Pentingnya Organisasi Mengelola Keragaman

Konten Media Partner
16 Oktober 2019 15:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

Pentingnya Organisasi Mengelola Keragaman

Sri Mulyani saat memberi paparan dalam Simposium ‘Diversity & Healthy Relationship’ yang dilaksanakan oleh jurnal Makara Human Behavior Studies in Asia.
zoom-in-whitePerbesar
Sri Mulyani saat memberi paparan dalam Simposium ‘Diversity & Healthy Relationship’ yang dilaksanakan oleh jurnal Makara Human Behavior Studies in Asia.
ADVERTISEMENT
Penerbit jurnal ilmiah Makara Human Behaviors Studies in Asia (Makara Hubs-Asia) berupaya menjadi fondasi bagi pembentukan bangsa Indonesia dengan menyebarkan ilmu pengetahuan melalui publikasi ilmiah yang kini fokus pada topik keragaman atau kebhinnekaan (diversity).  Dalam simposium ‘Diversity & Healthy Relationship’ yang dilaksanakan oleh jurnal Makara Human Behavior Studies in Asia, yaitu pada tanggal 10 – 12 Oktober 2019.
ADVERTISEMENT
Sebagai salah satu pembicara, Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, menyebutkan salah satu misi dari Kementerian Keuangan yaitu menjadi organisasi yang inklusif. Berbagai langkah sistemik perlu dilakukan agar organisasi bisa menjalankan misinya, misalnya sistem seleksi yang adil terhadap semua keragaman dan transparan, pelatihan untuk membuat orang bisa mengerti dan berempati terhadap orang yang berbeda dengannya, town-hall meeting untuk membahas aspek ini secara terbuka, bahkan live-in, yaitu seorang anak dengan agama tertentu dari satu karyawan, hidup seminggu di rumah karyawan lain yang lain agamanya.
“Program live-in ini ternyata sangat berhasil membuat orang saling merasakan empati dan hubungan personal dengan orang lain yang berbeda keyakinan,” kata Sri Mulyani.
Corina D. Riantoputra, ahli psikologi organisasi sekaligus chief editor dari Makara Hubs-Asia, merumuskan langkah Sri Mulayani dengan menggunakan teori organisasi, yaitu bahwa kejelasan misi ini adalah identitas organisasi; identitas diri karyawan perlu tetap dihargai, tetapi perumusan identitas organisasi adalah kunci perubahan ke arah yang lebih baik. Pemimpin yang baik, akan dapat mengupayakan agar identitas organisasi menjadi nyata dan teraktualkan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak semua pemimpin bisa melakukannya. Yang berhasil adalah pemimpin yang punya visi ke depan, dan berani melangkah secara konsisten dan komprehensif.
ADVERTISEMENT
“Demi keberhasilannya, diperlukan trust/kepercayaan dari seluruh komponen organisasi, karenanya komunikasi yang terbuka dan sistem yang transparan menjadi kunci. Ketiga hal ini teraktualkan oleh Sri Mulyani, yang melihat bahwa Kemenkeu yang dipimpinnya, yang terdiri dari 84 ribu karyawan adalah the glue of Indonesian society,” papar Corina.
Ia melanjutkan bahwa sesungguhnya organisasi (tempat kerja) perlu berperan besar dalam memberikan tempat bagi keragaman karena sebagian besar waktu produktif orang dewasa dihabiskan di tempat kerja/organisasinya.
Sementara itu Prof. Prithviraj Chattopadhyay, ahli relational demography atau diversity management in organizations, mengatakan bahwa untuk mengerti dan mengelola organisasi, kita perlu mengerti komponen yang membangunnya, yaitu orang dengan keragaman usia, masa kerja, suku, gender, status, dll; keragaman ini akan mempengaruhi proses berpikir (yang seringkali tidak disadari) dan proses bertindak.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan yang sama, Prof. Elizabeth George dari Auckland University, yang juga adalah salah satu periset di bidang keragaman di organisasi, menjelaskan bahwa hasil risetnya yang menunjukkan bahwa karyawan akan menerima perbedaan jika perbedaan tersebut adalah hal yang legitimate. Contohnya, karyawan menerima perbedaan gaji jika ada kejelasan aturan tentang penggajian dan ada transparansi bahwa penggajian dilakukan sesuai dengan aturan.
Keragaman di Indonesia dinilai akan semakin dihargai dan akan mendatangkan dampak positif yang mensejahterakan bangsa jika setiap organisasi di Indonesia sadar akan pentingnya organisasi mengelola keragamannya. Tidak heran, topik keragaman di masyarakat dan keragaman di organisasi dijadikan satu topik di simposium Makara Human Behavior Studies in Asia, salah satu flagship journal dari Universitas Indonesia.
ADVERTISEMENT
Editor : Eva Martha Rahayu
www.swa.co.id