Cara Efektif Persiapkan Pensiun; Edukasi DPLK Tugu Mandiri

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) - Konsultan - Mhs S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
Konten dari Pengguna
26 Oktober 2019 18:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tidak sedikit karyawan yang gagah saat bekerja. Tapi lesu di masa pensiun. Kenapa begitu? Karena mereka tidak merencanakan masa pensiun sebaik mungkin. Tidak ada uang yang cukup untuk menutupi biaya hidup di saat tidak bekerja lagi.
ADVERTISEMENT
Sebut saja si Fulan, seorang karyawan yang bekerja dari Senin hingga Jumat di kantor. Selama puluhan tahun bekerja, gaji hanya dipakai untuk memenuhi kebutuhan hidup dan sedikit gaya hidup. Maklum si Fulan sudah berkeluarga dengan dua anak yang masih sekolah. Saking enaknya bekerja, Fulan pun lupa mempersiapkan masa pensiun. Tidak ada sedikitpun dana yang bisa disisihkan untuk masa pensiun. Sungguh memprihatinkan...
Maka penting, siapapun, apalagi karyawan. Untuk segera merencanakan masa pensiun. Mau seperti apa dan kayak apa di masa pensiun, saat tidak bekerja lagi?
Perhatikan ilustrasi ini. Sebagai karyawan, bila Anda pensiun di usia 55 tahun. Sementara saat ini, usia harapan hidup orang Indonesia telah mencapai 72 tahun. Maka, ada masa 17 tahun kehidupan setelah Anda pensiun. Misal saja, gaji Anda sebulan Rp. 10 juta "dimakan" habis tiap bulan saat bekerja. Maka di masa pensiun, Anda butuh dana Rp. 2.040.000.000 untuk 17 tahun ke depan setelah pensiun. Itu pun belum termasuk inflasi. Pertanyaannya, dari mana uang sebesar itu diperoleh di masa pensiun?
ADVERTISEMENT
Mau tidak mau, selagi masih jadi karyawan. Siapapun harus peduli terhadap masa pensiunnya sendiri. Karena tidak selamanya karyawan bekerja. Cepat atau lambat, masa pensiun pasti tiba. Sayangnya, banyak pekerja ingin sejahtera di masa pensiun. Tapi mereka tidak tahu cara efektif merencanakan pensiun? Kadang terlalu banyak gaya, maka wajar jadi banyak tekanan dalam hidup.Riset membuktikan, 9 dari 10 karyawan di Indonesia sama sekali tidak siap pensiun. Hal ini disebabkan kurangnya karyawan mempersiapkan masa pensiun. Sebutlah PERENCANAAN PENSIUN atu retirement plan.
Edukasi literasi dana pensiun oleh Syarifudin Yunus, Edukator Dana Pensiun
Setiap orang pasti mengalami masa pensiun. Masa tidak bekeja lagi, dimana fisik sudah tidak mampu untuk bekerja. Seyogyanya pensiun lebih menikmati hidup di masa tua. Maka lagi-lagi penting untuk merencanakan masa pensiun. Mau seperti apa?
ADVERTISEMENT
Berbekal spirit, pentingnya mempersiapkan masa pensiun. DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) Tugu Mandiri hari ini menggelar event edukasi literasi dan inklusi DPLK di Jakarta. Dihadiri 50 peserta, acara ini menghadirkan pembicara Syarifudin Yunus, Edukator Dana Pensiun Indonesia sekaligus Ketua Bidang Humas dan Pelayanan Konsumen Asosiasi DPLK. Dalam momentum ini pula, DPLK Tugu Mandiri memperkenalkan produk retail DPLK "Simanis" yang dapat dipilih masyarakat secara individual untuk mempersiapkan masa pensiun. Mulai dari Rp. 100.000 per bulan, demi kepastian dana untuk membiayai hidup di hari tua.
Edukasi DPLK seperti sangat penting. Agar masyarakat paham akan "cara efektif merencanakan masa pensiun" seperti yang dipaparkan Syarifudin Yunus. Karena literasi pensiun harus tetap tegak di tengah perseteruan dan kompetisi mempertontonkan gaya hidup yang kian menggila.
ADVERTISEMENT
Maka mulailah rencanakan masa pensiun. Mulai dari diri sendiri. Karena program pensiun, bukan soal biaya. Tapi soal komitmen dan moral berdua untuk pensiun. Pensiun bukan soal waktu tapi soal keadaan. Mau seperti apa kita di masa pensiun; sejahtera atau susah?
Maka siapapun, harus peduli mempersiapkan masa pensiun. Baik sebagai karyawan maupun pemberi kerja... #YukSiapkanPensiun