Literasi itu Perbuatan, Bukan Omongan

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) - Konsultan - Mhs S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
Konten dari Pengguna
27 Januari 2021 7:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi membaca buku. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi membaca buku. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Banyak orang ingin berprestasi. Karena prestasi berarti hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dari yang sudah dikerjakan. Tidak ada prestasi bila kita berdiam diri. Sekecil apapun perbuatan baik, ujungnya akan berakhir di prestasi. Aktivitas apapun bila dilakukan dengan sepenuh hati dan konsisten, insya Allah akan jadi prestasi.
ADVERTISEMENT
Untuk bisa meraih prestasi memang tidak mudah. Selalu ada godaan, selalu ada tantangan. Bahkan ada saja orang-orang yang tidak senang bila kita berprestasi. Maka prestasi itu sesuai yang harus diperjuangkan. Karena prestasi, tidak pernah datang dengan sendirinya. Asal kita tahu, prestasi di bidang apapun.Adalah perbuatan baik, karena ia tidak merusak dan tidak melukai orang lain.
Lalu, siapa orang yang bisa berprestasi?
Syarat orang berprestasi itu sederhana. Berani menuntut ilmu, berani beribadah, dan berani berbuat yang baik. Sudah pasti, tidak ada orang yang berprestasi. Bila perilakunya buruk, kerjaannya ngomongin orang, atau menjauh dari perbuatan baik. Atau berkumpul tapi tidak ada manfaatnya.
Coba cek pada diri sendiri? Apakah perbuatan kita punya 1) orientasi ke masa depan, 2) bertekad untuk berhasil dan lebih baik dari sebelumnya, 3) berani mengambil risiko apapun, 4) punya komitmen dan konsisten, dan 5) mampu mengelola waktu dengan baik. Itu semua dalah ciri-ciri orang yang berprestasi. Bila dilakukan terus-menerus, prestasi hanya tinggal menunggu waktu saja.
ADVERTISEMENT
Persis seperti anak-anak di taman bacaan. Saat anak-anak lain bermain dan nongkrong yang tidak jelas, anak-anak yang membaca di taman bacaan adalah anak-anak yang bakal punya prestasi. Apapun kondisinya, selalu membaca buku. Saat hujan, mendung, panas terik matahari selalu datang untuk membaca. Berani membaca buku di saat orang banyak tidak suka baca. Itulah anak-anak yang dekat dengan prestasi. Karena prestasi sudah pasti menjadi milik anak-anak yang optimis. Anak-anak yang dekat dengan buku.
Prestasi itu perbuatan bukan omongan
Contoh konkretnya, alhamdulillah. Pada tahun 2010 lalu, saya pun berhasil menggaet prestasi sebagai “Winner Marketing Dream Team 2010” dari MarkPlus, Indonesia Marketing Award dan Majalah SWA. Sebagai jejak prestasi yang tertinggalkan. Atas apa yang pernah saya perbuat dan kerjakan di masa lalu.
ADVERTISEMENT
Tentu, prestasi itu soal sikap. Karena sikap nantinya akan menentukan perbuatan. Dari perbuatan itulah akan jadi prestasi.Dan yang paling penting, prestasi itu adalah pengakuan orang lain atas karya kita. Saat pihak luar mau menghargai karya kita sesederhana apapun yang telah kita perbuat.
Jadi prestasi baik itu datang dari orang lain, bukan kata diri sendiri. Salam literasi … #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #LiterasiPrestasi