Begini Cara Anak Taman Bacaan Melawan Putus Sekolah

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) - Konsultan - Mhs S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
Konten dari Pengguna
9 Januari 2021 11:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tiap anak, di mana pun, berhak sekolah lanjut. Agar punya kehidupan dan masa depan lebih baik. Tapi sayangnya, tidak semua anak beruntung. Tidak semua bisa lanjut sekolah walau hingga SMA. Akibat teror kemiskinan dan tidak adanya sentuhan kesadaran belajar, jadi sebab angka putus sekolah tinggi.
ADVERTISEMENT
Sebut saja di daerah TBM Lentera Pustaka. Tepatnya di Desa Sukaluyu Kecamatan Tamansari Kab. Bogor. Faktanya, tingkat pendidikan masyarakat 81% hanya SD dan 9% SMP. Sekolah negeri memang gratis. Tapi biaya pendidikan lainnya masih jadi kendala. Maka, potensi putus sekolah pun masih tetap besar.
Lalu, apa yang bisa dilakukan?
Terus berjuang untuk menekan angka putus sekolah. Karena itu, TBM Lentera Pustaka hadir untuk mengubah mind set anak-anak melalui buku bacaan. Sambil mengajarkan akan arti penting sekolah, belajar, dan meriah masa depan yang lebih baik. Bukan masa depan yang mudah. Secara perlahan, TBM Lentera Pustaka sedang membangun peradaban baru. Agar anak-anak terbiasa membaca buku, mau tetap sekolah apapun kondisinya, dan optimis terhadap masa depan mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
Di video ini, 110 anak pembaca aktif yang terancam putus sekolah tengah merangkai “pohon mimpi”. Anak-anak dari 3 desa yang berbeda rajin membaca ke taman bacaan. Di pohon mimpi, mereka menulis mau jadi apa di tahun baru, di masa depan? Sebuah, latihan kecil untuk menuliskan cita-cita sebagai “guideline” mereka. Akan pentingnya sekolah, pentingnya punya masa depan. Walau di luar sana, masih ada ratusan anak lagi yang belum membaca. (https://www.youtube.com/watch?v=R8XPc-8OTK8)
Anak-anak TBM Lentera Pustaka yang membangun mimpi melalui buku bacaan
Dan kini, mereka sudah terbiasa membaca 5-8 buku per minggu. Dengan koleksi 6.500 buku di TBM Lentera Pustaka, mereka terbiasa membaca buku 3 kali seminggu bahkan meminjam untuk dibaca di rumah. Padahal 4 tahun lalu, mereka sama sekali tidak punya akses membaca buku. Bersama mereka pula, ada 11 ibu-ibu buta aksara yang belajar di program GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) dan 11 anak yatim binaan agar tetap terus sekolah.
ADVERTISEMENT
Karenanya ikhtiar baik harus terus dilakukan. Sekalipun di taman bacaan, anak-anak harus berani bermimpi. Agar mereka bisa bermimpi untuk masa depan yang lebih baik daripada kita-kita. Masa depan memang tidak pasti. Tapi optimisme pada setiap anak harus pasti. Selamat membaca buku dan salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #PegiatLiterasi