Peran Serta Orang Tua dalam Pencegahan Korupsi di Lingkungan Keluarga

Suprianto Haseng
Direktur Program dan Head of Media Millenial Talk Institute, Founder Komunitas Sejumi Indonesia, Penyuluh Antikorupsi Tersertifikasi LSP KPK RI
Konten dari Pengguna
15 Oktober 2021 15:26 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Suprianto Haseng tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi keluarga bahagia dengan satu anak saja. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi keluarga bahagia dengan satu anak saja. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Sekarang ini siapa yang tidak kenal dengan korupsi ?
Korupsi sudah sangat meresahkan masyarakat. Tidak salah kalau dikatakan bahwa korupsi merupakan suatu tindak kejahatan yang luar biasa. Akibat yang ditimbulkan dari korupsi ini memberikan dampak buruk bagi semua sektor kehidupan, yang tidak hanya pada kondisi kerugian keuangan negara.
ADVERTISEMENT
Banyak yang mengatakan bahwa korupsi itu adalah perbuatan tercela, namun banyak juga yang melakukan perbuatan tercela itu. Anehnya yang mengatakan demikian adalah orang-orang terpelajar, para pejabat negara, politisi, dan yang memiliki posisi penting di Republik Indonesia ini.
Beberapa dampak dari perilaku korupsi:
ADVERTISEMENT
Oleh karena itulah, Pendidikan Anti Korupsi ini memang harus bisa ditanamkan sejak dini sehingga anak-anak bisa memahami dengan baik apa itu korupsi dan dampaknya pada kehidupan mereka. Tak hanya itu saja, peran orang tua juga sangat penting dalam perkembangan anak. Untuk itulah, diharapkan orang tua menjadi garda terdepan dalam mencegah praktik-praktik korupsi tumbuh subur khususnya di lingkungan keluarga dan masyarakat.
Selain itu, Pendidikan Anti Korupsi juga dilakukan yaitu dengan tujuan serta harapan agar anak-anak bisa lebih paham dan menjadi senjata paling ampuh untuk dapat mencegah terjadinya kasus korupsi yang terjadi di masa akan datang. Penanaman pendidikan mengenai anti korupsi sejak dini tentu sangat baik sekali karena nantinya si anak akan memiliki karakter dan jiwa anti korupsi. Untuk itulah, cara mengajarkan anak tidak korupsi bisa dilakukan sejak dini dan tanamkan pengetahuan-pengetahuan mengenai anti korupsi.
ADVERTISEMENT
Jika anak telah memiliki jiwa anti korupsi maka nantinya pada saat dewasa akan dapat menjadi benteng yang kuat bagi mereka untuk tidak akan melakukan perbuatan korupsi. Oleh sebab itulah, ada hal yang harus diketahui bahwa inti dari adanya pendidikan anti korupsi ini yaitu dengan tujuan untuk menanamkan karakter-karakter kepada generasi muda sehingga mau berlaku jujur terlebih lagi dalam hidupnya sendiri. Hal seperti ini juga diharapkan dapat mengontrol dirinya sendiri untuk tidak melakukan perbuatan tercela yakni dengan korupsi.
Berikut beberapa cara untuk menanamkan nilai integritas anti korupsi pada anak sejak usia dini. Peran serta orang tua sangat dibutuhkan dalam menanamkan nilai-nilai integritas anti korupsi tersebut sejak dini.
1. Tanamkan nilai kejujuran pada anak
ADVERTISEMENT
Kejujuran ataupun sikap lurus hati, tidak curang dan juga tidak berbohong merupakan salah satu perbuatan mulia dan penting sekali untuk ditanamkan sejak usia dini. Untuk caranya, sebagai orang tua bisa mengajari sang anak untuk tidak mengambil sesuatu khususnya milik orang lain, kemudian biasakan pula mengajari anak untuk meminta izin terlebih dahulu sebelum meminjam. Kita juga harus bisa mengajarkan kepada anak agar tidak menyontek dan tumbuhkan pula kebanggaan saat ia bisa berhasil dengan usaha ataupun upayanya sendiri.
Selain itu, kita juga bisa tekankan kepada anak untuk bisa membiasakan anak bercerita secara terbuka, ajari mereka mengakui kesalahannya serta selalu menepati janji kepada anak. Begitu juga dalam nilai ujiannya, apabila sang anak tidak mendapatkan nilai yang sempurna maka sebagai orang tua jangan memarahinya, ada baiknya untuk memberikan apresiasi namun menuntunnya agar dapat lebih berusaha lagi ke depannya sehingga bisa mendapatkan nilai yang lebih baik. Puji dan buatlah sang anak lebih termotivasi tentu hal seperti ini akan jauh lebih baik dibandingkan Anda memarahinya.
ADVERTISEMENT
2. Tanamkan rasa kepedulian pada anak
Peduli tentu merupakan sebuah tindakan dan perilaku yang baik. Peduli dengan orang lain tentu mengindikasikan anak bahwa ia dapat memahami kesusahan dari anak-anak lainnya. Di sinilah kita bisa menumbuhkan rasa empati dari sejak dini sehingga anak dapat peduli terhadap temannya ataupun orang lain.
3. Latih anak untuk selalu disiplin
Disiplin juga merupakan salah satu bentuk dari nilai integritas yang harus ditanamkan pada anak sejak dini. Disiplin merupakan salah satu bentuk ketaatan terhadap sebuah aturan, baik itu dengan cara tertulis ataupun tidak tertulis. Tak hanya itu saja, disiplin ini juga memiliki arti bahwa kebiasaan dan juga tindakan yang konsisten mengenai segala bentuk peraturan yang ada ataupun berlaku.
ADVERTISEMENT
Untuk contohnya yaitu kita bisa membuat peraturan di rumah dengan mengajarkan anak untuk membuang sampah pada tempatnya, mengatur waktu untuk bermain, belajar dan waktu istirahat. Anak-anak harus bisa mengikuti peraturan yang ada baik itu di rumah maupun di sekolah. Namun, penting untuk diketahui bahwa dengan mengajari anak disiplin kita harus benar-benar paham apa yang dimaksud disiplin ini dan bukan paksaan terhadap anak. Kuncinya adalah kita harus bisa benar-benar mengajarkan konsistensi dan bukan paksaan.
4. Ajari anak untuk selalu mandiri
Mandiri ataupun sebuah sikap yang tidak bergantung dengan orang lain tentu harus ditanamkan pula kepada anak. Di mana pada saat anak sedang mengalami masalah maka sebaiknya jangan langsung untuk membantunya, biarkan ia menyelesaikan dengan sendiri sesuai dengan usahanya. Lalu kita harus memberinya kepercayaan dan dukungan bahwa sang anak akan mampu untuk menghadapi masalahnya sendiri.
ADVERTISEMENT
Untuk hal seperti ini maka kita bisa menanamkan nilai-nilai integritas dari sejak dini misalnya yaitu belajar memakai baju sendiri, memakai sepatu atau mengikat tali sepatu sendiri, makan sendiri dan sebagainya. Selain itu, biasakan pula untuk anak tidak selalu harus bisa memilih jalan pintas, yakni seperti menyontek jika ia ingin mendapatkan nilai bagus.
5. Tumbuhkan rasa tanggung jawab pada anak
Selanjutnya kita juga bisa menumbuhkan rasa tanggung jawab kepada anak dan ini juga merupakan salah satu cara untuk perilaku dalam pencegahan korupsi di masa akan datang. Jadi, rasa tanggung jawab ataupun sikap atau perilaku anak dalam menanggung akibat terlebih lagi dari perbuatan yang dilakukannya tentu dapat ditanamkan dari usia dini.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, nantinya kita bisa menanamkan dan mengajari anak tentang konsekuensi mengenai permasalahan yang ada. Misalnya, apabila jika ia merusak mainan temannya maka beritahukan kepadanya mencoba untuk memperbaikinya dan berani untuk mengakui kesalahannya. Selain itu, kita juga bisa mendukung sang anak untuk menyelesaikan tugasnya. Misalnya yaitu seperti mengerjakan PR, membereskan tempat tidur, membereskan mainannya dll.
6. Kesederhanaan
Bersikap bersahaja, tidak berlebihan dan sederhana tentu merupakan sikap yang baik serta harus ditanamkan sejak kecil. Hal ini tentunya dapat dibangun dengan mudah dan diajarkan kepada anak bahwa harus bisa merasa cukup atas apa yang dimilikinya. Setiap anak tentu ingin membeli ini dan itu setiap kali ia melihatnya. Misalnya seperti membeli mainan, maka tugas kita bisa memberitahukan kepadanya bahwa dirumah sudah banyak mainan.
ADVERTISEMENT
Kemudian ajarkan pula padanya untuk membeli sesuatu yang paling dibutuhkan dan bukan sesuatu yang diinginkan. Selain itu, tekankan pula mengenai pentingnya suatu hal bukan hanya baru ataupun bagusnya saja melainkan lihat juga fungsi serta manfaatnya.
7. Keberanian
Bersikap berani tentu suatu hal yang harus diacungkan jempol. Sebab tidak semua anak memiliki sifat seperti ini. Di mana berani tersebut merupakan sebuah sikap yang percaya diri, tidak takut ataupun getar dalam menghadapi bahaya dan juga kesulitan. Sikap seperti ini tentu dapat dibangun dengan mudah yakni dengan cara membiarkan anak bereksplorasi serta belajar dari kesalahan yang dibuatnya.
Tak hanya itu saja, kita juga harus bisa menanamkan nilai-nilai moral sejak usia dini ataupun usia kecil dan ajak anak untuk melakukan sesuatu hal yang ia yakini sebagai sesuatu hal yang benar. Misalnya yaitu membela temannya yang sedang diejek, berani tampil di depan umum, berani menegur temannya yang membuang sampah sembarangan dan lainnya.
ADVERTISEMENT
8. Keadilan dan kerja keras
Bersikap adil dan kerja keras tentu kedua hal yang harus ditanamkan kepada diri sang anak sejak kecil. Di mana adil ini merupakan sikap yang haknya sama dan tidak memandang pilih kasih. Sedangkan kerja keras merupakan sikap gigih serta selalu fokus dalam melakukan suatu hal. Namun, kedua hal ini sangat penting untuk diajarkan pada anak sehingga ia memilih sikap yang adil dan mau bekerja keras untuk hidupnya.
Untuk anak bisa menerapkan konsep sesuai usianya, misalnya membagikan kepada orang dengan adil seperti makanan yang dibawanya. Selain itu, kita juga bisa menanamkan nilai bahwa setiap orang memiliki hak dan kewajiban yang sama. Begitu juga dengan kerja keras, di mana ini merupakan nilai positif yang harus diajarkan kepada anak sehingga anak tidak menyerah dengan begitu saja ataupun bergantung pada orang lain.
ADVERTISEMENT
Misalnya yaitu anak ingin mendapatkan nilai yang bagus, tentu kita harus bisa mengajarkan bahwa untuk mendapatkan nilai yang bagus anak harus bisa belajar dengan tekun dan rajin bukan menyontek pekerjaan temannya. Jadi, ajarkan ia dengan baik mengenai kerja keras sehingga sang anak tidak manja dan bergantung pada orang lain.
Demikian nilai-nilai integritas yang bisa diajarkan kepada anak sejak dini. Suksesnya penerapan nilai-nilai integritas ini tergantung sejauh mana peran orang tua dalam mendidik anak. Karena sejatinya orang tua adalah madrasah bagi anak.
Sumber referensi
Pusat Edukasi Anti Korupsi KPK RI
Penulis Merupakan Penyuluh Anti Korupsi Pertama
Sertifikasi LSP KPK RI
No Reg PAK. 915. 0. 00274. 2021