Transformasi Kader IMM Sebagai Penguatan Jejaring Ikatan

Syakroni
Ketua Umum IMM FKIP Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univ. Muhammadiyah Surabaya Sekertaris Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat PC IMM Surabaya
Konten dari Pengguna
6 Agustus 2022 19:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syakroni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Dok/Foto/Pibadi)
zoom-in-whitePerbesar
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Dok/Foto/Pibadi)
ADVERTISEMENT
Organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah atau yang lebih kita kenal dengan singkatan IMM merupakan salah satu ortom Muhammadiyah. Sebagai ortom Muhammadiyah, gerakan IMM juga tidak jauh berbeda dengan Muhammadiyah.
ADVERTISEMENT
IMM merupakan aktivis intelektual yang berorientasi kepada masalah keagamaan dan kemasyarakatan yang mana IMM perlu untuk terus berkhidmat pada tiga ranah itu. Dalam pedoman Majelis Pendidikan Kader Muhammadiyah tahun 2010 pad
a pasal 1 ayat 4 menyebutkan bahwa “kader merupakan anggota inti yang berlatih serta memiliki komitmen terhadap perjuangan dan cita-cita persyarikatan”
Maka perlu adanya sebuah transformasi di dalam tubuh ikatan untuk menguatkan jejaring dan gerakan, semakin banyak kader bertransformasi perkaderan Muhammadiyah akan semakin baik dan kuat. Persyarikatan, umat dan bangsa merupakan tiga lahan aktualisasi untuk transformasi dan diaspora.
Indonesia sebagai negara, telah menerapkan berbagai bentuk pendidikan salah satunya adalah Pendidikan Islam. Dalam organisasi IMM sangat memperhatikan pada aspek pendidikan, kita dapat menyebutnya dengan Pendidikan perkaderan dengan basis Islam. Dari Jurnal Sang Pencerah Syafi’I Ma’arif menyatakan bahwa, Pendidikan (Perkaderan) Islam bukan sekedar proses penanaman nilai-nilai moral untuk membentengi diri dari ekses negatif globalisasi.
ADVERTISEMENT
Tetapi yang paling urgent adalah bagaimana nilai-nilai moral yang telah ditanamkan pendidikan Islam tersebut mampu berperan sebagai kekuatan pembebas (liberating force) dari himpitan kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan sosial budaya dan ekonomi. Atas dasar inilah kemudian dalam gerakannya IMM sangat peduli terhadap Pendidikan.
Tujuannya adalah untuk membentuk kader Ummat, kader Bangsa dan kader Persyarikatan dengan penguatan pada tiga kompetensi dasar utama sekaligus yaitu kompetensi Intelektualitas, humanitas dan religiusitas.
Dalam proses perkaderannya, IMM membawa misi pergerakan Muhammadiyah. Adapun gerakan Muhammadiyah yang dimaksud disini adalah gerakan islam berkemajuan. Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyatakan bahwa Islam berkemajuan merupakan gagasan keagamaan yang mengedepankan praksis humanisme universal.
Oleh karena itu penting untuk diketahui bersama bahwa, alah satu kontekstualisasi terpenting dari gagasan fundamental Islam Berkemajuan yang diupayakan Muhammadiyah adalah Darul Ahdi Wa Syahadah.
ADVERTISEMENT
Sebagai organisasi, IMM merupakan organisasi perkaderan juga pergerakan, dalam proses perkaderan inilah kemudian segala bentuk ilmu ditanamkan, baik itu persoalan agama, sosial masyarakat, hingga negara. Segala bentuk ilmu tersebut merupakan modal utama untuk memperjuangkan apa yang menjadi cita-cita persyarikatan. Dan untuk pergi pada tujuan tersebut transformatif sangat diperlukan.
Transformatif disini berarti perubahan, peralihan atau perpindahan menuju yang lebih baik. Jadi, kader perlu disebar keberbagai bidang dan menguatkan jejaring Muhammadiyah. Semakin banyak kader bertransformasi perkaderan Muhammadiyah akan semakin baik dan kuat. Persyarikatan, umat dan bangsa merupakan tiga lahan aktualisasi untuk transformasi dan diaspora.
Dengan adanya permasalahan seperti inilah kemudian kader IMM diharuskan untuk dapat bertransformasi keumatan dan kebangsaan misalnya di bidang politik, ekonomi, hukum, kesehatan, aktifis gerakan sosial kemasyarakatan, keagamaan, pendidikan, dan lainnya. Selain itu dikarenakan IMM adalah kader cendekiawan sebagaimana tercermin di Mars IMM “Siswa teladan putra harapan penyambung hidup generasi, umat islam seribu zaman pendukung cita-cita luhur negeri indah adil dan makmur”. Berdasarkan mars IMM tersebut kita bisa melihat bahwa kader IMM memiliki tanggungjawab moral.
ADVERTISEMENT
Orientasi IMM Gerakan IMM Sebagai Kader Umat
Adanya persoalan sosial kemanusiaan dalam sejarah kehidupan umat manusia tidak kunjug berakhir dan mungkin tidak akan pernah mengenal kata final. Saat ini apa yang disebut kearifan, kebaikan, HAM, dan klaim peradaban itu selalu diiringi dengan keserakahan, kebisingan, dan penindasan oleh yang kuat terhadap yang lemah, oleh yang kuasa terhadap yang jelata, oleh yang dzolim (penindas) mustad’afin (tertindas), oleh para kapital terhadap proletar. Saling menghagemoni, menggusur, memonopoli, dan mengumpulkan materi sebanyak-banyaknya dan pada saat bersamaan membiarkan kelaparan, kemiskinan, penderitaan kaum lemah dimana-mana, mengiringi perjalanan peradaban umat manusia saat ini.
Kondisi inilah kemudian IMM hadir melakukan perkaderan juga gerakan, belajar sambil melakukan perlawanan. Dan itu sudah menjadi salah satu kewajiban setiap orang yang menjadi bagian dari IMM. Tertuang secara jelas dalam point ketiga Identitas IMM yaitu “Segala bentuk ketidak adilan, kesewenang-wenan- gan dan kemungkaran adalah lawan besar gerakan IMM perlawanan terhadapnya adalah kewajiban setiap kader IMM”
ADVERTISEMENT
Karena itu sebagai organisasi otonom Muhammadiyah, IMM sebagai organisasi perkaderan juga adalah organisasi pergerakan. Dalam proses perkaderannya konsepsi islam berkemajuan sebagai gerakan humanisme dan kebangsaan menjadi pedoman sekaligus spirit bagi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dalam melaksanakan kaderisasi pada ranah keagamaan, kemahasiswaan, dan kemasyarakatan. Dalam konteks kebangsaan inilah kemudian dinilai menjadi sangat penting dan terdesak mengingat berbagai krisis kebangsaan terus menerus mewarnai perjalanan bangsa ini. Dengan adanya konsep perkaderan dan gerakan yang demikian ini, maka salah satu dasar dari gerakan IMM, Secara historis, teologis, filosofis, dan organisatoris, IMM hadir, bergerak dan berjuang semata-mata dalam kerangka membela dan mengangkat harkat dan martabat kemanusiaan. Dalam hal inilah kemudian kita sa melihat nilai IMM sebagai organisasi pergerakan, “bergerak untuk memanusiakan manusia” dan jelas di dalam 6 penegasan point ke 6 menegaskan bahwa amal IMM adalah Lillahita’ala dan senantiasa diabdikan untuk kepentingan rakyat.
ADVERTISEMENT
Konsep dasar perkaderan dan gerakan yang jelas diharakapkan kader IMM mampu membersamai perkembangan zaman, agar misinya dalam transformasi kader, pada ranah ke-ummatan benar-benar terwujud, kebangsaan dan persyarikatan (kader ummat, kader bangsa dan kader persyarikatan).
Untuk melahirkan kader yang memiliki visi keumatan, kebangsaan dan persyarikatan. IMM tidak cukup hanya dengan pola perkaderan yang fokus pada ranah keumatan dan persyarikatan. Harus berkolaborasi dengan berbagai pihak dan dengan multi konsepsi untuk mencapai visi kebangsaan di tengah perubahan revolusi informasi dan komunikasi yang sedemikian cepat. Sehingga kader-kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah tidak justeru menjadi agen-agen hoax dan berita bohong di tengah keanekaragaman suku, agama, ras dan adat istiadat.
Dimana, baru membaca judul langsung memberikan commen dengan diksi-diksi yang “menyerang” dan merasa lebih benar. Begitupun ketika ada judul yang mewakili emosi keagamaan dan eksistensinya. Tanpa harus membaca, langsung bagikan disertai keterangan yang seringkali memanas-manasi. Bahkan, dimungkinkan menyebarluaskan ketidak sukaan dalam bentuk editan-editan foto di media sosial. Yang berarti, berkecenderungan pada ketidakmampuan dalam merawat keragaman karena faktor tertentu. IMM adalah organisasi perkaderan dan pergerakan. Belajar untuk meningkatkan kualitas diri dan berjuang untuk memanusiakan-manusia.
ADVERTISEMENT