Ajarkan Antre, Wujudkan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Swasta di Taman Bacaan

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) - Konsultan - Mhs S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
Konten dari Pengguna
26 September 2022 10:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Cara sederhana TBM Lentera Pustaka mengajarkan "budaya antre" ke anak-anak usia sekolah adalah melalui jajanan kampung gratis. Setelah membaca buku, sebulan sekali "event bulanan", setiap anak diberikan 1 kupon senilai Rp.3.000 untuk jajan sesuai pilihannya. Agar tetap semangat membaca di taman bacaan. Selain menjadi praktik baik, jajanan gratis ini dipilih TBM Lentera Pustaka sebagai cara menghargai anak-anak yang mau membaca buku.
ADVERTISEMENT
Jajanan kampung gratis TBM Lentera Pustaka sudah berjalan 5 tahun. Sebagai cara untuk mengundang daya tarik anak dan warga ke taman bacaan. Karena harus diakui, mengelola taman bacaan tidak mudah. Apalagi untuk memelihara anak-anak yang mau membaca buku. Maka kreativitas dan inovasi harus selalu hadir di taman bacaan. Maka melalui model “TBM Edutainment” yang diterapkan, TBM Lentera Pustaka selalu mencari ide untuk menjadikan taman bacaan sebagai tempat yang asyik dan menyenangkan. Salah satunya melalui pembelajaran antre dengan kupon Rp. 3.000 per anak untuk jajan secara gratis.
Ide jajanan kampung gratis digagas langsung oleh Syarifudin Yunus, Pendiri TBM Lentera Pustaka sebagai cara sederhana untuk mengajarkan budaya antre. Adapun nilai-nilai positif dari jajanan kampung gratis TBM Lentera Pustaka adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
1. Melatih budaya antre anak-anak pembaca aktif dan warga sekitar taman bacaan, baik saat ambil kupon Rp. 3.000 dan saat jajan di pedagang.
2. Membuat taman bacaan jadi tempat asyik dan menyenangkan bagi semua orang.
3. Menjadi sedekah taman bacaan kepada anak-anak dan warga agar tetap rajin datang dan membaca buku di taman bacaan.
4. Membantu pedagang kampung yang keliling agar dagangannya laku dan bisa segera pulang ke rumah sambil membawa rezeki. Dengan jumlah kupon yang diperoleh, pedagang tinggal “meng-uang-kan” kupon ke taman bacaan.
5. Menyenangkan semua pihak yang ada di taman bacaan, seperti pengelola, anak-anak pembaca aktif, orang tua, dan warga.
budaya antre di raman bacaa
Lalu dari mana uangnya? Jajanan kampung gratis setiap bulan sekali adalah bagian dari biaya operasional untuk program literasi TBM Lentera Pustaka. Asal dananya, tentu dari sana CSR korporasi yang ada di TBM Lentera Pustaka. Untuk tahun 2022 ini, CSR korporasi TBM Lentera Pustaka bekerja sama dan diperoleh dari 1) Bank Sinarmas, 2) Pertalife Insurance, 3) Pacific Life Insurance, dan 4) Asosiasi DPLK. Karena taman bacaan, sejatinya agak sulit bergerak sendiri. Harus ada sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak, khususnya perusahaan swasta untuk CSR di taman bacaan. Ajarkan antre, itulah wujud tnggung jawab sosial perusahaan swasta di taman bacaa.
ADVERTISEMENT
Jadi, kupon Rp. 3.000 dan jajanan kampung gratis hanya cara melatih “pentingnya budaya antre” ke anak-anak. Bersifat praktik bukan lagi teori atau ceramah. Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka #KampungLiterasiSukaluyu