Kolaborasi Riset dan Industri ala Optus Centre

Tatang Muttaqin
Fellow di Groningen Research Centre for Southeast Asia and ASEAN.
Konten dari Pengguna
28 November 2022 23:58 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tatang Muttaqin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Anggota Optus Centre for Artificial Intelligence. Foto: Dok. Istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Optus Centre for Artificial Intelligence. Foto: Dok. Istimewa.
ADVERTISEMENT
Seiring dengan pentingnya pemanfaatan artificial intelligence (AI), berkolaborasi dengan lembaga riset dan industri, Curtin University membangun Optus Centre for Artificial Intelligence sebagai salah satu pusat riset terpandang yang didukung salah satu penyedia jasa telekomunikasi Australia, Optus. Kolaborasi penelitian dilakukan dengan melibatkan latar belakang keilmuan dengan pendekatan multidisiplin, interdisiplin, dan transdisiplin, seperti Teknik Elektro, Ilmu Komputasi dan Matematika, Ilmu Kesehatan, Bisnis, Ekonomi dan Hukum, serta Seni dan Sastra.
ADVERTISEMENT
Merujuk EU-Deloitte (2022), pendekan lintas ilmu basisnya sama, yaitu visi dan tujuan bersama, hanya pendekatan multidisiplin menekankan pada pembagian pekerjaan sesuai kompetensi dan bekerja terpisah namun tetap bertanggung jawab dan akuntabel atas penugasan masing-masing sebagai independent teamwork. Sementara itu, pendekatan interdisiplin menekankan brainstorming beragam keahlian untuk menemukan solusi bersama dan bekerja bersama-sama (Integrated teamwork). Pendekatan transdisiplin mengarahkan untuk mengombinasikan keahlian yang beragam untuk memunculkan jenis keahlian baru.
Di samping kolaborasi lintas keilmuan dengan mengombinasikan pendekatan multidisiplin, interdisiplin, dan transdisiplin, Optus Centre for Artificial Intelligence melibatkan kolaborasi beragam industri dan UMKM seperti: Agili8, CCR, Hug Health, INOVOR Technologies, MEDIVITALS, SPIRAL BLUE, VITooLS, dan XSights. Pusat riset penopang lainnya juga melakukan kemitraan, seperti Pusat Riset Trailblazer Teknologi Sumber Daya dan Mineral Curtin University yang me-matching-kan dana pemerintah yang sebesar $50 juta dengan dana dukungan yang setara dari Universitas dan mitra industri dengan nilai total inisiatif mencapai lebih dari $200 juta. Curtin University bermitra dengan The University of Queensland dan James Cook University serta 33 mitra perusahaan di seluruh Australia yang terlibat dalam rantai nilai yang membutuhkan sumber daya lithium, nikel, kobalt, vanadium, dan hidrogen.
ADVERTISEMENT
Dalam praktiknya, Optus Centre for Artificial Intelligence memiliki tema riset yang benar-benar fokus, yaitu: Pertama, Responsive AI yang memanfaatkan data perilaku dan biometrik manusia untuk membuat sistem AI yang berguna. Kedua, Responsible AI yang merupakan pendekatan desain untuk mengontrol penggunaan data pribadi. Ketiga, 5G, IoT, edge computing yang memanfaatkan VR, telepresence, dan robotika. Keempat, Human centred Computing yang mampu membuat loop, prototipe, dan co-design yang berdasarkan manusia. Proyek yang telah dilakukan Optus Centre for Artificial Intelligence di antaranya: AI yang digunakan untuk mencegah perawatan lanjut usia jatuh; pembuatan laporan radiologi berdasarkan deep learning, Pavlok wearable yang merupakan alat untuk latihan kebiasaan, Optus Capstone merupakan AI café untuk sistem pemesanan, sistem kontrol untuk pemodelan lingkungan, AI deskripsi Audio yang digunakan untuk tunanetra, AI dan 5G untuk konferensi video, dan AI untuk pemrosesan ucapan dalam menganimasikan wajah 3D realisme dalam telepresence, serta Agili8 yang merupakan alat emergency medical response yang menggunakan 5G XRAI.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, untuk proyek aplikasi yang bertanggung jawab dan responsif telah menghasilkan: Party Mood Monitor yang merupakan aplikasi pesta yang digunakan untuk mendeteksi perubahan mood; Amicia yang merupakan aplikasi monitoring stres yang mengetahui respons individu terhadap stres dalam pengaturan yang berbeda, menampilkan tingkat stres dan menawarkan saran intervensinya; Virtual Trainer berupa aplikasi yang digunakan dengan membuat kerangka tubuh untuk mengenali perilaku dan tindakan dengan tetap menyembunyikan identitas individu; Moodle berupa aplikasi yang membantu dalam melatih remaja dalam mendeteksi emosi lebih baik; Signal Sentry aplikasi yang memanfaatkan data radio sekitar untuk menangkap data tanpa mengganggu privasi; MyFood-Nudge Theory merupakan aplikasi yang menggunakan dorongan psikologis untuk mempengaruhi perubahan perilaku makan sehat; Safe-Nav19 adalah aplikasi yang digunakan untuk memilih rute pejalan kaki dan memberikan informasi dinamis terkait daerah yang berpotensi terinfeksi COVID-19; dan PrivWalk berupa aplikasi smartphone yang digunakan untuk bernegosiasi smart contract dengan infrastruktur keamanan di Central Bussiness District Perth melalui blockchain; serta Covid Cough merupakan aplikasi yang menggunakan AI untuk menganalisa suara batuk yang dapat memprediksi COVID-19.
Diskusi anggota Optus Centre for Artificial Intelligence. Foto: Dok. Istimewa.
Optus Centre for Artificial Intelligence melakukan beraneka kegiatan penelitian berbasis empat area: kolaborasi, supervisi proyek; workshop; dan teaching and outreach. Kegiatan kolaborasi dilakukan dengan fasilitasi kolaborasi dan kemitraan dan engagement UMKM dan para peneliti. Kegiatan supervisi proyek mencakup untuk proyek PhD, Post-Doctoral, Honours, dan Sarjana.
ADVERTISEMENT
Adapun kegiatan workshop yang dilakukan mencakup workshop design thinking dengan industri dan periset;dan design thinking dalam kegiatan pembelajaran. Untuk Teaching and Outreach melalui kursus HCI dan adanya Sekolah Indigenous Australian Engineering.
Pengalaman mempraktikkan kolaborasi antara universitas, dunia usaha dan dunia industri serta pemerintah (Triple helix) mulai berjalan dengan baik dan menghasilkan banyak inovasi yang sudah dinikmati masyarakat. Secara khusus, Curtin University sebagai kampus yang bermula dari Politeknik lalu menjadi Institut Teknologi dan kini menjadi universitas terus berinovasi, salah satunya melalui berkolaborasi dalam Optus Centre for Artificial Intelligence, di mana industri ikut berinvestasi dan bekerja bersama dalam riset.
Beberapa praktik terbaik yang telah cukup berhasil di Curtin University, sebagai pusat riset di negara bagian Australia Barat nampaknya bisa diadopsi dan adaptasi di tanah air. Misalnya mengombinasikan riset berbasis kompetensi periset dan kebutuhan dunia industri sehingga benar-benar menguntungkan kedua belah pihak yang didukung oleh beragam hibah riset dari lembaga pemerintah seperti The Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO).
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, perubahan pendekatan perlu dilakukan misalnya dengan membiasakan kolaborasi riset lintas keilmuan, antaruniversitas, dan beragam industri dan UMKM sehingga menghasilkan horizon yang lebih luas dan komprehensif terkait kebutuhan pasar. Hal ini juga pada tahap selanjutnya akan mampu memperkuat rantai pasok beragam produk riset dan inovasi untuk bisa eksis di pasaran. Major Project Science Techno Park (STP) di lima universitas, yaitu: UI, ITB, UGM, ITS, dan IPB bisa menjadi pionir bagaimana ekosistem riset, inovasi dan rantai pasok sampai ke pasar bisa ditata dengan solid, termasuk dukungan regulasi dan kelembagaan yang sesuai dengan kebutuhan dan dinamika pasar.