Taman Bacaan Jemput Berkah bersama Anak Yatim dan Jompo Binaan

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) - Konsultan - Mhs S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
Konten dari Pengguna
25 Juni 2022 21:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ubah masalah menjadi berkah, begitu kata bijak di internet.
Tapi bagaimana caranya? Tentu, caranya bisa berbeda-beda. Tergantung orangnya, tergantung kondisinya. Asal punya spirit dan keyakinan. Bahwa berkah dalam hidup adalah sesuatu yang bisa diraih dengan niat dan ikhtiar. Tidak da masalah yang tidak bisa dicarikan jalan keluaranya. Hanya memang, tidak banyak orang yang memahaminya. Tentang cara mengubah masalah jadi berkah.
ADVERTISEMENT
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak justru punya cara tersendiri. Di taman bacaan ini, ada program literasi yang disebut YABI (YAtim BInaan) dan JOMBI (JOMpo BInaan). Sebuah program menyantuni anak-anak yatim dan jaum jompo setiap bulan melalui pengajain bulanan. Saat ini ada 11 anak yatim dan 10 jompo yang dibina dan diperhatikan sebagai wujud aksi sosial yang nyata TBM Lentera Pustaka. Bahkan saat ini, ada 4 anak yatim yang dibeasiswai untuk tetap melanjutkan sekolah. Diantaranya 1) mahasiswa kuliah semester 6, 2) mahasiswa semester 1, 3) SMP kelas 9, dan 4) SMP kelas 7, termasuk di dalamnya ada 2 anak yatim difabel.
Siapa pun sepakat, tidak ada satu anak pun yang ingin dilahirkan dalam keadaan yatim. Tidak pula ada orang tua yang akhirnya menjadi jompo dalam kondisi tidak berdaya. Maka sebagai ikhtiar untuk menghadirkan senyum di kalangan anak-anak yatim dan kaum jompo itulah, TBM Lentera Pustaka memiliki program literasi YABI dan JOMBI. Sekaligus menjadikan akativitas taman bacaan dan orang-orang yang membantunya meraih berkah. Karena berkah adalah menambah yang sedikit dan melipatgandakan yang banyak. Berkah itu pula yang nyata terjadi dalam perjalanan TBM Lentera Pustaka selama 5 tahun terakhir. Hampir tidak ada kendala berarti yang dihadapi taman bacaan. Sementara bila ada masalah, insya Allah dengan mudah dihadapi dan terlewati tanpa menganggu aktivitas taman bacaan.
ADVERTISEMENT
Bukti berkah TBM Lentera Pustaka misalnya setiap tahun selalu ada korporasi yang ber-CSR menjadi sponsor aktivitas dan biaya operasional taman bacaan. Donasi buku yang melimpah, banyak dikunjungi tamu atau bakti sosial. Ada pula prestasi yang diraih TBM Lentera Pustaka, seperti tahun 2021 menggaet 5 prestasi spektakuler. Mulai dari 1) Jagoan 2021 RTV, 2) Sosok Inspiratif Spiritual Journey 2021 dari PLN, 3) 31 Wonderful People dari Guardian Indonesia, 4) Terpilih 1 dari 30 TBM se-Indonesia penerima program Kampung Literasi dari Kemdikbud RI, dan 5) Ramadhan Heroes Tonight Show NET TV.
Pengajian yatim dan jompo binaan TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor
Kenapa anak yatim dan kaum jompo? Karena anak yatim dan kaum jompo adalah sosok yang harus dikasihi dan diperhatikan. Selain membantu, anak yatim dan kaum jompo pun bisa jadi ladang amal semua orang. Asal didasari niat dan ikhtiar yang baik. Punya komitmen dan dilakukan secara konsisten. Bukankah anak yatim punya keutamaan? "Mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah, memperbaiki keadaan mereka adalah baik" (QS. Al-Baqarah [2]: 220). Karena itu, anak yatim dan kaum jompo tidak cukup hanya dikasihani. Tapi harus dibantu, semampu dan sebisa kita.
ADVERTISEMENT
Duduk mengaji dan berdoa bersama anak-anak yatim dan kaum jompo adalah berkah. Momen untuk memperbaiki diri sekaligus memberikan nasihat baik. Sebagai bentuk kepedulian terhadap mereka, di saming menghadirkan senyum di wajahnya. Spiirt itulah yang dijalankan TBM Lentera Pustaka selama ini, di samping menjadi tempat membaca 130-an anak pembaca aktif usia sekolah.
Buktikanlah, setiap masalah bisa diubah jadi berkah. Caranya sederhana, perhatikan dan bantulah anak-anak yatim dan kaum jompo agar mereka tersenyum. Karena sejatinya “kekayaan bukanlah seberapa banyak kita mengumpulkan. Tapi seberapa banyak kita bisa memberikan”.
Umar bin Khattab pernah berpesan, “Aku tidak peduli atas keadaan susah atau senangku, karena aku tidak tahu manakah di antara keguanya itu yang lebih baik bagiku”. Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka
ADVERTISEMENT