Menengok Praktik Baik Indonesia dalam Penurunan Kematian Bayi

Tatang Muttaqin
Fellow di Groningen Research Centre for Southeast Asia and ASEAN.
Konten dari Pengguna
9 Mei 2023 10:51 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tatang Muttaqin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menengok Praktik Baik Indonesia dalam Penurunan Kematian Bayi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam Konferensi Tingkat Dunia di Madrid, Spanyol pada penghujung April 2023, Indonesia menjadi contoh yang baik dalam melaksanakan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
ADVERTISEMENT
Keberhasilan Indonesia dalam upaya menurunkan kematian bayi menjadi contoh global pada Konferensi Global untuk Pneumonia Kedua yang diselenggarakan di Madrid, Spanyol, tanggal 26-27 April 2023.
Merujuk data termutakhir Sensus Penduduk Longform yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) terlihat penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) yang cukup signifikan dari 28 menjadi 16,8 per 1.000 kelahiran hidup antara tahun 2010 dan 2021.
Pencapaian ini juga diiringi dengan penurunan angka kematian ibu dari 346 (2010) menjadi 189 per 100.000 kelahiran hidup (2021). Dengan keberhasilan ini, maka target Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024 dan target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) tahun 2030 untuk kematian bayi diperkirakan akan tercapai.
Dalam konferensi tersebut, Deputi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan, Amich Alhumami menyampaikan pidato kuncinya di hadapan peserta konferensi global yang dihadiri oleh pemerintah di Asia dan Afrika serta utusan berbagai perguruan tinggi, mitra Internasional, lembaga penelitian, dan organisasi masyarakat sipil dari berbagai negara. Dalam pidato tersebut, Amich Alhumami menyampaikan bagaimana ikhtiar Indonesia dalam menurunkan kematian bayi.
ADVERTISEMENT
Setidaknya ada empat kebijakan Indonesia yang dapat digunakan yang dapat dijadikan praktik baik di tingkat global, yaitu 1) komitmen yang kuat untuk penurunan kematian bayi dengan menetapkannya sebagai prioritas nasional dalam RPJMN, 2) dukungan pembiayaan dari sumber dalam negeri termasuk dukungan anggaran untuk pemenuhan sarana dan prasarana Rumah Sakit dan Puskesmas, 3) inisiatif Reformasi Sistem Kesehatan pada masa pandemi, dan 4) dukungan secara komplementer dari program kesehatan lain.
Sementara itu, Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Pungkas Bahjuri Ali, menyampaikan bahwa Indonesia diundang kembali dalam Konferensi Global ini karena dinilai berhasil mengenalkan imunisasi Pneumococal Conjugate Vaccine (PCV) sehingga menjadi program nasional dalam waktu dua tahun, tepatnya sejak komitmen tersebut disampaikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa pada Konferensi Global tentang Pneumonia sebelumnya di Barcelona tahun 2020.
ADVERTISEMENT
Menurut Monoarfa, kematian bayi di Indonesia terutama di sebabkan oleh diare dan pneumonia. Melalui perluasan vaksin PCV, maka pneumonia dapat terus ditekan sehingga kematian bayi menurun. Hal yang luar biasa adalah penurunan kematian bayi ini dapat dicapai di saat Indonesia mengalami pandemi Covid-19.
Selanjutnya Menteri PPN/Kepala Bappenas menyampaikan bahwa kematian bayi ini sangat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia, termasuk salah satu penentu indikator Indeks Pembangunan Manusia. Oleh karena itu, dengan menurunnya kematian bayi maka kualitas manusia Indonesia akan meningkat.
Selanjutnya Alhumami menguraikan bahwa salah satu kunci dari penurunan kematian bayi di Indonesia antara lain adalah adanya keterpaduan intervensi program pada saat pandemi. Intervensi tersebut antara lain adalah manajemen terpadu balita sakit, manajemen malnutrisi, imunisasi, peningkatan akses terhadap air minum dan sanitasi serta berbagai bantuan sosial khususnya berupa makanan tambahan kepada ibu hamil dan anak di bawah usia dua tahun.
ADVERTISEMENT
Menurut Alhumami, setiap anak berhak untuk hidup sehat, produktif dan bahagia. Alhumami berharap, melalui terselenggaranya konferensi di tingkat global ini, semua negara dapat saling belajar bagaimana menurunkan angka kematian bayi, dan pada saat yang sama mendorong semua negara untuk berjuang dan meningkatkan upaya penurunan angka kematian bayi dan siap menghadapi segala tantangan yang ada di depan dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB).
Konferensi Global Ke-2 ini di lakukan oleh Yayasan ”La Caixa”, Yayasan Bill and Melinda Gates yang bekerja sama dengan Badan PBB UNICEF dan beberapa organisasi lain. Delegasi Indonesia dimpimpin oleh Amich Alhumami selaku Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Sosial, dan Kebudayaan Bappenas beserta Pungkas Bahjuri Ali dan Dewi Amila Solikha dari Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Bappenas, Prima Yosephine sebagai Direktur Manajemen Imunisasi Kementerian Kesehatan, Atiek Anartati, Country Director, Clinton Health Access Initiative, Ruzka Radwamina Taruc, MS selaku Chief Investigator, Revitalising Informal Settlements and their Environments/RISE, Unhas, Cissy Kartasasmita dan Neily Zakiyah dari UniversitasPadjadjaran, serta Widyaretna Buenastuti yang merupakan Direktur Inke Maris & Associates.
ADVERTISEMENT