Peran Teknologi dalam Perubahan Pola Bisnis dan Industri di Indonesia

Konten Media Partner
18 Juli 2019 14:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

Peran Teknologi dalam Perubahan Pola Bisnis dan Industri di Indonesia

Selular Congress 2019 salah satunya membahas tentang perkembangan industri gaming di Indonesia dna dunia
zoom-in-whitePerbesar
Selular Congress 2019 salah satunya membahas tentang perkembangan industri gaming di Indonesia dna dunia
ADVERTISEMENT
Teknologi telah mendorong perubahan dalam kehidupan manusia, bukan saja pola dan gaya hidup juga dalam bisnis dan industri. Inilah yang dibahas setil dalam Selular Congress 2019 yang diselenggarakan Selular Media Network.
ADVERTISEMENT
Kongres yang digelar rutin setiap tahun, kali ini mengusung tema Creating New Business Through Innovation and Collaboration” yang mengulas bagaimana peranan teknologi mengubah pola bisnis dan industri di Indonesia.
Kehadiran internet cepat yang telah dimulai dari 3G, 4G dan kelak berlanjut ke 5G, sejatinya akan semakin mendorong tumbuhnya inovasi di dunia bisnis. Faktanya, di era new business, inovasi dan beragam layanan menarik banyak dihasilkan dari kemitraan atau kolaborasi. Karenanya sangat penting bagi pelaku usaha untuk merubah mindset dan budaya kerja, sesuai kebutuhan pelanggan di era internet cepatyang semakin dinamis.
"Dari sekadar efficiency dan service oriented ke arah creativity yang bisa mendorong produktifitas dan keuntungan tak terbatas,” ujar Uday Rayana, Editor in Chief dan CEO Selular Media Network di Hotel Sheraton Grand, Gandaria-Jakarta (15/07/2019).
ADVERTISEMENT
Pada kongres yang sudah empat kali diadakan sejak 2016 dihadirk Ririek Adriansyah selaku Ketua Umum ATSI dan Richard Liang - VP & President Director ZTE Indonesia. Selain itu menampilkan pembicara-pembicara terkemuka di industri ICT Indonesia dan dihadiri lebih dari 500 partisipan yang berasal dari kalangan mahasiswa, startup, para pelaku industri dan para stakeholder. Terdiri dari berbagai pakar dari kalangan industri, pemimpin perusahaan, akademisi, regulator, lembaga riset, dan NGO (Non Government Organization).
Semua akan bersinergi membahas transformasi digital di berbagai bidang. Bagaimana kita dapat bekerja bersama-sama untuk mengeksplorasi masa depan industri mobile, menuju Indonesia yang lebih baik.
Salah satu yang dibahas dalam kongres tersebut adalah perkembangan industri gaming. Mengutip Data Bewzoo total jumlah pemain game mobile di dunia mencapai 2,3 miliar, Indonesia menempati posisi ke-17 di dunia dengan jumlah pemain lebih dari 52 juta pemain game mobile. Pertumbuhan luar biasa pengguna ponsel pintar baik global maupun Indonesia yang mendorong pesatnya industri ini.
ADVERTISEMENT
Tentang potensi industri game dipaparkan pada kongres dengan sub tema bahasan: The Rise of Digital Services. Pada sesi ini diisi oleh Crispin P Tristram - Head of Digital Lifestyle Telkomsel, Kirill Mankovski – Managing Director ADA Indonesia, Pridesta Yudha – VP/Head of Digital Factory Indosat Ooredoo dan Hans Kurniadi Saleh – Country Head Garena Indonesia serta dipimpin oleh Teguh Prasetya - Pakar Telekomunikasi,
Terungkap bahwa industri gaming menghasilkan total revenue global mencapai US$ 68,5 miliar atau setara Rp 948 triliun. Sedangkan Indonesia menyumbang sebesar US$ 624 juta atau setara Rp 8,7 triliun untuk mobile gaming selama 2019.
Hal ini dipaparkan salah satu pengembang mobile game: Garena dalam kongres tersebut. Garena mengembangkan game Free Fire dan AoV dua dari game mobile favorit saat ini. “Free Fire berada di top 3 gaming di Play Store dengan lebih dari 100 juta pengunduh,” ujar Hans Kurniadi Saleh, Country Head Garena Indonesia.
ADVERTISEMENT
Fintech juga berkembang pesat dalam 2 tahun terakhir. Sejumlah pembicara yang berkecimpung di pembayaran digital seperti Aji Satria Sulaiman - Direktur Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech), Dhenu Wiarsandi – Product Development Group Head PT Finarya (LinkAja), Chrisma Albandjar – Chief Communications Officer DANA, Victor Putra Lesmana – Director of Payment, Fintech and Virtual Products Bukalapak memberikan paparan perkembangan industri ini di Indonesia serta potensinya ke depan.
Dhenu Wiarsandi, Product Development Group Head PT Finarya (LinkAja), mengatakan, pihaknya tidak akan menggunakan promosi sebagai strategi bisnisnya, melainkan lebih fokus kepada use case yang sesuai.
“LinkAja sebagai bagian dari BUMN akan memanfaatkan sektor transportasi, moda raya terpadu (MRT) telah masuk ke dalam road map LinkAja. Sinergi BUMN pun didorong, salah satunya menggandeng PT Jasa Marga, sudah diuji coba di 20 gerbang tol di Bali dan Jakarta melalui layanan RFID,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Sementara Chrisma Albandjar, Chief Communication Officer Dana, mengatakan, promosi adalah satu satu strategi perusahaan untuk menarik orang agar mau menggunakan layanan-layanan yang disediakan, dengan demikian perusahaan juga dapat membiasakan konsumen dengan produk layanannya.
“Dana mengadakan promosi normalnya tiga kali dalam satu pekan untuk berbagai macam layanan, mulai dari layanan untuk pembelian makanan, membayar tagihan, sampai dengan pemberian voucher kepada pengguna yang mengintegrasikan kartu kredit atau debit ke dalam platform dana,” jelas Chrisma.
Ia berharap kehadiran Dana bisa mendorong masyarakat Indonesia yang cashless dan ketercakupan finansial, pengguna juga bisa memanfaatkan kelebihan-kelebihan uang yang dimiliki. Pengguna Dana saat ini mencapai 15 juta pengguna aktif per April 2019. Jumlah pengguna Dana tercatat naik 50% sejak awal tahun ini.
ADVERTISEMENT
Terakhir sesi ketiga ditutup dengan Sharing Session bertema How to Run a Successful Start-Up. Sejumlah pembicara yang menutup sesi ini diantaranya Ridzki Kramadibrata - President of Grab Indonesia, Leontinus Alpha Edison - Co-founder dari Tokopedia, Irfan A Tahrir - Direktur Human Capital Management Telkomsel dan Rinaldi Tjin - VP of Commerce Sirclo.com. Mereka semua berbagi pengalaman untuk mengembangkan bisnis startup di Indonesia. Tak ketinggalan, gelaran ini juga akan dilengkapi dengan Selular Award yang merupakan ajang penghargaan pada pelaku di industri ICT.
Editor : Eva Martha Rahayu
www.swa.co.id