Logo Liverpool FC

Premier League: Kala Liverpool, sang Pemuncak, Ditekuk Tim Juru Kunci

Supersoccer
Situs web sepak bola terlengkap menampilkan berita sepak bola internasional, preview highlights pertandingan ligaEropa, klub dan pemain, statistik pertandingan.
13 Desember 2019 14:44 WIB
comment
66
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Liverpool FC. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Logo Liverpool FC. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Liverpool bisa dibilang bakal menghadapi lawan mudah pada pekan ke-17 Premier League 2019/20. Ya, The Reds bakal menjamu Watford di Anfield, Sabtu (14/12/2019).
ADVERTISEMENT
Kenapa banyak yang berasumsi bahwa Liverpool, sang pemuncak klasemen, bakal menjalani laga yang 'mudah'? Sebab, performa Ben Foster dan rekan-rekannya itu sedang jeblok. Mereka bahkan menjadi juru kunci klasemen.
Eittss.. Tapi jangan meremehkan, ya. Ingat, ini Premier League. Berbagai kejutan bisa saja terjadi.
Selain itu, ada satu fakta menarik soal laga Liverpool saat melawan tim juru kunci. Begini, terakhir kali Liverpool menghadapi tim juru kunci ketika mereka sedang berada di puncak klasemen adalah pada musim 2008/09.
Itu terjadi pada pekan ke-11, tepatnya 1 November 2008. Tebak, siapa tim juru kunci yang dihadapi oleh Steven Gerrard dan kolega pada masa itu?
West Bromwich Albion? Middlesbrough? Newcastle United?
Salah semua. Yang benar: Tottenham Hotspur.
ADVERTISEMENT
Ya, performa The Lilywhites pada awal musim itu memang sedang jeblok-jebloknya. Sebelum menghadapi Liverpool, Spurs asuhan Harry Redknapp menderita enam kekalahan dan tiga hasil imbang. Mereka cuma sekali menang di Premier League.
Sementara itu, Liverpool asuhan Rafael Benitez lagi jago-jagonya. Ya, iyalah. Kalau enggak, mana mungkin jadi pemuncak klasemen. Mereka delapan kali menang dan dua kali seri.
Waktu itu, Liverpool punya penyerang andalan bernama Fernando Torres. Masih ingat, dong, sama dia? Sayangnya, penyerang asal Spanyol itu enggak main di laga melawan Spurs karena cedera.
Fernando Torres di Liverpool. Foto: PAUL ELLIS / AFP
Harusnya, sih, itu bukan alasan karena Liverpool masih punya Dirk Kuyt, Albert Riera, hingga Robbie Keane --yang pada paruh musim kedua balik membela Spurs. Selain itu, Gerrard kerap dijadikan senjata untuk mendulang gol.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, kenyataan berkata lain. Liverpool kalah 1-2, padahal mereka unggul duluan berkat gol Kuyt pada laga yang berlangsung di White Hart Lane itu.
Gol bunuh diri Jamie Carragher dan gol tunggal Roman Pavlyuchenko memberi keunggulan bagi tuan rumah hingga akhir laga.
Kemenangan ini seolah menjadi momentum bagi Ledley King dan kolega untuk tampil lebih baik. Buktinya, pada lima laga Premier League berikutnya, Spurs mampu menggamit tiga kemenangan dan dua kali kalah hingga akhirnya mengakhiri musim di peringkat delapan.
Roman Pavlyuchenko di Tottenham. Foto: IAN KINGTON / AFP
Di lain pihak, kekalahan itu membuat Liverpool turun ke peringkat dua. Sebelum laga itu, mereka hanya berjarak tiga poin dari Chelsea. The Blues yang menang di pekan ke-11 naik ke puncak karena mengoleksi jumlah gol dan selisih gol lebih baik dari Liverpool.
ADVERTISEMENT
Pada akhir musim, Liverpool gagal juara. Mereka jadi runner-up yang total poin akhirnya hanya berjarak empat poin dari sang juara, Manchester United.
Apakah Liverpool akan bernasib serupa musim ini? Ini kondisinya mereka juga sekarang lagi jago-jagonya, lho, sementara Watford lagi ambyar-ambyarnya.
Namun, setidaknya kita tahu bahwa anak asuh Juergen Klopp punya keunggulan dibanding tim era Benitez. Tim Liverpool kiwari bisa mencetak gol dari segala lini, terutama lini serang mereka yang ajaib. Pun dengan kedalaman skuat yang sudah lebih baik.
Para pemain Liverpool merayakan gol. Foto: Reuters/John Sibley
Meski begitu, Liverpool harus berhati-hati karena musim ini Watford mampu merepotkan tiga tim 'Big 6'. 'Big 6' ini konteksnya Manchester City, Liverpool, Chelsea, Spurs, Arsenal, dan Manchester United; mengacu pada posisi finis akhir musim lalu.
ADVERTISEMENT
Watford mampu menahan imbang Arsenal (2-2) dan Spurs (1-1), serta membuat Chelsea hanya mampu menang tipis 2-1 atas mereka.
Hanya, suporter Liverpool bisa tetap tenang. Kalaupun sampai kalah, Liverpool tak bakal langsung kehilangan takhta karena mereka berjarak delapan poin dari Leicester City, si runner up sementara.
Namun, ya, ingatlah bahwa ini Premier League. Satu poin saja amat berarti.
----
Mau nonton bola langsung di Inggris? Ayo, ikutan Home of Premier League. Semua biaya ditanggung kumparan dan Supersoccer, gratis! Ayo buruan daftar di sini. Tersedia juga hadiah bulanan berupa Polytron Smart TV, langganan Mola TV, dan jersey original.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten