news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kenapa Orang Tua Tidak Antar Anak saat Hari Pertama Sekolah?

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) - Konsultan - Mhs S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
Konten dari Pengguna
15 Juli 2019 9:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
com-Ilustrasi orang tua mengantarkan anaknya ke sekolah Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi orang tua mengantarkan anaknya ke sekolah Foto: Shutterstock
Hari ini, 15 Juli 2019 merupakan hari pertama anak-anak masuk ke sekolah.
ADVERTISEMENT
Belajar lagi dan libur telah usai. Silakan cek, betapa bahagia hati dan pikiran anak-anak jelang masuk sekolah. Mulai dari minta beli seragam, sepatu, buku tulis, hingga aksesori keperluan sekolah.
Tapi sayang, semangat dan energi besar anak-anak ke sekolah, tidak berbanding lurus dengan "kepedulian" orang tua untuk mengantar anaknya ke sekolah. Pagi ini, masih banyak anak yang diantar ojol, sopir, bahkan kakaknya. Orang tua, ayah atau ibu, tidak hadir ke sekolah.
Gerakan 'Antar Anak Hari Pertama ke Sekolah' ternyata hanya sebatas imbauan di bibir saja. Faktanya, tidak sedikit orang tua yang sibuk dengan urusannya sendiri.
Kemarin-kemarin, orang tua yang protes sistem zonasi tidak adil. Orang tua pula yang sering ngomong bahwa pendidikan karakter anak sangat penting diajarkan. Bahkan orang tua pula yang sering mengkritisi kondisi sekolah; dari mulai guru, fasilitas, hingga kualitas belajar. Tapi sekali lagi sayang, ada segelintir orang tua pula yang menjadi "motor ketidakpedulian" terhadap sekolah, terhadap pendidikan anaknya sendiri.
Budayakan gerakan antar anak ke sekolah; sebagai penguatan pendidikan karakter
Kenapa orang tua tidak antar anak ke sekolah hari ini?
ADVERTISEMENT
Sibuk atau banyak urusan. Atau merasa bukan pekerjaannya. Atau lebih ngeri lagi bila sekolah dianggap sebagai tempat penitipan anak. Segalanya sudah dibayar mahal, anak silakan belajar sekaligus dititipkan ke sekolah. Anggapan itu semua salah. Karena pendidikan bukan hanya tanggung jawab sekolah, apalagi guru.
Pendidikan itu adalah proses membentuk cara berpikir dan sikap (sekarang disebut karakter) anak. Tentu, pengaruh kuatnya persis seperti yang diperagakan orang tuanya sendiri. Orang tua cuek, maka anak pun cuek. Orang tua tidak peduli, apalagi anaknya. Maka, pendidikan pun jangan dibuat malah menistakan tanpa ada kepedulian.
Sahabat orang tua, seperti saya. Bila pendidikan targetnya untuk memintarkan anak, pasti semua sekolah ingin begitu. Semua pengen anaknya cerdas.
ADVERTISEMENT
Tapi, bila pendidikan untuk membentuk karakter anak, maka orang tua pun harus peduli. Bukan hanya sekolah yang bertanggung jawab. Dan itu, bisa dimulai dari hal kecil. Mengantar anak ke sekolah di hari pertama, toh hanya setahun sekali.
Mengapa antar anak ke sekolah di hari pertama?
Orang tua murid mengantar anak menuju ke sekolahnya. Foto: ANTARA FOTO/Jojon
Memang, sepertinya terlalu simbolik atau kamuflase. Tapi bila dicermati, ada banyak manfaat positif dari mengantar anak ke sekolah. Paling minimal, orang tua bisa tahu keadaan sekolah secara fisik, di samping dapat membangun hubungan emosional dengan guru dan pihak sekolah. Terjadi komunikasi antara orang tua dan sekolah.
ADVERTISEMENT
Gerakan orang tua antar anak ke sekolah. Sungguh, tradisi yang harus terus digelorakan dan dilaksanakan. Karena pendidikan butuh kepedulian semua pihak; pemerintah, sekolah, guru, siswa, dan yang terpenting, orang tua.
Lalu, kenapa masih ada orang tua yang tidak atau belum mau antar anak ke sekolah? Ketahuilah, kehebatan terbesar anak di sekolah bukanlah pada kecerdasannya. Tapi pada karakter dan kebesaran perasaannya untuk terus belajar.
Tabik,
#TGS #HariPertamaKeSekolah #AnakSekolah