Menimba Pengalaman Tata Kelola dari Singapura

Tatang Muttaqin
Fellow di Groningen Research Centre for Southeast Asia and ASEAN.
Konten dari Pengguna
8 Mei 2023 18:50 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tatang Muttaqin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menimba Pengalaman Tata Kelola dari Singapura Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Menimba Pengalaman Tata Kelola dari Singapura Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bermula dari Open Government Partnership yang berlanjut dengan Seminar Tata Kelola Pemerintahan di masa Covid-19 yang diselenggarakan oleh Nanyang Centre for Public Administration, Nanyang Technological University (NTU) pada bulan April 2021 mengemuka perlunya kolaborasi dan saling belajar sebagai tetangga terdekat.
ADVERTISEMENT
Seminar berlanjut dengan kesepakatan untuk menyelenggarakan rangkaian program pengembangan untuk para aparatur sipil negara (ASN) di tingkat tinggi dan menengah atau executive education Program di salah satu perguruan tinggi terbaik dunia, Nanyang Technological University (NTU).
Pada tahap pertama, Public Administration Programme for Senior Government Officials from Indonesia ini dilaksanakan secara daring karena kondisi pandemi Covid-19 yang sedang mengkhawatirkan.
Setelah pandemi berubah menjadi endemi, pada tahap ke-2 dilaksanakan secara luring pada tanggal 1-4 Mei 2023 di Singapura. Pembahasan pertama dengan narasumber yang berpengalaman dan mumpuni, Prof. Ang Hak Seng membuat kelas menjadi sangat dinamis.
Menyimak “Smart Nation: The Singapore Experience in Community Building” yang disampaikan dengan sangat baik oleh Prof. Ang, mantan Deputy Secretary Ministry of Culture, Community and Youth Singapura ini memberikan gambaran yang sangat lengkap dan mudah dicerna bagaimana melaksanakan negara yang pintar dengan transformasi digital.
Ilustrasi bus di Singapura. Foto: Shutterstock
Makna transformasi digital lebih substantif karena ditopang oleh ekosistem yang kolaboratif serta pemberdayaan dan engagement masyarakat yang sangat menginspirasi, beragam layanan menjadi lebih responsif, dekat dengan sasaran dan partisipatif.
ADVERTISEMENT
Untuk melakukan pembangunan, stabilitas keamanan merupakan sesuatu yang tak bisa ditawar sehingga perlu menyimak bagaimana menata keamanan dan kenyamanan negara kota yang disampaikan dengan baik oleh Mr. Lee Chee Chiew, mantan Deputy Assistant Commisioner (DAC) Singapore Police Force.
Mr. Lee mengurai topik “SG Secure: Community Policing in Singapore” yang mengurai bagaimana kolaborasi antara apparat penegak hukum dengan komunitas dalam memperkuat hukum dan keteraturan (law and order).
Sumber daya manusia yang menangani keamanan di manapun tentu terbatas dan berhadapan dengan masyarakat yang lebih banyak dengan dinamika yang sangat cepat sehingga upaya peningkatan partisipasi dan keterlibatan warga menjadi sangat krusial untuk memastikan setiap titik yang ada di Singapura benar-benar aman dan nyaman.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, kecepatan dan kesigapan respons terkait gangguan keamanan akan lebih efektif jika melibatkan komunitas, dan pemanusiaan mantan narapidana akan lebih smooth dengan kolaborasi baik dengan perusahaan untuk mendapatkan pekerjaan dan juga kondusivitas penerimaan masyarakat sehingga pelanggar hukum tak mengulangi kesalahan yang kedua kali.
Wisatawan berkunjung ke Singapura. Foto: Shutterstock
Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi harus berkelanjutan. Untuk itu pengalaman menarik Singapura adalah bagaimana menggerakkan ekonomi melalui kelembagaan pengelolaan kawasan ekonomi khusus yang berkelanjutan, yaitu Badan Otorita Jurong yang dikenal dengan JTC Corporation.
Group Director JTC, Mr. Tan Chee Kiat memaparkan “Sustainability and Innovaton at JTC” dengan terperinci. Menurut Mr. Tan, kontribusi JTC dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi sangat penting.
Peran JTC adalah bagaimana zona bisnis dan inovasi yang melibatkan perusahaan multinasional berorkestrasi mengantarkan ekonomi Singapura menjadi negara yang makmur dengan dukungan sumber daya manusia yang berkualitas.
ADVERTISEMENT
Di sinilah sinergi pendidikan, pelatihan, riset, inovasi dan bisnis sangat nampak dengan pemanfaatan aset dan sumber daya yang ada. Pengalaman JTC bisa menjadi pembelajaran yang baik untuk penguatan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Indonesia dan juga pelaksanaan Science Techno Parks yang merupakan proyek strategis nasional agar sukses dan berkelanjutan.
Untuk melengkapi paparan dalam kelas, untuk lebih meyakinkan kami juga belajar dengan sekaligus melihat bagaimana kerangka konsep yang dilakukan Singapura dalam pembangunan kota yang layak dan nyaman untuk ditinggali.
Pengalaman ini sangat relevan dengan persiapan Indonesia untuk pindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai kota hutan yang nyaman dan berkelanjutan. Kunjungan lapangan ke kantor Centre for Liveable Cities (CLS) yang berada di dalam Kementerian Pembangunan Nasional memberi gambaran yang konkret bagaimana melihat praktik tata kelola dan miniatur kota.
Desain final IKN Nusantara. Foto: Dok. Nyoman Nuarta
Sebelum melihat lebih rinci, kami menyimak paparan pengantar bertajuk “The Singapore Liveable Framework” yang disampaikan dengan sangat runtut oleh Mr. Teo Jing Kok, Deputy Director CLC.
ADVERTISEMENT
Dari paparan tersebut, tergambar dengan sangat baik bagaimana visi pemimpin bangsa yang baru merdeka di tahun 1960-an mengubah kota kumuh menjadi kota yang nyaman, maju dan sangat modern. Diskusi terkait Liveable Cities menjadi sangat dinamis dan bersemangat karena sangat kontekstual dengan kebutuhan Indonesia saat ini, yaitu Ibu Kota Nusantara (IKN).
Sebagai kapita selekta pembelajaran, kami menyimak potret lengkap pembangunan ekonomi Singapura yang disandingkan dengan perkembangan yang juga cepat di negara-negara Asia Timur. Hal ini sangat relevan dan bermanfaat untuk kita menyiapkan strategi yang tepat dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Paparan guru besar ekonomi NTU yang telah malang melintang dalam kepemerintahan dan pembangunan di Singapura seperti pembangunan Bandara Changi dan Surbana Jurong Private Limited and CapitalMall REIT, Prof. Tan Kong Yam mengangkat tema “The Development Experience of East Asia over Past 70 Years; Relevant Lessons for Indonesia’sEconomic Strategy”.
ADVERTISEMENT
Menyimak paparan yang disampaikan dengan sangat apik oleh Doktor lulusan Stanford University ini membuat konsep besar ekonomi yang kompleks dapat dipaparkan dengan mudah dan praktis sehingga sangat bermanfaat dan praktis.
Peran kunci pembangunan di Singapura yang tak memiliki sumber daya alam adalah sumber daya manusia. Kita perlu belajar bagaimana Singapura menyiapkan sumber daya manusia dengan mengunjungi langsung Kementerian Tenaga Kerja.
Di Kementerian Tenaga Kerja, kami berkesempatan belajar dan berdialog terkait “Singapore’s Experience in Manpower Planning and Development” dari Mr. Poon Hong Yuen, Deputy Secretary Kementerian Tenaga Kerja yang didampingi tim ahlinya.
Dari paparan dan diskusi yang interaktif karena kami juga banyak bertanya lebih detail terkait SDM dan ketenagakerjaan yang relatif kompleks terdapat benang merah pentingnya kolaborasi antara para pengampu di bidang pendidikan, ketenagakerjaan, dan dunia usaha sehingga saling menguatkan.
ADVERTISEMENT
Sebagai penutup, paparan bertajuk dengan “Behavioural Economic for Policy Makers” yang disampaikan oleh Chair School of Social Sciences School of Social Science NTU, Prof. Yohanes Eko Riyanto juga sangat bermanfaat sebagai alat analisis penyusunan kebijakan. Di samping itu, beragam hasil eksperimen yang dipaparkan juga sangat relevan dan bermanfaat serta praktis untuk direplikasi di Indonesia.