Kolaborasi, Sinergi, Akselerasi Riset, dan Inovasi

Tatang Muttaqin
Fellow di Groningen Research Centre for Southeast Asia and ASEAN.
Konten dari Pengguna
21 November 2022 21:08 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tatang Muttaqin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kolaborasi, Sinergi, Akselerasi Riset, dan Inovasi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Medio Maret 2022, dalam S20 High Level Policy Webinar on Just Energy Transition, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa: "Kita harus mendorong energi bersih untuk semua, terutama energi untuk elektrifikasi dan clean cooking, leaving no one behind." Untuk itu semua pihak perlu menyiapkan proses transisi yang tak hanya membutuhkan dana dan investasi yang sangat besar juga diperlukan dukungan riset dan teknologi.
ADVERTISEMENT
Implementasi transisi energi memerlukan efektivitas peran ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu menghasilkan teknologi baru yang lebih efisien dan kompetitif, sehingga mampu menurunkan biaya sekaligus meningkatkan nilai tambah pada produk industri energi baru terbarukan. Di samping itu, penyiapan berbagai kompetensi dan keahlian dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi agar tersedia SDM yang unggul untuk menopang transisi energi secara mulus (smooth).
Setiap tantangan juga melahirkan peluang, berupa lapangan kerja baru dan semakin terbukanya potensi ekonomi baru, ekonomi hijau yang diharapkan mampu mempercepat pemulihan global. Untuk itu, Bapak Presiden menekankan pentingnya membuka ruang yang lebih luas untuk berkolaborasi dalam mempermudah akses layanan energi yang terjangkau, menciptakan inovasi teknologi, menelurkan terobosan pendanaan, merumuskan strategi yang konsisten dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Seiring dengan isu menipisnya cadangan sumber bahan bakar fosil, pertumbuhan kendaraan listrik baik roda dua maupun empat terus meningkat. Salah satu komponen penting dan utama dalam pemanfaatan kendaraan listrik adalah ketersediaan baterai. Dengan demikian, baterai menjadi teknologi kunci dalam kendaraan listrik (electric vehicle/ EV) dan juga merupakan media penyimpan energi pada sistem energi baru dan terbarukan (EBT).
Secara regulasi, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden No. 55 Tahun 2019 tentang percepatan program Kendaraan Listrik Berbasis Baterai (KLBB). Hal ini meniscayakan kehadiran industri baterai nasional. Dengan demikian, riset dan inovasi baterai untuk kendaraan listrik maupun penyimpan energi sangat penting untuk dilakukan.
Fakta ini semakin diperkuat dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden No 7 Tahun 2022 tentang penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai sebagai kendaraan dinas operasional dan/atau kendaraan perorangan dinas instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Baterai menjadi energi masa depan dan sekaligus tantangan besar untuk memenuhinya agar tidak bergantung pada suplai negara lain dan menjadi pintu ekonomi baru nasional, apalagi bahan dasarnya tersedia di tanah air.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, sampai saat ini, Indonesia belum memiliki industri manufaktur baterai, terutama untuk komponen utama kendaraan listrik. Oleh karena itu, perlu adanya peta jalan riset material hulu dan hilir berdasarkan hasil-hasil penelitian yang ada supaya riset baterai lebih terintegrasi dan terfokus.
Melalui Major Project Science Techno Park (STP) di lima universitas dan 3 pusat riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), diharapkan ada solusi inovasi teknologi dari hulu dan hilir secara terintegrasi. Dipandu oleh Dean for ASEAN Curtin University, Mr. Shaun Wellbourne-Wood, lima pimpinan Science Tekno Park (STP) UI, UGM, IPB, ITB, dan ITS mendapat kesempatan untuk mendalami pengalaman praktik terbaik dalam riset dan inovasi yang dilakukan Future Battery Industries Cooperative Research Centre (FBICRC) Curtin University.
The FBICRC merupakan pusat independen tempat industri, pemerintah, dan peneliti dapat bersatu untuk menciptakan alat, teknologi, dan keterampilan guna menumbuhkan peran penyimpanan baterai di jaringan listrik Australia, dan menjadikan Australia pemain yang lebih besar dalam rantai nilai baterai global.
ADVERTISEMENT
Dengan duo mantra utama, riset dan pelibatan (engage), Curtin berhasil membangun reputasi internasional untuk keunggulan penelitian, dengan 95 persen penelitian berada di peringkat standar dunia atau lebih tinggi. Selanjutnya, berkolaborasi secara erat dengan industri dan pemerintah, Tim peneliti Curtin memimpin sejumlah proyek penelitian nasional dan internasional dalam berbagai bidang keilmuan, seperti: kesehatan, astronomi, ekonomi, mineral dan energi serta manajemen penyakit tanaman. Hubungan kolaboratif dengan industri, mitra penelitian, alumni dan masyarakat, Curtin University menemukan jalan inovasi baru untuk memberikan hasil yang saling menguntungkan bagi masyarakat.
Di samping itu, Curtin University memiliki Tim Komersialisasi yang bekerja dengan peneliti, investor, dan mitra industri untuk mengambil inovasi Curtin, menilai potensi komersialnya, dan menemukan cara terbaik untuk membawanya ke pasar. Inovasi, kewirausahaan, dan komersialisasi adalah elemen mendasar dari pola pikir penelitian di Curtin. Curtin memiliki kelompok peneliti yang terlibat dan tertarik memanfaatkan peluang komersialisasi. Secara institusi, Curtin mendukung peneliti dan para kolaboratornya melalui berbagai mekanisme yang mendorong ide-ide, memfasilitasi, dan memungkinkan beraneka konsepsi menjadi inovasi yang mencapai kesuksesan komersial.
ADVERTISEMENT
Di the FBICRC, proyek penelitian difokuskan untuk membantu memperluas produksi mineral dan bahan kimia baterai Australia selanjutnya mengembangkan peluang untuk pembuatan baterai spesialis, serta mendukung penyebaran baterai ke rumah tangga, komunitas, dan industri, dan mengoptimalkan ekonomi sirkular untuk penggunaan dan pemanfaatan kembali sistem baterai.
Dalam praktiknya, program pengembangan Industri memberikan saran berbasis bukti untuk menginformasikan kebijakan dan peraturan pemerintah dan mengamankan kepercayaan publik untuk teknologi energi baru. Selanjutnya, ada program pengembangan sumber daya, pemrosesan dan daur ulang yang menyediakan jalur inovatif untuk menambang, mengekstrak, memperbaiki, dan mendaur ulang mineral, logam, dan material baterai untuk menghasilkan produk kelas baterai. Ini juga akan menunjukkan produksi prekursor yang layak dan pengujian pabrik percontohan untuk pembuatan baterai.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya program manufaktur, pengujian dan penerapan dilakukan untuk mengembangkan kemampuan fabrikasi baterai Australia, meningkatkan fasilitas pengujian baterai dan mengembangkan sistem penyimpanan energi baterai baru. Tak lupa juga melaksanakan edukasi dengan mendukung mahasiswa PhD by Research terpilih untuk melakukan proyek penelitian yang berfokus pada industri dari delapan universitas mitra.
Saat ini, Australia sedang mengembangkan industri baterainya hingga 2030, tenaga kerja dapat tumbuh dari 6.000 pekerjaan menjadi sekitar 34.700 pekerjaan. Sekitar 8.000 dari pekerjaan baru ini akan membutuhkan pendidikan universitas dan sisanya sebagian besar adalah personel terlatih dari Vocational Education and Training (VET).
Merujuk pengalaman FBICRC, setidaknya ada tiga pembelajaran yang bisa diambil. Pertama, pentingnya kolaborasi antarpihak karena dengan mengedepankan kolaborasi antarpihak yang dibangun secara organik dan konsisten selama bertahun-tahun dengan tujuan yang sama serta porsi masing-masing pihak yang jelas membuat tujuan dan target yang disepakati bisa dicapai.
ADVERTISEMENT
Kedua, pentingnya ekosistem riset dan inovasi sebagai modal karena dalam membangun menuju tujuan yang besar, ekosistem yang dibangun secara alami dengan mempertemukan pihak-pihak yang terkait menjadi modal penting. Ekosistem riset yang tumbuh dan berkelanjutan merupakan kunci sukses riset dan pengembangan. Adanya spesialisasi antara tim riset dengan tim komersialisasi yang masing-masing memiliki peran penting menjadi sinergi yang efektif dan andal.
Ketiga, perlunya perencanaan yang matang dengan melihat peluang yang tersedia. Melalui pemetaan potensi dan peluang yang ada dan diturunkan menjadi strategi unggul melalui perencanaan yang matang dan jelas tahapannya maka sinergi memadukan langkah beragam pihak dapat terlaksana dengan efektif dan harmonis.