Cerita Korban Ledakan Bom Thamrin yang Tertancap 20 Paku di Kakinya

23 Februari 2018 19:08 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemeriksaan saksi kasus bom Thamrin. (Foto: Aria Pradana/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemeriksaan saksi kasus bom Thamrin. (Foto: Aria Pradana/kumparan)
ADVERTISEMENT
Iptu Denny Mahieu menjadi salah satu korban selamat dari aksi bom bunuh diri di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat pada awal 2016 lalu. Ia terkena ledakan bom yang berasal dari dalam pos polisi yang berada tepat di tengah perempatan Thamrin.
ADVERTISEMENT
Denny yang sudah enam tahun berjaga di pos polisi tersebut menceritakan bagaimana momen ketika bom tersebut meledak dan melukai dirinya.
Sesaat sebelum kejadian, Denny sudah merasa curiga dengan kondisi pos polisi ketika itu. Saat tiba, ia menyebut ada satu motor dinas terparkir di depan pos, namun ia tidak melihat ada satu orang di dalamnya.
Suasana di sekitar lokasi bom Thamrin (Foto: Gunawan Kartapranata/wikimedia commons)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di sekitar lokasi bom Thamrin (Foto: Gunawan Kartapranata/wikimedia commons)
Dia semakin merasa curiga dengan adanya tas ransel hitam yang berada di dalam pos tersebut. Sebab tas itu berada di ujung, sementara rekan-rekannya biasa menyimpan tas di sebelah kanan tak jauh dari pintu.
"Jadi saya sedang melakukan pengawasan di situ dan kemudian saya merasa kok ada yang aneh di dalam pos polisi," ujar Denny saat bersaksi untuk Aman Abdurrahman, terdakwa kasus teror bom, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (23/2).
Pemeriksaan saksi kasus bom Thamrin. (Foto: Aria Pradana/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemeriksaan saksi kasus bom Thamrin. (Foto: Aria Pradana/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menurut dia, di dalam pos juga terlihat dua botol air mineral, dua buah kue, serta dua kotak yang disebutnya mempunyai telinga. Denny mempunyai firasat bahwa yang berada di dalam pos adalah bom.
Namun belum sempat dia bertindak, sebuah ledakan terjadi di gerai kopi Starbucks yang tak jauh dari pos polisi. "Begitu meledak, saya langsung ke pintu pos dan lihat ke Sarinah sambil membawa HT (Handy Talky). Saya lapor ke komandan saya, 'ini bom meledak di Starbucks'," kata Denny.
Aksi pelaku bom Thamrin (Foto: Veri Sanovri/reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi pelaku bom Thamrin (Foto: Veri Sanovri/reuters)
Ketika memberikan laporan kepada komandannya, Denny merasa seperti tersetrum. Pada saat seperti itu, ledakan lain terjadi dari dalam pos polisi.
Efek ledakan itu kemudian melukai Denny di beberapa bagian tubuhnya. Bahkan ia menyebut ada sekitar 20 paku yang tertancap di kakinya.
Pemeriksaan saksi kasus bom Thamrin. (Foto: Aria Pradana/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemeriksaan saksi kasus bom Thamrin. (Foto: Aria Pradana/kumparan)
"Saya hancur dari paha, betis, kepala saya, tangan kena juga, di perut, karena kena pecahan-pecahan. Setelah meledak, saya tetap berdiri, kaki sudah berdarah, mata saya memerah, telinga, berdarah semua. Setelah itu, saya pelan-pelan cabutin paku di kaki, ada sekitar 20 paku, baru saya berdoa," beber dia.
ADVERTISEMENT
Denny sempat menunjukkan bekas lukanya tersebut kepada majelis hakim. Penuntut umum juga menghadirkan barang bukti tas ransel serta paku.