Tenangkan Diri di Taman Bacaan

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) - Konsultan - Mhs S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
Konten dari Pengguna
23 November 2022 6:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di tengah hiruk pikuk dunia dan kehidupan, sikap tenang menjadi penting di kedepankan. Tenang sangat berguna saat masalah datang. Sebab masalah, seringkali memicu amarah, kejengkelan, dan kebencian. Hingga akhirnya, sulit menemukan jalan keluar. Maka, sikap tenang harus jadi prioritas.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dialami Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Saat harus menyiapkan Festival Literasi Gunung Salak #5 pada 20 Nov 2022 lalu. Berbagai masalah muncul, siapa yang mengisi acara? Siapa pula yang diundang dan bagaimana menyiapkan makan siang. Bagaimana mengatur 350 orang dalam satu event besar? Hingga bagaimana kesiapan TBM Lentera Pustaka, wali baca dan relawan untuk acara besar itu? Alhasil, acara berjalan lancer dan sukses. Semua terjadi karena sikap tenang.
Itulah mengapa, sikap tenang terbukti mampu menemukan jalan keluar yang terbaik. Karena tenang, semua masalah bisa teratasi. Karena berpikir jernih, bertindak bijak, dan menjalani prosesnya tanpa emosi. Karena tidak ada kedamaian atau keberhasilan dalam hal apapun tanpa sikap tenang. Siapapun tidak bisa mengontrol apa yang terjadi di luar. Tapi siapapun bisa mengendalikan drinya sendiri dan apa yang terjadi di dalam. Itulah substansi sikap tenang. Maka penting hari ini, untuk untuk tidak belajar bagaimana bereaksi. Tapi pelajari cara merespons apapun dengan tenang.
Sikap tenang di taman bacaan Lentera Pustaka
Alkisah, suatu ketika di taman bacaan. Seorang anak mengeluh untuk tidak mau membaca karena ramai dan susah memahami isi bacaan. Akhirnya hanya main ke sana main ke sini. Tanpa ada buku yang dibacanya. Kemudian si anak pun meminta ke wali baca untuk tidak membaca. Lebih baik pulang ke rumah. “TBM-nya ramai banget, akum au pulang aja ahh”.
ADVERTISEMENT
Lalu, wali baca pun menyuruh di anak untuk mengambil buku bacaan dan duduk di tempat yang nyaman di taman bacaan. Tenang dalam membaca, sabar dalam melihat realitas. “Baca ya yang tenang” ujar wali baca kala itu. Tidak lama kemudian, si anak tadi merasakan kenyamanan dan tetap membaca buku di taman bacaan. Duduk tenang dan fokus membaca buku.
Wali baca pun berkata, “Ramai dan susah memahami isi bacaan itu pikiran manusia. Karena terlalu cepat bereaksi, dan berpikir negatif. Tapi saat duduk tenang dan memilih buku yang cocok, pikiran pun jadi positif. Terkadang jalan terbaik untuk menjernihkan pikiran adalah bersikap tenang”.
Jadi apapun dalam hidup, sikapi dengan tenang. Jika lelah, stress, atau emosi, ada baiknya bersikap tenang. Cari tempat yang nyaman dan duduk sejenak memejamkan mata dan fokus pada pikiran yang positif. Dan teruslah berbuat baik dan menebarkan manfaat. Semuanya akan baik-baik saja bila dihadapi dengan tenang.
ADVERTISEMENT
Karena di taman bacaan, cara yang tenang adalah kenyamanan yang tidak ternilai harganya. Terkadang tenang bukan hanya baik untuk diri sendiri, bahkan bisa mengguncang dunia. Salam literasi #TamanBacaan #BacaBukanMaen #TBMLenteraPustaka