news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Literasi Orang Sok Tahu

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) - Konsultan - Mhs S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
Konten dari Pengguna
6 Maret 2021 8:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bermain media sosial. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bermain media sosial. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Siapa pun pasti jengkel dan tidak nyaman. Saat berhadapan dengan orang sok tahu. Orang yang merasa tahu segalanya. Banyak omong, kebiasaannya sok tahu. Bahkan tidak jarang saat bicara tidak mau kalah. Nyerocos terus, kira-kira begitu.
ADVERTISEMENT
Orang sok tahu, namanya. Orang yang merasa tahu segalanya, segala hal. Lalu memberi komentar tentang apa saja padahal tidak diinginkan orang lain. Omongannya penuh opini. Dan anehnya, orang sok tahu selalu menolak apa yang orang lain katakan. Menyebalkan bukan?
Zaman dulu, ada film judulnya "Ateng Sok Tahu". Semoga almarhum pelawak Ateng husnul khotimah. Film itu berkisah tentang orang yang sok tahu. Ilmunya sedikit tapi mengaku banyak. Sekolahnya sebatas apaan, tapi segala rupa dibahas. Negara salah, vaksinasi ditolak, yang benar hanya pikiran dan omongannya saja. Selalu ada argumen untuk membantah. Itulah orang sok tahu. Tapi sejatinya, mereka hanya tahu sedikit saja. Tergantung, lagi ramai soal apa. Nah di situlah, orang-orang sok tahu muncul dan eksis.
ADVERTISEMENT
Orang sok tahu memang juara.
Bila sudah bicara, kesannya tahu semua. Padahal itu cuma alat untuk menutupi banyak ketidak-tahuannya. Bahkan bila diamati, orang sok tahu itu ya justru kerjaannya membual, mengoceh tiada henti. Pandai bicara tapi tidak pandai berbuat. Giliran dapat berita hoaks buru-buru disebarluaskan. Kirim sana kirim sini. Orang sok tahu itu persis seperti orang frustrasi. Orang yang sedang memperjuangkan mimpinya.
Literasi orang sok tahu
Orang sok tahu. Seharusnya sering berkunjung ke taman bacaan. Bila tidak mau membaca buku pun. Setidaknya dia bisa diam. Karena yang lainnya sedang membaca. Ketahuilah, musuh orang yang membaca adalah orang sok tahu. Maka bila kamu tahu semuanya, maka seharusnya kamu tahu kapan harus tutup mulut? Itulah literasi sok tahu.
ADVERTISEMENT
Orang sok tahu itu merasa tahu segalanya. Tapi mereka juga harus tahu betapa menyebalkan dirinya. Orang sok tahu sering lupa. Bahwa dia tahu hanya sedikit saja. Tidak tahu banyak segala hal. Hingga merasa paling benar sendiri. Maka sudah saatnya, kurangi gaya sok tahu. Cukup perbanyak membaca, intropeksi diri. Dan berani berbuat untuk memperbaiki diri.
Jangan sok tahu. Bahwa manusia itu bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Salam literasi #KampanyeLiterasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan