Indesso Dedikasikan Riset Bahan Baku Aromatik; Sponsori IFEAT 2019

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) - Konsultan - Mhs S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
Konten dari Pengguna
29 September 2019 23:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indesso selaku produsen bahan baku aromatik terkemuka Indonesia fokus dedikasikan 15% dari 600 karyawan untuk lakukan riset dan inovasi bahan baku aromatik. Hal ini ditegaskan Indesso saat tampail sebagai sponsor Platinum dalam Konferensi International Federation of Essential Oils and Aroma Trades (IFEAT) 2019 di Nusa Dua Bali pada 29 September - 3 Oktober 2019. Dalam IFEAT 2019 ini pun, Indesso menawarkan beragam produk yang bisa dicoba masyarakat dalam ajang konferensi global terbesar industri bahan baku perisa dan fragrans di dunia.
ADVERTISEMENT
Berbekal pengalaman lebih dari 50 tahun di industri minyak atsiri, Indesso selalu berkomitmen
dalam penyediaan bahan baku berbasis alam yang berkualitas untuk industri fragrans, perisa, dan makanan. Oleh karena itu. Indesso mendedikasikan 15% dari 600 karyawannya untuk mengembangkan riset, inovasi, aplikasi produk, dan kualitas produk yang difasilitasi R & D Center. Melalui riset, Indesso yakin akan terus menghadirkan inovasi produk, di samping dapat menjaga aspek keberlanjutan (sustainability).
“Di samping aspek keberlanjutan, riset dan inovasi merupakan landasan utama Indesso dalam menjalankan bisnis. Kami tidak berbisnis hanya untuk keuntungan semata. Tapi lingkungan pun harus dipelihara. Karena itu, kami integrasikan 3P pilar; people, partnership, dan planet sebagai pijakan aspek keberlanjutan bisnis,” ujar Robby Gunawan, Presiden Direktur Indesso di sela acara IFEAT 2019.
Indesso dedikasikan riset bahan baku aromatik
Selain itu, Indesso pun memberi perhatian pada upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang tinggal di sekitar area pabrik dan area sumber bahan baku (di perkebunan atau penyulingan). Tahun 2018 lalu, Indesso pun mendonasikan puluhan mesin jahit dan pelatihan menjahit tas untuk kaum ibu di area sekitar pabrik, di samping mendirikan “Museum Atsiri” sebagai sarana informasi dan pengetahuan dalam memproduksi bahan baku aromatik, minyak atsiri, dan ekstrak kepada masyarakat. Fasilitas ini, termasuk kebun aromatik, dan prototipe penyulingan tradisional sebagai pusat pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, Indesso saat ini memiliki tiga jenis produk utama, yaitu aromatic chemical dan essential oils, natural extracts, dan savoury products. Bahan-bahan baku seperti minyak nilam yang dapat diaplikasikan ke dalam pembuatan parfum. Karena itu, pengadaan sumber bahan baku Indesso dapat ditelusuri melalui model kemitraan yang transparan, dapat ditelusuri dari hulu hingga hilir.
“Kami pun menjalankan bisnis dengan prinsip kemitraan yang sinergis. Selain untuk memberdayakan, masyarakat pun dapat ikut bekerjasama dalam pengembangan produk. Untuk itu, Indesso membuka peluang kepada para klien untuk ikut berpartisipasi dalam program keberlanjutan sumber daya,” kata Paul S. Gunawan, Direktur Sales dan Marketing untuk Aroma Ingredients.
Saat ini, Indesso tercatat sebagai perusahaan pertama dalam industri bahan baku aromatik dan makanan yang memasang panel surya dalam skala besar dan mengintegrasikannya dengan aliran listrik yang disuplai PLN. Panel surya ini telah menghasilkan energi bersih sebesar 882.123 kWh (per 24 September 2019) sejak pertama kali dipasang pada Maret 2018. Karena itu, Indesso secara aktif bertekad mengurangi carbon footprint pada aktivitas produksinya.
ADVERTISEMENT
Dalam hal pengelolaan limbah, Indesso berkomitmen meminimalisasi dampak limbah, bila perlu didaur ulang. Seperti pengolahan limbah dalam produksi eugenol dari minyak cengkeh yang kini menghasilkan zero waste karena seluruh bahan yang digunakan dapat digunakan kembali atau didaur ulang. Lebih lagi, Indesso pun mendaur ulang ampas dalam produksi ekstrak teh menjadi kompos alami yang kemudian didonasikan kepada para petani.