Jangan Malu Promosikan Taman Bacaan

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) - Konsultan - Mhs S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
Konten dari Pengguna
24 Mei 2022 13:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jangan malu promosi atau menyuarakan praktik baik di taman bacaan atu TBM (Taman Bacaan Masyarakat). Karena “hidup mati” TBM tidak ditanggung oleh negara apalagi orang lain. TBM bisa maju karena inisiatif dan kreativitas pegiat literasi-nya. TBM kan aktivitasnya positif, pemandangannya juga buku-buku. Seger dan mencerahkan. Jadi, jangan malu mempromosikan TBM. Terus kalau bukan kita, siapa yang mau promosiin?
ADVERTISEMENT
Baca buku itu bukan soal minat. Tapi soal kebiasaan dan akses. Anak kecil yang belum baligh itu disuruh sholat untuk membiasakan diri. Agar setelah baligh jadi taat sholat dan patuh agama. Ya membaca juga begitu, dibiasakan dari kecil. Agar saat remaja apalagi dewasa jadi terbiasa dekat dengan buku. Asal akses membaca-nya ada. Nah, selagi sudah dibiasakan dan akses-nya disediakan ya sudah cukup.
Lalu, apa dengan baca buku bisa sukses dan kaya?
Tentu tidak. Sukses dan kaya itu relatif. Menurut siapa dan ukurannya apa? Semua mahasiswa yang lulus dan jadi sarjana pun belum tentu dapat kerjaan. Anak sekolah yang juara 1 di kelas pun tidak ada jaminan sukses. Tapi yang penting, ikhtiar harus dilakukan dan promosi apa kebisaan-nya. TBM juga begitu, harus ikhitar dan promosikan aktivitas-nya yang baik Tidak usah gengsi apalagi malu aktif di TBM. TBM kan tidak makan gengsi apalagi ocehan yang tidak bermanfaat.
ADVERTISEMENT
TBM itu bisa eksis dan bertahan, syarat-nya ada tiga: 1) kinerja-nya bagus, 2) kolaborasi dengan banyak pihak, dan 3) promosi sesering mungkin. Tanpa promosi, terus siapa yang tahu aktivitasnya TBM? Makanya promosikan, publikasikan, dan suarakan terus.
Jangan malu promosikan taman bacaan
Kan katanya, siapa yang ikhtiar baik atas niat yang ikhlas. Maka hasilnya pun bagus bahkan lebih. Nah, promosi TBM di medsos itu ikhtiar. Biar publik tahu, apa sih yang dikerjakan dan apa manfaat TBM? Selain aktivitas-nya rutin dan sepenuh hati, TBM pun wajib hukumnya mempromosikan diri. Asal jangan hoaks, gibah atau ocehan yang tidak berguna. Karena kalau bukan kita yang promosikan, siapa lagi yang mau?
Seperti besok Rabu sore (25/5/2022). DAAI TV pun ikut mempromosikan aktivitas MOtor BAca KEliling (MOBAKE) TBM Lentera Pustaka untuk menjelajah ke Kampung Jami Desa Sukaluyu. Promosi soal kisah motor baca dalam menyediakan akses bacaan ke anak-anak usia sekolah di kampung-kampung. Agar lebih terbiasa membaca dan kian akrab dengan buku-buku bacaan. Sekalipun sibuk kerja, besok saya dari Jakarta akan datang ke TBM di kaki Gunung Salak hanya untuk melayani liputan DAAI TV. Setelah itu ya balik lagi ke Jakarta. Karena untuk TBM dan kebaikan, insya Allah saya komit untuk melayani. Apa pun kondisinya, apa pun kendalanya. TBM dan literasi harus terus diperjuangkan, ditegakkan.
ADVERTISEMENT
Jadi, TBM di mana pun, memang harus lebih kerAS, cerdAS, tuntAS, dan ikhlAS (4-AS). Tidak usah malu promosikan diri. Karena TBM tidak ditanggung oleh negara atau orang lain. Salam literasi #LiputanTV #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka