20 Mei, Harkitnas Jadi Harsadnas?

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) - Konsultan - Mhs S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
Konten dari Pengguna
20 Mei 2019 15:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Petugas upacara saat mengibarkan bendera Foto:  Moh Fajri/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas upacara saat mengibarkan bendera Foto: Moh Fajri/kumparan
ADVERTISEMENT
Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei, ganti saja jadi Hari Kesadaran Nasional. Harusnya sekarang tanggal 20 Mei bukan lagi Harkitnas, karena sudah tidak pas. Memang, kita mau bangkit dari apa? Atau bangkit untuk apa? Bukankah “bangkit” artinya “bangun lalu berdiri ...”. Hari ini kita sudah tidak mengusir penjajah, tapi kita sedang berhadapan dengan bangsa sendiri.
ADVERTISEMENT
Jadi 20 Mei sebaiknya jadi Hari Kesadaran Nasional, bukan lagi Kebangkitan Nasional. Kenapa Kesadaran Nasional?
Iya, karena banyak yang belum sadar. Mungkin banyak orang Indonesia hari ini yang "kurang sadar", "belum sadar", atau "kelebihan sadar". Untuk hal apapun, urusan apapun, walau tetap ada yang sudah “cukup sadar”.
Kurang sadar atau belum sadar. Sudah tahu lagi puasa, masih saja ngotot soal politik. Sudah tahu belum diumumin hasilnya, tapi sudah sujud syukur duluan. Sudah tahu pengumuman belum dilakukan tapi sudah dibilang curang. Itu semua terjadi karena belum sadar.
Sadar Nasional. Agar kita menyadari apa yang telah dilakukan dan bagaimana ke depannya? Kata “sadar” itu artinya insaf; merasa; tahu dan mengerti (kata sifat) atau ingat kembali (kata kerja). Jadi, Hari Kesadaran Nasional dapat menjadi momentum bagi bangsa Indonesia dan rakyatnya untuk menyadari, menginsafi, atau memahami keadaan yang sesungguhnya. S-A-D-A-R.
Harkitnas diubah ajdi Harsadnas?
Mengapa Hari Kesadaran Nasional?
ADVERTISEMENT
Karena banyak orang belum sadar. Apalagi yang ada di medsos, sepertinya belum sadar semua. Berita palsu disebarkan, orang lagi bekerja dicaci-maki, beda pilihan kok enggak boleh. Dan yang paling aneh, sudah selesai nyoblos masih saja ribut. Belain orang kok sampai mati-matian, semoga tidak mati beneran.
Makanya tanggal 20 Mei ganti saja jadi Hari Kesadaran Nasional. Biar kita makin sadar sebagai sebuah bangsa. Bahwa kebersamaan dan keutuhan sebagai bangsa itu segalanya. Jangan karena kekuasaan atau nafsu malah bangsa ini jadi runyam dan tidak produktif.
Hari ini banyak manusia yang dipenuhi nafsu. Tidak sedikit pula yang dirasuki rasa benci. Bahkan hobi menebar fitnah. Semua terjadi karena kita tidak sadar; belum sadar atau kelebihan sadar.
ADVERTISEMENT
Maka sungguh, kita butuh hari kesadaran nasional. Sadar agar mampu meredam nafsu, meniadakan emosi dan menjauhi kepentingan pribadi.
Karena bila sadar, maka kita merasa dan menyadarinya, menginsafi, dan mau mengerti keadaan diri, keadaan orang lain, dan bangsanya sendiri. Sadar terhadap keadaan yang sebenarnya, objektif, dan berpihak pada realitas kehidupan.
Sadar dan sadar
Sadar akan pilihan yang sudah diambil. Sadar akan tantangan yang ada. Sadar bahwa potensi baik jauh lebih penting dari masa lalu yang buruk. Sadar bahwa kita tidak hidup sendirian. Sadar akan pentingnya menyiapkan hari esok yang lebih baik dari hari kemarin. Itulah Kesadaran Nasional yang lebih relevan saat ini.
Jadi, Hari Kebangkitan Nasional ada baiknya diganti saja jadi "Hari Kesadaran Nasional". Agar kita semau sadar, sadar, dan sadar. Setelah itu sabar. Bukan Harkitnas tapi Harsadnas !! #SadarNASIONAL
ADVERTISEMENT