Fitrah Manusia Itu Memperbesar Rasa Syukur, Bukan Malah Kufur

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) - Konsultan - Mhs S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
Konten dari Pengguna
8 Juni 2019 12:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bersyukur kepada Allah Swt. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bersyukur kepada Allah Swt. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Fitrah manusia itu memperbesar rasa syukur, bukan malah jadi kufur. Sebab, tidak ada hati yang bersih tanpa diimbangi dengan rasa syukur.
ADVERTISEMENT
Syukur itu berterima kasih atas segala anugerah yang telah diberikan Allah Swt; juga menerima segala yang diberikan-Nya dengan lapang hati. Jika hari ini masih ada manusia yang berkeluh-kesah dan berpikir jelek, apalagi berperilaku negatif, maka bisa jadi manusia itu tidak pernah atau kurang bersyukur. Seolah-olah, Allah Swt. tidak pernah memberikan apa pun kepadanya.
Jangan mengeluh melulu. Sebab itu tanda tidak bersyukur; bukan fitrah.
Jalanan macet mengeluh. Umur semakin tua gelisah. Sibuk pekerjaan dikeluhkan. Hidup sederhana merasa miskin. Orang lain senang malah baper. Hasil Pilpres diratapi. Hingga kondisi negara pun jadi keluh-kesah.
Terus, kapan mau bersyukur? Fitrah itu syukur, bukan kufur.
Manusia kadang sering lupa. Ya, lupa bersyukur.
Masih bisa bernapas dengan udara. Masih punya mata untuk melihat. Masih bisa makan tanpa pantangan. Bahkan diberikan tubuh yang sehat dan terbebas dari penyakit. Itu semua patut disyukuri. Karena tanpa semua nikmat dan anugerah itu, sudah pasti manusia tidak bisa hidup tanpanya.
ADVERTISEMENT
Coba bayangkan, di Hari Raya Idul Fitri ini, bagaimana penderitaan saudara-saudara kita yang sedang terbaring sakit? Atau saudara-saudara kita yang hidup dalam kemiskinan? Bersyukurlah karena itu fitrah.
Lagi-lagi, manusia sering lupa. Lupa akan fitrahnya.
Hidup manusia itu isinya hanya dua dan silih berganti: kesenangan dan kesusahan. Hari ini senang, besok susah. Dan sebaliknya, jika hari ini susah, maka esok pun senang. Semua berputar sesuai dengan hukum-Nya.
Maka dari itu, hidup jadi kian indah, karena ada senang dan susah. Persis seperti ada sehat, ada sakit; ada macet, ada lancar; ada suka, ada duka. Semuanya datang silih berganti dalam kehidupan, dan itu juga merupakan fitrah manusia.
Makanya, bersyukur itu penting. Agar sewaktu senang ingat susah. Sewaktu susah ingat senang. Bersyukur atas segala keadaan. Semua yang terjadi dalam hidup manusia sudah sesuai dengan firman Allah Swt. “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Q.S. 94:5-6).
ADVERTISEMENT
Hati-hati. Lupa bersyukur bisa menyebabkan kufur terhadap nikmat dan anugerah dari Allah Swt.
Lupa bersyukur karena terlalu sering mengeluh. Segala sesuatu yang dipikirkan hanya yang jelek-jelek saja. Terasa sulit mengingat yang baik-baik. Ada banyak hal yang kita miliki tapi tidak dimiliki orang lain. Ada banyak hal baik yang dimiliki negara kita, sementara negara lain tidak punya.
Jangan sampai lupa bersyukur. Sebab, itu adalah sifat fundamental pikiran jelek dan perilaku buruk. Fitrah itu hati yang bersih; maka fitrah sama dengan bersyukur.
Fitrah manusia itu syukur, bukan kufur.
Kufur berarti 'menutupi' atau 'mendustakan' apa yang sudah dimiliki, apa yang harus disyukuri. Untuk apa tubuh sehat tapi digunakan untuk memukuli orang lain atau menghina orang yang tubuhnya tidak sehat? Untuk apa rezeki banyak atau cukup bila digunakan untuk menyenangkan diri sendiri tanpa bisa disedekahkan untuk membantu orang lain? Rezeki banyak tapi salah pakai untuk hal-hal yang tidak perlu, itulah kufur.
ADVERTISEMENT
Ingat. Fitrah itu syukur, bukan kufur.
Ada tiga hal yang sering bikin manusia lupa bersyukur hingga menjadi kufur.
Sadar atau tidak sadar, keadaan itulah yang menjadi sebab lupa bersyukur hingga jadi kufur. Kalau berterima kasih kepada Allah Swt. lupa, apalagi kepada orang-orang yang telah membantunya. Ketahuilah, masih banyak orang-orang di luar sana yang tidak seberuntung kita.
Sesungguhnya barang siapa yang bersyukur, maka akan Ku-tambah nikmatmu, dan barang siapa yang mengingkarinya, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”(Q.S. 14:7).
Sekali lagi. Fitrah itu syukur, bukan kufur.
ADVERTISEMENT
Inilah momentum memperbesar rasa syukur untuk memelihara kebersihan hati. Hanya bersyukur yang mampu membuat kita lebih menjaga, menyayangi, dan mencintai apa yang sudah kita miliki, bukan yang lainnya.
Ilustrasi sedekah. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Salah satu cara untuk bersyukur adalah dengan bersedekah. Berbagi apa yang sudah kita miliki untuk orang lain yang membutuhkan, baik harta maupun ilmu. Percayalah, bersedekah tidak akan membuat seseorang jadi kekurangan. Justru, segala nikmat akan ditambahkan-Nya.
Fitrah itu syukur. Agar kita tidak terlalu sibuk menghitung yang belum ada. Agar kita lebih banyak berterima kasih atas apa yang ada. Hari ini, masih ada orang yang bernapas, tetapi tidak bersyukur.
#TGS #FitrahItuSyukur #IdulFitri