Menengok Inisiatif Keterbukaan Kota Semarang

Tatang Muttaqin
Fellow di Groningen Research Centre for Southeast Asia and ASEAN.
Konten dari Pengguna
1 Desember 2020 16:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tatang Muttaqin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi virus corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan

Oleh: Tatang Muttaqin

ADVERTISEMENT
Pada tahun ini, Open Government Partnership (OGP) yang bermarkas di Washington DC, kembali memilih pemerintah provinsi, kabupaten kota yang melakukan kolaborasi dan korelasi dengan Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) yang terkenal dengan OGP Local. OGP Local ditujukan untuk mewujudkan pemerintahan yang transparan, partisipatif, dan akuntabel.
ADVERTISEMENT
Inisiatif pembentukan OGP Local didasarkan pada penelitian OGP (2018) bahwa pemerintah daerah mempunyai peran yang besar dalam mendorong implementasi keterbukaan pemerintah (open government) karena berinteraksi langsung dengan masyarakat. Namun, terdapat kendala yang sering dihadapi oleh pemerintah daerah, seperti keterbatasan sumber daya sehingga diperlukan program yang mampu melibatkan dan mendukung pemerintah daerah dalam keanggotaan OGP. Bersama Meksiko, tahun ini Indonesia merupakan dua negara dengan jumlah pemerintah daerah terbanyak yang terpilih, yaitu: Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Kabupaten Sumbawa Barat, Kota Semarang, Kabupaten Brebes, dan Kabupaten Banggai.
Untuk melihat lebih dekat kesiapan dan dinamika di lapangan, sepekan lalu kami berkunjung ke salah satu OGP Local, Kota Semarang. Berdasarkan kunjungan tersebut nampak kesiapan Kota Semarang yang mengajukan beberapa program inovatif sebagai bagian dari Open Responses dan Open Recovery. Di samping itu, Pemerintah Kota Semarang yang bekerja sama dengan OMS, antara lain Transparency International Indonesia (TII) dan Pusat Telaah dan Informasi Regional (Pattiro). Di samping kokreasi dengan OMS, masukkan akademisi juga menjadi rujukan dalam membangun Kota Semarang secara bergotong-royong.
ADVERTISEMENT
Salah satu bagian dari Open Responses yang telah dilakukan Kota Semarang adalah pengembangan Website Siaga Corona. Di website Siaga Corona tersebut terpetakan secara real-time dan interaktif mencakup: data pergerakan pasien COVID-19, tingkat kesembuhan pasien, data orang yang masuk ke Kota Semarang, peta persebaran orang yang terkonfirmasi COVID-19, dan data kesiapan penanggulangan COVID-19. Dengan website tersebut, masyarakat dengan mudah dapat mengakses juga data bantuan dari pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan corporate social responsibility dari pihak swasta sehingga saling melengkapi untuk memastikan distribusi bantuan lebih merata. Di samping itu, data di dalam website Siaga Corona juga telah terintegrasi dengan data yang ada di dinas Kesehatan. Setiap hari jam 12.00 WIB, data penanganan COVID-19 yang telah dikumpulkan akan dilaporkan ke Satgas COVID-19 di Provinsi Jawa Tengah.
dok. pribadi

Contoh data yang dapat diakses di Website Siaga Corona

Selanjutnya, inisiatif “Semarang Satu Data” bekerja sama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kemutakhiran input data di dalam website. Sebagai contoh, apotek memasukkan data real time terkait data ketersediaan masker dan hand sanitizer. Juga untuk kebutuhan bahan pokok, terdapat 52 pasar dan distributor yang juga membantu input data di website Siaga Corona. Data lain, seperti ketersediaan kamar isolasi juga dimutakhirkan oleh Rumah Sakit setiap hari secara berkesinambungan. Untuk mendukung ikhtiar tersebut, Kota Semarang juga telah memasang CCTV Analytic di lima belas titik untuk mendeteksi dan surveilans penggunaan masker. Bentuk upaya lain yang dilakukan adalah melakukan pemasangan 10.000 CCTV, di mana di setiap RT mendapatkan satu bantuan CCTV. CCTV Analytic dan Satu Data ini sangat bermanfaat dalam pengambilan keputusan yang cepat berbasis bukti yang valid dan solid di Kota Semarang.
ADVERTISEMENT
Ikhtiar pemerintah Kota Semarang selanjutnya adalah mengembangkan aplikasi Gerai Usaha Mikro Lokal Online Asli Semarang (Gulo Asem) sebagai bagian dari upaya untuk Open Recovery yang diluncurkan pada tanggal 13 Maret 2020. Dalam Aplikasi Gulo Asem, tersedia dua jenis aplikasi, yaitu: Gulo Asem untuk UMKM dan Gulo Asem untuk Organisasi Pemerintah Daerah (OPD). Dalam aplikasi Gulo Asem, ada berbagai fitur yang membantu memudahkan penggunaan aplikasi seperti buku panduan, riwayat pemesanan, dan jumlah total pengeluaran. Dalam hal ini, semua OPD diharuskan untuk membelanjakan anggaran seperti penyediaan kudapan dan makan siang di aplikasi Gulo Asem. Ikhtiar ini ditujukan untuk memperluas potensi pasar dari Gulo Asem, yakni rapat dan kegiatan OPD.
Pemakaian aplikasi Gulo Asem menuntut beberapa syarat saat pendaftaran yang relatif mudah, yakni: copy KTP, bukti domisili di Semarang, bukti NIB dan IUMK, dan terdaftar sebagai pelaku usaha e-gerai Kopimi, serta mengisi form pendaftaran.
ADVERTISEMENT

Aplikasi Gulo Asem

Dengan adanya inovasi ini, setidaknya dalam waktu enam bulan ke depan terdapat sekitar 300 UMKM yang terus berkembang dan semakin berkualitas produknya. Dengan demikian, harapan untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku UMKM semakin memungkinkan, the dreams come true. Selain itu, melalui aplikasi Gulo Asem ini, pemerintah Kota Semarang juga dapat mengumpulkan data UMKM yang meliputi UMKM di bidang makanan dan minuman, pakaian, serta kerajinan (kriya). Menurut Dinas Perdagangan Kota Semarang, saat ini tercatat ada sebanyak hamir 19 ribuan pelaku UMKM di Kota Semarang. Produk UMKM juga dipromosikan di Semarang Kreatif Galeri yang bekerja sama dengan PT Telkom sebagai pemilik Gedung.
dok. pribadi