Stop Hoaks di Hari Aksara Internasional

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) - Konsultan - Mhs S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
Konten dari Pengguna
8 September 2022 9:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tanggal 8 September selalu diperingati sebagai Hari Aksara Internasional. Lalu apa yang mau dilakukan di hari aksara? Pegiat Literasi TBM Lentera Pustaka mengimbau masyarakat untuk stop sebarkan hoaks alias berita bohong. Karena di era media sosial, terlalu mudah bagi siapapun untuk ikut menyebarkan hoaks. Berita tanpa kebenaran tanpa diketahui sumbernya.
ADVERTISEMENT
Hari Aksara Internasional bukan hanya pentingnya memberantas buta aksara. Bukan pula soal aktivitas membaca dan gerakan literasi. Tapi lebih dari itu, hari aksara adalah sikap untuk berani menyetop hoaks dan ujaran kebencian, atas alasan apapun. Karena hoaks dan ujaran kebencian sangat menyesatkan.
Jadi spirit, Hari Aksara Internasional di bumi Indonesia adalah keberanian untuk membendung bertebarannya hoaks, ujaran kebencian, dan konten-konten negatif di media sosial. Hoaks, sangat gampang terjadi di era digital seperti sekarang. Aksesnya mudah dan cepat. Hoaks itu sesat tapi mampu “dijual” sebagai kebenaran oleh orang-orang yang tidak literat.
Stop hoaks di Hari Aksara Internasional
Tidak ada guna pendidikan tinggi, punya jabatan dan status sosial bahkan omongannya religious tapi tetap bersahabat dengan hoaks dan ujaran kebencian. Siapa pun harus hati-hati terhadap informasi yang tidak jelas umbernya, tidak jelas tujuannya. Manusia literat bersikap untuk memilah dan memilih informasi yang bermanfaat dan positif. Bukan justru menebar hoaks, ujaran kebencian, fitnah, dan konten negatif yang tidak produktif.
ADVERTISEMENT
Melek aksara bukan sebatas bisa baca-tulis. Tapi mampu menjadi manusia yang literat. Agar tidak menggembar-gemborkan masalah tanpa memberi solusi. BBM naik harus disikapi dengan literat. Berani punya kendaraan berarti berani membeli bahan bakar. Kaum buta aksara bukan untuk dikasihani tapi bantu agar terbebas dari buta aksara. Anak putus sekolah bukan diomongin tapi bantu agar bisa terus sekolah.
Maka Hari Aksara Internasional bukan seremoni tapi esensi. Aksi nyata untuk bergerak dan berubah ke tatanan kehidupan yang lebih literat. Mampu meredan hoaks dan ujaran kebencian di mana pun dan kapan pun. Karena sekatinya, “aksara” itu pembeda antara yang bekerja dan yang berbicara.
Manusia literat, harus dimulai dan diakhiri dari diri sendiri. Jadilah Literat! Salam literasi #HariAksaraInternasional #GerakanLiterasi #Tamanbacaan #TBMLenteraPustaka
ADVERTISEMENT