JOKOWI MENUNTUT KESETIAAN

Taufik Am
Direktur Progress Indonesia Alumni Pascasarjana FE UI Perencanaan dan Kebijakan Publik
Konten dari Pengguna
7 Oktober 2017 18:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Taufik Am tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
JOKOWI
Taufiq Amrullah
Taufiq
Presiden Jokowi baru saja melemparkan pernyataan terbuka pada puncak peringatan hari lahir ke-72 Tentara Nasional Indonesia 5 Oktober lalu di Cilegon Banten. Jokowi meminta TNI harus setia dan tunduk pada pemerintah yang sah. Sekilas pernyataannya nampak biasa, namun pernyataan ini sudah berulang kali keluar dari mulut presiden, seperti sebuah tuntutan dan peringatan. Jokowi sepertinya gusar dan paranoid atas 'manuver' TNI yang justru mendapat simpati di hati rakyat. TNI mengambil sikap 'negarawan' dan setia pada NKRI dalam setiap momentum yang berpotensi membelah rakyat.
ADVERTISEMENT
Tidak pada tempatnya Presiden Jokowi membuat pernyataan demikian. Saat TNI sedang merayakan hari lahirnnya, Presiden seharusnya memberi ucapan selamat dan mengingatkan ancaman dari luar serta mengungkap posisi Indonesia dalam lingkungan global geopolitik dan geoekonomi. Sehingga TNI sebagai garda terdepan republik lebih waspada dan bersiap menghadapi segala ancaman dari luar. Presiden adalah panglima tertinggi angkatan bersenjata TNI yang mempunyai akses tak terbatas dan dapat mengontrol keadaan setiap saat. Tidak selayaknya malah mengingatkan TNI agar tunduk dan patuh pada pemerintah yang sah.
Presiden Jokowi sepertinya sedang gusar dan kehilangan kesabaran menghadapi sikap Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang dianggap berpolitik. Gatot sebenarnya sedang berpolitik atas nama bangsa dan pancasila tapi tidak berpolitik praktis seperti yang dituduhkan. Serangan media mainstream dan pengamat politik pro Jokowi semakin gencar menuduh Panglima TNI berpolitik dan tidak becus menjadi pemimpin TNI. Beberapa waktu lalu media Metro TV menuduh Gatot sebagai Panglima TNI terburuk dalam sejarah TNI. Sebuah pernyataan tendensius dan menjatuhkan.
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi nampaknya lebih fokus pada situasi politik dalam negeri dan meminta TNI berada di belakangnya apapun kondisinya. Padahal ancaman geopolitik semakin besar dan kawasan semakin tidak stabil. Penyelundupan narkoba, pencurian sumber daya di perairan, ruang udara diterobos dan sejumlah intimidasi di wilayah perbatasan adalah pekerjaan rumah yang berat bagi TNI. Tapi Presiden Jokowi justru menuntut kesetiaan saat perlindungan TNI atas negara sangat dibutuhkan.
TNI kini di posisi yang sangat baik karena menguatnya simpati dan cinta rakyat Indonesia. TNI berhasil menempatkan posisinya dalam politik negara menghindari berpolitik kelompok yang memenangkan satu kelompok untuk melemahkan yang lain. Menjaga Pancasila, melindungi rakyat dan ummat, TNI menyeruak ke permukaan untuk mengembalikan arah bangsa yang mulai tak tentu arah. Berbagai pernyataan Panglima TNI dianggap sangat tepat melakukan pembelaan pada rakyat dan menjaga NKRI. Hal ini menyebabkan relevansi Pak Jokowi dalam dialektika bernegara melemah.
ADVERTISEMENT
Semestinya bukan TNI yang dituntut berbaris rapi di belakang tapi Jokowi yang harus meningkatkan posisi tawar di hadapan rakyat. Apalagi dengan tema HUT ke-72 TNI yang semakin mengundang simpati : 'Bersama Rakyat, TNI Kuat, Hebat, Profesional Siap Mewujudkan Indonesia yang Mandiri, Berdaulat, Berkepribadian, Adil dan Makmur’. TNI memberi pesan bahwa bersama rakyat apapun yang terjadi bisa terkendali, Panglima TNI Gatot pun berkali membuktikan kesetiaannya pada pada pemerintah, cerdas memposisikan Presiden Jokowi sebagai pemimpin tertinggi dan membiarkan tetap nyaman dalam pangkuan, tapi komando lapangan kuat di tangannya.
Hasil survey kepuasan rakyat dan elektabilitas menambah kegusaran Presiden Jokowi. Beberapa faktor akan memberi pengaruh besar bagi pilihan publik dan munculnya tokoh pemimpin baru. Presiden Jokowi harus siap head to head dalam berbagai isu yang rumit, bukan menuntut kesetiaan dan meminta setiap orang berbaris di belakangnya. Sebentar lagi kita memasuki tahun politik atau tahun tak menentu di 2018. Jokowi di pole position tapi ada banyak lap dan tikungan. Persoalan semakin menumpuk tapi harus ditemukan solusinya, benturan ideologi, situasi geopolitik, hukum dan korupsi, dan yang terpenting masalah ekonomi bangsa.
ADVERTISEMENT
Selamat HUT TNI ke-72
Jaya selalu di Darat, Laut, Udara dan di hati rakyat
Merdeka!