Panggil Aku, Tukang Ngopi

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) - Konsultan - Mhs S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
Konten dari Pengguna
16 Agustus 2019 9:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sob, kamu udah ngopi pagi belum?
Jangan lupa ngopi dulu. Karena dosa dari meninggalkan kopi di pagi hari itu setara dengan menghujat pemimpinnya sendiri tiada henti. Atau sama dengan menghebat-hebatkan pilihannya serasa dah jadi tuhan. Jadi, ngopilah dulu...
ADVERTISEMENT
Ngopi pagi dulu aja.
Biar agak rileks, dan realistis. Karena tukang ngopi dah biasa kok, dilayani jutek gak masalah. Apalagi dlayani sopan, pasti oke-oke saja. Persis kayal temen ngopi. Ada yang ngeselin ada yang ngangenin. Ngopi itu kadang kayaka politik. Awalnya pahit tapi ujungnya manis.
Ngopi pagi itu nikmatnya, bukan maen.
Tentu bukan karena aromanya. Juga bukan karena harga. Tapi karena suasananya, karena perasaannya tukang ngopi. Plong dan bergairah. Kok bisa gitu? Iya, karena kopi itu gak pernah memilih siapa yang layak menikmatinya. Di hadapan kopi kita semua sama. Begitu juga di dunia politik. Kalo gak suka, gak usah diikutin. Kalo suka ya silakan diikutin. Gak susah kan... Asal jangan koar-koar mulu aja.
ADVERTISEMENT
Ngopi pagi dulu aja.
Karena ngopi pagi itu mengajarkan kepada kita. Apa yang terjadi itu tidak lebih penting dari sikap kita atas kejadian itu sendiri. Karena tukang ngopi sangat paham. Bahwa kita bertanggung jawab atas diri kita sendiri. Bukan karena orang lain; bukan dipengaruhi orang lain. Biarkan saja bila ada orang lain tidak baik. Asal tukang ngopi tetap baik...
Apalagi kopi hitam, kegemaran saya.
Hitam itu tidak selalu kotor dan pahit; hitam tidak selalu menyakitkan. Tapi hitam itu simbol. Bahwa kita masih sehat. Bisa tahu, mana hitam mana putih. Maka gak perlu terpengaruh atau ingin mempengaruhi.
Panggil Aku, tukang ngopi ... itu sudah cukup
Ngopi pagilah dulu.
Agar tetap rileks. Kan pilpres udah kelar. Emangnya lagi yang mau diributin. Untuk apa ngomel-ngomel di medsos. Untuk apa berceloteh dan komen gak ada ujungnya. Sementara sama sekali tidak ada yang bisa dilakukan. Emang, kalo orang lain salah, situ pasti benar?
ADVERTISEMENT
Ngopi pagilah dulu. Agar bisa tetap sejuk di tempat yang panas. Agar tetap merasa kecil meskipun telah menjadi besar. Agar tetap tenang di tempat gaduh sekalipun.
Nikmatilah seteguk kopi pagi. Karena di situ ada kehangatan. Seperti matahari yang tiap pagi terbit. Tanpa peduli, suka atau tidak suka. Seperti matahari, bahwa kopi itu punya kelebihan tanpa perlu dibicarakan. Kopi juga punya kekurangan, tanpa perlu diperdebatkan. Sangat manusiawi, bila ada kelebihan pasti ada kekurangan. Kalo punya plus pasti punya minus. Jadi, ngopi aja dulu.
Tukang ngopi itu asyik lagi masyukk.
Karena tukang ngopi sama sekali gak bisa mengontrol pikiran dan perilaku orang lain. Tapi tukang ngopi pasti bisa mengontrol dirinya sendiri. Karena ngopi itu yang penting "substansi" bukan "reaksi". Sebab saat ngopi, gak boleh ada orang lain yang ikut menentukan cara kita dalam bertindak.
ADVERTISEMENT
Ngopilah dulu. Agar kita bisa mensyukuri karunia Allah SWT yang tak terhingga. Jangan berkeluh-kesah terus. Nanti nyawa-nnya diangkat, baru tahu rasa. Bersyukur aja jarang, apalagi mau bantu orang lain.
Syukurilah, karena kita masih bisa ngopi pagi. Agar kita semua tetap baik, tetap rileks. Dan yang paling penting, gak usah menunggu untuk jadi orang baik. Karena pilihan kita hanya dua; khairul bariyyah (sebaik-baik makhluk) atau syarrul bariyyah (seburuk-buruk makhluk) pada akhirnya.
Di balik ngopi pagi. Selalu ada ajaran sederhana. Bahwa setiap nasehat baik gak akan pernah datang terlambat hingga kapanpun. Karena ngopi pagi itu, mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Salam ngopi pagi nan ciamikk... #TGS #NgopiPagi #TukangNgopi