Empati di Masa Pandemi

Natasya Maulidiawati
Mahasiswa Jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta
Konten dari Pengguna
6 Juli 2021 14:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Natasya Maulidiawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi berkebun | Sumber : Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berkebun | Sumber : Pixabay.com
ADVERTISEMENT
Angka penularan Covid-19 di Indonesia terus bertambah. Selain itu penyebarannya juga semakin luas. Maka Pemerintah menghimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah demi memutuskan mata rantai penyebaran virus corona (Covid-19). Ada banyak kegiatan positif yang dapat dilakukan ketika melakukan kegiatan di rumah saja seperti menghabiskan waktu dengan berkebun dan beternak. Dengan tidak mengurangi interaksi dengan sesama manusia dan tetap menerapkan protokol kesehatan, kegiatan tersebut dapat dilakukan bersama dengan tetangga terdekat untuk lebih mempererat kedekatan dengan mereka
ADVERTISEMENT
Aku dan para tetanggaku menjadi lebih harmonis semenjak pandemi ini. Kami seperti keluarga. Kami saling melindungi diri satu sama lain dengan menjaga jarak dan menggunakan masker jika ingin keluar rumah. Kami bergotong-royong menjaga lingkungan tetap bersih dengan melakukan kerja bakti. Kami juga bekerja sama menyemprotkan lingkungan sekitar rumah dengan cairan disinfektan untuk melindungi wilayah kami dari pandemi virus yang mengerikan.
Kami sangat giat berkebun dan beternak bersama semenjak pandemi ini. Kami berkebun untuk menanam sayur-sayuran, seperti kangkung, bayam, sawi, dan cabai. Kami juga menanam buah-buahan, seperti mangga, jambu, dan pisang. Selain itu, adapula tetanggaku yang ahli dalam berteriak ikan lele. Semua hasil berkebun dan beternak tidak hanya untuk dijual, tetapi juga untuk dibagikan kepada para tetanggaku jika mereka sedang membutuhkan bahan pangan.
ADVERTISEMENT
Aku dan para tetanggaku semakin akrab semenjak pandemi ini. Kami tidak pernah menjauhi atau pun mendiskriminasi jika ada tetangga kami yang harus isolasi mandiri akibat pandemi virus yang mengerikan ini. Kami malah saling bahu-membahu untuk membantu tetangga kami itu agar lekas sembuh. Kami secara bergiliran memberikan kebutuhan pangan sehat dan bergizi seperti beras, lauk-pauk, sayur-sayuran, buah-buahan, dan susu setiap harinya. Kami juga memastikan tetangga kami itu mendapatkan obat terbaik untuk mempercepat kondisi tubuhnya lekas sembuh.
Kami memang takut akan pandemi virus yang mengerikan ini. Tetapi kami tidak mau kalah dari virus itu. Kami yakin dengan bekerja sama, kami mampu melawan virus yang mengerikan itu. Kami saling mengingatkan untuk mematuhi protokol kesehatan dan turut melancarkan program vaksinasi dimulai dari wilayah sekitar rumah kami. Kami yakin suatu hari nanti kami akan bisa hidup normal kembali. Tentunya dengan empati dan kekeluargaan kami, yang tetap lestari. (Natasya Maulidiawati/Politeknik Negeri Jakarta)
ADVERTISEMENT