arrigo Sacchi: Kalau Mau Jadi Joki, Orang Tak Perlu Jadi Kuda Dulu

Supersoccer
Situs web sepak bola terlengkap menampilkan berita sepak bola internasional, preview highlights pertandingan ligaEropa, klub dan pemain, statistik pertandingan.
Konten dari Pengguna
1 April 2020 18:53 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Supersoccer tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pelatih legendaris AC Milan, Arrigo Sacchi. Foto: JAVIER SORIANO / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih legendaris AC Milan, Arrigo Sacchi. Foto: JAVIER SORIANO / AFP
ADVERTISEMENT
Siapa itu Arrigo Sacchi? Eks pemain klub mana itu? Apa prestasinya? Ah, masa orang kayak begini disuruh melatih AC Milan?
ADVERTISEMENT
Well, mungkin cara orang-orang memandang Sacchi kala dia pertama kali diangkat menjadi pelatih Rossoneri. Mereka memicingkan mata, bertanya-tanya, penuh keraguan.
Apa boleh bikin? Sacchi tidak punya karier sebagai pesepak bola yang mentereng. Dengan reputasi tak jelas seperti itu, tak pelak jika nada-nada keraguan membisingkan telinganya.
Pelatih-pelatih Milan sebelum Sacchi, yakni Nils Liedholm, Massimo Giacomini, Italo Galbiati, Luigi Radice, hingga Ilario Castagner punya reputasi bermain di Serie A dan Serie B. Jejak karier mereka masih bisa dicari dalam sejarah.
Terutama orang yang namanya disebut pertama itu. Orang Swedia itu pernah mengenyam kejayaan di Serie A bersama dua temannya, Gunnar Nordahl dan Gunnar Gren.
Ketika menjadi pelatih, Liedholm juga menyumbang satu gelar Serie A. Namun, itu sudah lama sekali jika dihitung hingga hari kedatangan Sacchi di San Siro.
ADVERTISEMENT
Sembilan musim lamanya, Milan tak pernah menjuarai Serie A. Tidak, bahkan gelar kompetisi sepak bola bergengsi lainnya juga tidak. Sempat terdegradasi ke Serie B gara-gara skandal pengaturan skor pula.
Ilustrasi logo AC Milan. Foto: Pixabay
Hingga akhirnya, pria yang ditakdirkan menyulap Milan menjadi raksasa di Italia dan Eropa itu hadir datang pada musim panas 1987. Dialah Sacchi yang akhirnya mampu membuktikan kualitasnya dan menutup mulut para peragunya.
Pada musim perdananya, dia langsung membawa Milan merengkuh scudetto Serie A. Musim berikutnya, langsung European Cup (sekarang Liga Champions), begitu juga pada satu musim setelahnya.
ADVERTISEMENT
Back-to-back. Milan era Sacchi-lah yang pertama melakukannya di turnamen level tertinggi Eropa itu.
Pada masa itu, Sacchi punya trio Belanda legendaris: Marco van Basten, Ruud Gullit, dan Frank Rijkaard. Namun yang tak kalah penting adalah kehadiran trio Franco Baresi, Alessandro Costacurta, Mauro Tassotti, dan Paolo Maldini di lini belakang.
Selain itu, Milan juga diperkuat oleh Roberto Donadoni. Juga, jangan lupakan nama Carlo Ancelotti. Ya, pelatih yang kelak membawa Milan menuju kejayaan di abad ke-21 itu pernah bermain di bawah arahan Sacchi.
AC Milan cuma punya satu kapten, dia adalah Franco Baresi. Foto: Sonny Tumbelaka / AFP
Carlo Ancelotti, murid Arrigo Sacchi. Foto: REUTERS/Ian Walton
Frank Rijkaard , Marco Van Basten, dan Ruud Gullit. Foto: AFP
Total, Sacchi menyumbangkan tak kurang dari delapan trofi untuk mengisi kabinet trofi AC Milan. Dia adalah pelatih yang mengubah Milan. Tidak, bahkan dia adalah pria yang mengubah sepak bola Italia.
ADVERTISEMENT
Hari ini, 1 April 2020, Sacchi berulang tahun yang ke-74. Sehat-sehat terus, legenda. Semoga Anda diberi kekuatan dan ketabahan ketika melihat kondisi AC Milan dan negara Italia sekarang.
---
Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi uang tunai Rp50.000.000. Buruan daftar di sini.