Kolaborasi Karakter 2 Maestro dalam '57x76'

Konten dari Pengguna
30 Juni 2018 17:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syahzanan Haunan Fatharani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kolaborasi Karakter 2 Maestro dalam '57x76'
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
JAKARTA – Pameran karya seni rupa yang bertajuk ‘57x76’ ini merupakan pameran kolaborasi antara dua seniman maestro, yaitu Hanafi dan Goenawan Mohamad. Hanafi telah lama menghasilkan karya-karya seni rupa beraliran abstrak sejak tahun 1990-an hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Beberapa pameran tunggal Hanafi yang telah digelar sebelumnya adalah ‘Migrasi Kolong Meja’ di Semarang dan Ubud pada tahun 2013-2014, serta ‘Pintu Belakang | Derau Jawa’ di Galeri Nasional tahun 2016. Sedangkan, Goenawan Mohamad sudah berkecimpung sebagai jurnalis sekaligus sastrawan sejak tahun 1970-an.
Dalam bidang jurnalistik dan sastra, Goenawan Muhamad berperan sebagai salah satu pendiri Majalah Tempo dan mengisi kolom artikel pendek di Majalah Tempo yang dikenal dengan ‘Catatan Pinggir (Caping)’, selain itu beberapa kumpulan esainya yang terkenal adalah ‘Kesusastraan dan Kekuasaaan’ (1993), ‘Setelah Revolusi Tak Ada Lagi’ (2001), ‘Goenawan Mohamad Selected Poems’ (2004), dan ‘Tuhan dan Hal-Hal yang Tak Selesai’ (2007).
Pameran ‘57x76’ ini digelar mulai dari tanggal 21 Juni hingga 2 Juli 2018 di Galeri Nasional, selain itu pembukaanya juga bertepatan 23 tahun setelah Majalah Tempo dibredel pada 21 Juni 1994. Karya yang dipamerkan berjumlah 80 karya dari 200 karya kolaborasi Hanafi dan Goenawan Mohamad selama kurang lebih enam bulan.
ADVERTISEMENT
Selain menggelar pameran karya-karya seni rupa, acara ini juga mengadakan lokakarya yang berkaitan dengan metode Hanafi dan Goenawan Mohamad berkolaborasi dalam proses berkarya.
Pemilihan ‘56x76’ sebagai nama pameran ini dikarenakan usia Hanafi yang 56 tahun dan Goenawan Mohamad yang 76 tahun, sedangkan simbol ‘x’ merupakan representasi dari bentuk kolaborasi keduanya.
Pada pembukaan pameran Kamis (21/6/18), baik Hanafi maupun Goenawan Mohamad menyatakan jika sebagian besar karya diselesaikan di studio masing-masing tanpa tatap muka dan tak ada diskusi mengenai konsep yang mendalam antara satu sama lain.
Metode yang digunakan keduanya ternyata mampu menghasilkan spontanitas dan kepercayaan atas gagasan-gagasan artistik yang berkaitan dengan pengkaryaan.
Menurut Agung Hujatnikajennong, kolaborasi dari Hanafi dan Goenawan Mohamad bukanlah sebagai seorang seniman, tetapi kesepakatan keduanya sebagai individu yang saling melengkapi dan melepaskan karakter masing-masing untuk karya bersama.
ADVERTISEMENT
Goenawan Mohamad meyakini jika makna yang lebih dalam dari kata ‘dirusak’ dalam proses pengkaryaan rupa adalah sebuah metamorfosis pada garis, bidang, dan warna.
Kolaborasi Karakter 2 Maestro dalam '57x76' (1)
zoom-in-whitePerbesar
Saat memasuki gedung utama Galeri Nasional, karya berbentuk garis vertikal dan horizontal dengan berbagai tekstur dan warna ini adalah karya dari kolaborasi Hanafi dan Goenawan Mohamad yang pertama disuguhkan.
Menurut Hanafi, karya ini adalah sebuah representasi dari ‘Habluminallah’ yang merupakan hubungan antara manusia dengan Tuhan dan ‘Habluminannas’ yaitu hubungan antara manusia dengan sesamanya.
Kolaborasi Karakter 2 Maestro dalam '57x76' (2)
zoom-in-whitePerbesar
Kemudian, menuju ke ruang tengah dari pameran ini, terdapat karya ‘Bak Mandi’, yaitu sebuah instalasi yang menampilkan karya sketsa dari Hanafi dan Goenawan Mohamad.
Alasan yang memprakarsai karya-karya itu ditampilkan menggunakan instalasi tersebut berawal dari fenomena yang terjadi saat ini, yaitu pengunjung yang memunggungi karya rupa saat dipajang di dinding galeri untuk eksistensi di dunia maya.
ADVERTISEMENT
Diharapkan melalui instalasi ‘Bak Mandi’ tersebut, pengunjung dari pameran ‘57x76’ dapat saling bertatap muka dan mengapresiasi karya dengan lebih dalam.
Kolaborasi Karakter 2 Maestro dalam '57x76' (3)
zoom-in-whitePerbesar
Selanjutnya, terdapat lukisan dan instalasi untuk mengenang Stephen Hawking yang telah wafat pada Maret 2018. Mayoritas karya yang diciptakan oleh Hanafi dan Goenawan Mohamad berasal dari spontanitas intersubjektif dan peristiwa yang terjadi selama enam bulan waktu kolaborasi.
Keduanya juga terinspirasi dari seniman lain seperti Antoni Tapies, Pablo Picasso, dan Max Ernst.
Kolaborasi Karakter 2 Maestro dalam '57x76' (4)
zoom-in-whitePerbesar
Selain itu, lokakarya ‘Kolaborasi Sebagai Metode’ yang merupakan rangkaian acara dari pameran ‘57x76’ yang dilaksanakan pada Sabtu (23/6/18), diikuti oleh 141 orang dari berbagai macam latar belakang keilmuan dan profesi.
Pemilihan kata ‘kolaborasi’ daripada ‘kooperasi’ dalam lokakarya dan pameran rupa ini berkaitan dengan ‘kolaborasi’ yang dianggap sebagai bentuk kerja sama yang terbuka dalam menerima perbedaan pandangan pihak-pihak yang saling bekerja sama. Sedangkan, ‘kooperasi’ dianggap sebagai bentuk yang lebih mekanis dan hanya berkaitan dengan pembagian kerja.
Kolaborasi Karakter 2 Maestro dalam '57x76' (5)
zoom-in-whitePerbesar
Pada lokakarya yang dimentori langsung oleh Hanafi, Goenawan Mohamad, dan Agung Hujatnikajennong tersebut, partisipan ditekankan untuk melukis bersama dua orang, kemudian berlanjut dengan kolaborasi kelompok sebanyak sepuluh orang.
ADVERTISEMENT
Metode ini berkaitan untuk menciptakan karya rupa yang tidak linear, spontan, dan ekspresif berdasarkan pada kontak antar individu partisipan dengan latar belakang yang berbeda dan tetap mengedepankan ethics of collaboration, yaitu berupa saling menghargai dan tidak mengedepankan ego atas kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing individu. (nan)