Pemuda New Normal

Nurmansyah
Humanitarian Actor
Konten dari Pengguna
18 Juni 2020 13:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nurmansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saat ini istilah New Normal udah sering kita dengar, namun belum semuanya mengerti dengan apa yang dimaksud "New Normal" tersebut. Istilah ini sudah hadir saat covid-19 menjadi trending topik di semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Hal ini diprediksi oleh para ahli akan muncul pola kehidupan baru yang disebut dengan "New Normal", dimana kebiasaan masyarakat menggunakan masker, membawa hand sanitizer jika sedang berpergian atau terbiasa mencuci tangan dengan sabun, tumbuhnya budaya antri akibat psycal distancing dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Hal ini seiring dengan protokol kesehatan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan, antara lain:
1. Jaga kebersihan tangan, gunakan hand sanitizer atau sabun lalu cuci dengan air yang mengalir;
2. Jangan sentuh wajah, terutama mata, hidung, dan mulut sebagai pintu masuk virus ke dalam tubuh, selama tangan belum dicuci;
3. Terapkan etika ketika batuk dan bersin, tutup dengan lengan atas bagian dalam agar virus tidak tersebar;
4. Gunakan masker selama keluar rumah atau mengunjungi tempat umum, untuk masyarakat yang tidak sakit cuku gunakan masker non-medis;
5. Jaga jarak aman antar satu dengan yang lainnya, setidaknya 1 meter untuk menghindari terjadinya penyebaran virus dari manusia ke manusia;
6. Lakukan isolasi mandiri kapan pun Anda merasa tidak sehat, khususnya jika mengalami demam, batuk/pilek/nyeri tenggorokan/sesak napas.;
ADVERTISEMENT
7. Jaga kesehatan dengan konsumsi makanan bergizi seimbang, menjemur badan di bawah sinar matahari pagi, istirahat cukup, dan berolahraga.
Disinilah peran pemuda dalam menghadapi New Normal, yaitu:
1. Menerapkan disiplin yaitu mengingatkan masyarakat yang belum menggunakan masker, mengingatkan anggota keluarga kita untuk cuci tangan dengan sabun setelah kembali ke rumah, dan meningkatkan budaya antri atau tidak berdesakan saat berada di pusat perbelanjaan
2. Mendidik masyarakat, banyak yang berpendidikan tinggi namun lupa akan etika/adab, sebagai contohnya adalah bagaimana bersin harus menutup dengan tangan sekitaran hidung dan mulut, bagaimana sikap kita jika batuk, bagaimana etika kita saat menguap. Ini semua merupakan bentuk toleransi kita kepada sesama agar bentuk cairan atau yang dikenal dengan droplet dari dalam tubuh kita tidak terkena orang lain. Dan ini juga adab kesopanan kita sebagai makhluk sosial.
ADVERTISEMENT
3. Memberdayakan masyarakat. Banyak masyarakat yang terkena imbas dari pandemi ini, sehingga tidak terhitung yang dirumahkan. Mereka bisa dirangkul kembali dengan cara menata new normal kehidupan mereka, sebagai contohnya bisa dilatih bagaimana cara berjualan online, lebih baik lagi jika bisa memberikan ide terkait usaha apa yang bisa dikembangkan dari rumah hingga memasarkannya secara online. Sehingga masyarakat bisa lebih produktif dari rumah saja.
Penulis: Nurmansyah, S. Hum
Centre of Excellent Manager Rumah Zakat Action