Bank Indonesia Luncurkan Buku KSK Terbarunya

Konten Media Partner
3 Mei 2019 18:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Di buku KSK nomor 32 ini lebih menekankan pada analisis dari setiap kebijakan yang diterapkan, bukan perkembangannya.
zoom-in-whitePerbesar
Di buku KSK nomor 32 ini lebih menekankan pada analisis dari setiap kebijakan yang diterapkan, bukan perkembangannya.
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia meluncurkan buku Kajian Stabilitas Keuangan (KSK) Semester II 2018 nomor 32 yang membahas mengenai kondisi ketidakpastian ekonomi global pada tahun 2018 serta analisis dari kebijakan yang diterapkan.
ADVERTISEMENT
Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia, menyebutkan bahwa dalam buku ini telah dilakukan perombakan dari buku KSK yang sebelumnya dan lalu memfokuskan pada 3 hal penting.
Yang pertama adalah fokus BI pada makro financial linkage, yakni hubungan antara sektor keuangan, korporasi, pemerintah, bank sentral, maupun global. Keterkaitan antara sektor keuangan dengan sektor lainnya menjadi salah satu hal penting yang ditekankan pada buku ini. Yang kedua adalah bahwa penjelasan resiko dari stabilitas sistem keuangan yang terjadi baik di skala mikro maupun skala makro. Yang ketiga adalah buku ini menekankan pada analisis dari kebijakannya, bukan perkembangannya.
Perry menambahkan, menyoroti kembali kondisi tahun 2018, penguatan intermediasi ditengah ketidakpastian ekonomi global menjadi penting, begitu pula bagaimana cara melihat konteks analisis kasus yang terjadi sekarang. Ketidakpastian ekonomi global pada tahun 2018 tidak hanya memberikan tekanan pada sisi moneternya saja, namun juga pada stabilitas sistem keuangan yang ada di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Terdapat analisa terkait implikasi perlambatan ekonomi global, dampak kenaikan suku bunga The Fed, dampak penguatan Dollar, lalu bagaimana langkah kami dalam menaikan suku bunga 175 basis poin serta menjaga stabilitas terhadap nilai tukar melalui intervensi,” papar Perry. Di buku tersebut juga menyebutkan serangkaian tantangan dan langkah-langkah kebijakan moneter yang diterapkan agar tetap selaras dengan upaya menjaga stabilitas sistem keuangan, baik secara mikro maupun makro.
“Inilah tantangan yang harus kita cermati dari sisi bank sentral. Sehingga kecermatan dan respon yang tepat itu harus dirumuskan. Langkah-langkah global dan di sisi moneter harus bisa memitigasi resiko terhadap sistem keuangan. Ada pula dijelaskan bagaimana kenaikan suku bunga dan sisi moneter tidak berdampak pada stabilitas sistem keuangan. Maka dari itu, kami luncurkan 'jamu manis' kebijakan ekonomi makro yang sebelumnya tidak pernah diajarkan di Perguruan Tinggi,” imbuh Perry.
ADVERTISEMENT
Editor : Eva Martha Rahayu
www.swa.co.id