Di Medsos, Hak Asasi Cuma Pengetahuan Bukan Perilaku

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) - Konsultan - Mhs S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
Konten dari Pengguna
10 Desember 2018 21:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di Medsos, Hak Asasi Cuma Pengetahuan Bukan Perilaku
10 Desember, katanya diperingati sebagai Hari Hak Asasi Manusia.
ADVERTISEMENT
Tapi di media sosial, hak asasi manusia itu sepertinya hanya pengetahuan, bukan perilaku. Kok begitu, ya lihat dan amati saja. Mereka yang rame sendiri, mereka yang ribut sendiri. Mereka yang merasa punya “angle” paling benar dalam melihat persoalan. Konsep negara di mata orang media social (medsos) nyaris sempurna. Konsep pemimpin yang ideal ada di benak mereka. Bahkan tata kemasyarakatan yang ciamik pun ada di genggaman mereka. Tapi sayang, itu semua hanya ada di dunia maya, dunia kamuflase.
Di medsos, hak asasi manusia cuma sebatas pengetahuan. Bukan perilaku.
Hanya di medsos, arti kebebasan berpendapat bisa ditafsir sendiri-sendiri. Bebas sebebas-besanya. Bahkan bisa jadi, kebebasan bisa disalahgunakan. Entah, lewat WhatsApp, Facebook, Instagram, dan sebagainya. Kini hoaks, ujaran kebencian, caci-maki, bahkan perbuatan meremehkan orang lain pun makin merajalela. Nyaris sempurna, tidak bisa dibedakan lagi berita yang benar atau berita yang tidak benar. Bahkan berita sederhan dibikin besar, atau sebaliknya, Saling berbantah, saling membenarkan …. Semuanya ada di medsos.
Masih adakah hak asasi manusia di medsos?
ADVERTISEMENT
Bisa jadi masih ada, bisa jadi sudah punah. Tergantung kita melihat dari sisi mana?
Hak asasi di medsos sudah punah. Bila medsos hanya digunakan untuk memancing atau menyebarkan hal-hal yang negatif. Medsos yang digenggam para penebar hoaks, pengadu domba, pembuat fitnah, pembenci sejati atau menyebarkan provokasi untuk membenci kelompok tertentu. Punahlah sudah hak asasi di medsos.
Tapi hak asasi di medsos jelas masih ada. Ketika medsos tetap digunakan untuk menebar aktivitas yang positif, menyebarkan kisah inspirasi, bahkan untuk menjalin silaturahim yang hakiki sesuai “niat awal” ber-medsos. Apalagi bila warga medsos yang gemar berkolaborasi untuk membantu sesamanya yang kesusahan, membangun kepedulian. Sungguh medsos sangat positif.
ADVERTISEMENT
Lalu, gimana hak asasi di medsos?
Tentu harus kembali ke nalar dan persepsi yang sama dulu. Hak asasi manusia itu hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri manusia, bersifat universal dan langgeng. Maka siapapun, hak asasinya harus dilindungi, dihormati, dipertahankan, dan tidak boleh diabaikan, dikurangi, atau dirampas oleh siapapun. Bahkan dalam Universal Declaration of Human Rights PBB sangat tegas digariskan 30 pasal tentang jaminan hak-hak asasi manusia (HAM) kepada semua orang.
Maka untuk “menghidupkan kembali” hak asasi manusia di medsos. Secara sadar, fungsi medsos harus dikembalikan sebagai alat untuk menghubungkan antar penggunanya, apalagi yang berjauhan lokasinya. Medsos sebagai alat komunikasi. Bukan tempat untuk melampiasakan emosi, mencurahkan kekesalan, mencemari nama baik orang lain, atau untuk menjelek-jelekkan orang lain apalagi negara dan pemimpinnya. Karena itu semua adalah bentuk pelanggaran hak asasi manusia di dunia maya, di medsos.
ADVERTISEMENT
Ketika medsos dipakai untuk menghujat, membenci, dan memfitnah maka hak asami manusia terlanggar. Bila ada orang lain merasa dirugikan atau mem-posting caci-maki dan hujatan yang tidak enak dibavca oleh orang lain, itu sudah melanggar hak asasi. Apalagi menebar hoaks dan fitnah ….
Medsos itu bukan hanya baik. Tapi juga harusnya mampu menjunjung tinggi hak asasi manusia. Asal mau dan berani menggunakan medsos untuk kegiatan yang positif dan bermanfaat. Medsos yang sehat, bukan yang sakit. Bukan medsos yang tanpa etika, tanpa logika.
Hak asasi manusia pasti ada di medsos.
Bila penggunanya mau menahan diri pada hal-hal yang negatif. Dan mau menyibukkan diri untuk urusan diri sendiri yang bisa lebih baik, bukan urusan orang lain. Karena hakikatnya, bukankah pengguna medsos pun tidak lebih baik dari yang mereka bicarakan atau mereka dengarkan. Karena yang lebih baik adalah apa yang kita lakukan dan kita amalkan, kebaikan yang kita kerjakan sekalipun di medsos… #HakAsasiManusia
ADVERTISEMENT