Hakim Sindir Elza Syarief yang Revisi Nama Setnov di BAP: Anda Pelupa?

22 Agustus 2017 0:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Elza Syarief dan Miryam S. Haryani (Foto: Iqra Ardini/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Elza Syarief dan Miryam S. Haryani (Foto: Iqra Ardini/kumparan)
ADVERTISEMENT
Advokat Elza Syarief meralat pernyataannya terkait nama-nama anggota DPR yang diduga menekan Miryam S. Haryani. Termasuk salah satunya adalah Ketua DPR, Setya Novanto atau biasa dipanggil Setnov.
ADVERTISEMENT
Dalam Berita Acara Pemeriksaan saat penyidikan, Elza menyebut Miryam yang merupakan kliennya itu sempat bertemu sejumlah anggota DPR yang kemudian memintanya mencabut keterangan dalam kasus e-KTP.
Keterangan itu merujuk pada BAP Elza nomor 9 poin 3. Di situ, Elza menceritakan tentang pertemuan beberapa anggota DPR dengan Miryam. Dalam BAP tersebut, atas pengakuan Miryam, Elza menyebut Miryam telah mendapat tekanan dari teman-temannya sesama anggota DPR untuk mencabut keterangannya di kasus e-KTP.
Adapun anggota DPR di dalam perkumpulan itu, adalah Ketua DPR Setya Novanto, politikus Golkar Chairuman Harahap dan Markus Nari, serta politikus Hanura Akbar Faisal, dan politikus Gerindra, Djamal Aziz.
Setya Novanto usai menjalani pemeriksaan di KPK (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Setya Novanto usai menjalani pemeriksaan di KPK (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Namun saat Elza dihadirkan di persidangan, keterangannya itu diralat. Elza mengaku tidak mengingat persis siapa saja yang hadir dalam pertemuan itu.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut pun sempat menjadi perhatian hakim. Hakim Jhon Halasan Butar Butar mengingatkan Elza untuk meneliti kembali kesaksiannya di persidangan karena perbedaan keterangan itu.
"Saya lupa-lupa ingat itu, jadi diskusi di DPR kalau tidak salah, tapi cerita detailnya saya tidak ingat seperti itu, apakah pernah menyebut namanya, saya kan memang tidak ingat nama, Pak," ujar Elza kepada Jhon saat bersaksi untuk terdakwa Miryam di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (21/8).
Hakim Ketua Jhon Halasan Butar Butar (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Hakim Ketua Jhon Halasan Butar Butar (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Jhon sempat membacakan kembali keterangan Elza dalam BAP-nya. Di situ jelas tertulis nama Novanto dan kawan-kawan. "Di BAP anda mengatakan 'Miryam S. Haryani menceritakan, sebelum sidang e-KTP pernah dikumpulkan Setya Novanto dan beberapa saksi yang pernah dipanggil KPK, tapi Miryam tidak menceritakan tempatnya di mana' itu bagaimana?" ujar Jhon kepada Elza.
ADVERTISEMENT
"Saya enggak yakin pernah dengar atau tidak, suasananya beda waktu pemeriksaan di KPK. Waktu itu bertanyanya luar biasa, saya ingat-ingat kembali karena kan saya tidak begitu yakin, jadi saya tidak tahu masalah ini," jawab Elza.
Mendengar hal tersebut, Jhon pun menyindir Elza. "Atau anda memang pelupa?" ujar Jhon.
"Tidak, saya good remember, saya tidak ingat nama, nomor telepon, jalan, tapi kalau cerita saya ingat," kata Elza.
Elza hanya mengaku mengingat dua nama, yaitu Akbar Faisal dan Djamal Aziz yang pernah memarahi Miryam tentang aliran uang e-KTP. Elza pun mengaku sudah mengingatkan Miryam untuk berkata sejujurnya.
"Yang saya ingat Akbar Faisal dan Djamal Azis pernah marah ke Miryam, mereka bilang 'kenapa sebut nama saya berdua, padahal saya cuma sampaikan pesan saja, padahal uang kan dari Markus Nari," ujar Elza menceritakan keluhan Miryam.
ADVERTISEMENT
Dalam persidangan, penuntut umum sempat membacakan BAP milik Elza yang sempat menyinggung mengenai para anggota DPR yang diduga menekan Miryam. Berikut adalah keterangan Elza di BAP nomor 9 poin 3, yang dibacakan lengkap oleh jaksa KPK Kresno Anto Wibowo:
"Miryam S Haryani menceritakan bahwa sebelum sidang dia pernah dikumpulkan oleh Setya Novanto dan beberapa saksi yang pernah dimintai keterangan oleh KPK, namun tepatnya di mana dia tidak menceritakan. Pada pertemuan tersebut Miryam merasa diadili, dan juga dicap pengkhianat karena memberikan keterangan yang menyulitkan beberapa anggota DPR. Dia melalukan penekanan dan meminta agar Miryam mencabut semua keterangan di DPR, tentang Setya Novanto, Chairuman Harahap, Akbar Faisal, Markus Nari, dan Djamal Aziz. Di mana Setya Novanto mengatakan menyimpan salinan BAP dan surat dakwaan yang menyebabkan dia terpojok dan merasa Setya Novanto hebat karena bisa mendapat copy-an BAP dan surat dakwaan KPK. Atas alasan itu Miryam S Haryani merasa dirinya pengkhianat karena sebagai orang yang membuka aliran uang sehingga dia bingung bagaimana akibat hukumnya jika hanya dia yang mengakui hal tersebut".
ADVERTISEMENT