Buku "Jakarta Di Atas Kertas", Ekspresi Anak Muda Melawan Hoaks

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) - Konsultan - Mhs S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
Konten dari Pengguna
4 Januari 2019 19:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hoaks, berita bohong kok dipercaya. Kok bisa? Karena mereka tidak lihat langsung, tidak tahu fakta sebenarnya. Banyak orang tidak mau terjun ke lapangan. Tapi komentar paling banyak. Malas investigasi, malas menyelidiki kebenaran.
ADVERTISEMENT
Suka gak suka, zaman now memang banyak orang makin "enteng" bikin hipotesis, bikin prasangka. Tapi sayang, itu semua tanpa investigasi tanpa mau "tabayun" untuk membuktikan kebenarannya
Ketika kita memaksakan pikiran jeleknya, negative thingking seringkali itulah sumber malapetaka.
Kemarin, kita tergopoh-gopoh cari berita di koran hingga ke media online. Tapi kini, kita yang tergopoh-gopoh mengejar berita di media sosial, mengejar lalu berita di medsos yang seringkali tidak tahu benar atau tidaknya?
Hoaks itu ada karena kita malas investigasi. Hari ini investigasi memang barang langka. Sementara di luar sana, hoaks atau berita bohong malah jadi "primadona" bagi segelintir orang. Lalu, gimana menguji benar atau tidaknya? Maka untuk membuktikannya, sangat diperlukan investigasi. Kesadaran untuk menyelidiki berita. Sebagai cermin tanggung jawab, untuk meluruskannya. Agar lebih berani menguak fakta yang sebenarnya.
ADVERTISEMENT
Apapun. Investigasilah, terlebih dulu. Jangan asal koar, asal umbar informasi tanpa tahu kebenarannya. Ketika merasa ada yang "janggal" maka telusuri dulu secara langsung. Investigasi itu bukan soal besarnya kasus yang dibongkar. Tapi manfaat atau dampak apa yang ditimbulkan saat informasi yang disajikan benar. Investigasi yang baik, tentu hadir untuk mengungkap fakta yang sebenarnya. Bukan yang membodohi khalayak.
Kadang, sikap skeptis dan tidak mudah percaya itu penting. Agar tidak larut atau "mabuk" pada apapun yang belum terbukti kebenarannya. Zaman now, fakta memang bisa direkayasa. Maka sangat dibutuhkan investigasi; agar fakta bisa terus digali lebih jauh lebih terang.
Investigasi, penyelidikan bukan hanya proses. Tapi bisa jadi "lawan" terhadap berita bohong atau hoaks yang kerap dijadikan alat untuk menyalahkan orang lain, yang belum tentu salah. Karena investigasi bagian dari ikhtiar mengungkap kesaksian dan bukti secara fisik dari suatu masalah atau berita sekalipun; mengungkap fakta yg tersembunyi menjadi terang.
ADVERTISEMENT
Berangkat dari itu, buku "JAKARTA DI ATAS KERTAS", sebuah kumpulan investigasi jurnalistik, insya Allah akan hadir pada 10 Februari 2019. Karya sederhana dosen dan mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia FBS Unindra, peserta mata kuliah jurnalistik.
“Di samping belajar, buku ini sekaligus menjadi bukti keberanian mahasiswa untuk melawan hoaks atau berita bohong. Caranya, mereka menuliskan hasil investigasi lapangan yang dilakukannya sendiri. Bila kita mau terjun ke lapangan, maka hoaks harusnya tidak ada. Jadi, jadi budaya terjun ke lapangan itulah yang harus ada” ujar Syarifudin Yunus, Dosen Pengampu mata kuliah Jurnalistik PBI Unindra.
Buku ini hadir sebagai bukti perilaku nyata dalam "melawan hoaks". Karena semua yang terjadi di atas kertas, dikemas dan ditulis berdasarkan pengalaman dan penyelidikan langsung di lapangan pasti menyimpan makna kejujuran. "Jakarta Di Atas Kertas" adalah cara anak muda melawan berita bohong, tentang potret kota Jakarta .... #TGS #Jurnalistik #LawanHoaks
ADVERTISEMENT