Pengacara Setya Novanto Minta Wapres JK Tak Buat Kegaduhan

15 November 2017 12:52 WIB
Fredrich Yunadi ke Bareskrim Polri (Foto: Kelik Wahyu/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Fredrich Yunadi ke Bareskrim Polri (Foto: Kelik Wahyu/kumparan)
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam beberapa kesempatan sempat memberikan komentarnya terkait proses hukum yang menjerat Ketua DPR Setya Novanto. JK, sapaan Jusuf Kalla, menilai bahwa KPK tak memerlukan izin Presiden Joko Widodo guna melakukan pemeriksaan terhadap Setya Novanto. Ia pun meminta Setya Novanto sebagai pimpinan DPR dapat memberikan contoh yang baik dengan memenuhi panggilan penyidik KPK.
ADVERTISEMENT
Kuasa hukum Novanto, Fredrich Yunadi, angkat suara terkait komentar tersebut. Fredrich meminta agar JK tak mengeluarkan pernyataan yang justru menimbulkan kegaduhan. Sebab menurut dia, pernyataan JK tersebut bukannya meredam segala isu yang berkembang, justru menghadirkan kegaduhan.
"Saya sangat menghormati beliau sebagai Wapres, tapi ya saya akan lebih salut kalau dalam hal ini tidak membikin kegaduhan. Yang bikin kegaduhan kan beliau," ujar Fredrich lewat sambungan telepon, Rabu (15/11).
Fredrich juga menilai bahwa komentar JK terdengar cenderung terlalu ikut campur dengan proses hukum kasus korupsi e-KTP yang tengah dijalani oleh Setya Novanto. Menurut dia, pernyataan JK bahwa terkait pemeriksaan kliennya tak perlu izin presiden malah membuat masyarakat semakin bingung.
"Rakyat kan jadi bingung. Kalau pak JK bilang (pemeriksaan Novanto) enggak perlu (izin presiden), itu kan lucu. Itu kan yang bikin gaduh siapa? Apa saya? Saya ini kan melaksanakan profesi saya," kata Fredrich.
ADVERTISEMENT
Ia pun lantas meminta JK untuk berdiskusi terlebih dahulu dengan ahli hukum atau kepada bawahannya sebelum mengeluarkan pernyataan. Menurut dia, JK bisa meminta pendapat Menkopolhukan atau Jaksa Agung.
"Janganlah melemparkan suatu opini melalui media, akhirnya bikin kegaduhan kan," kata Fredrich.
"Masa sekarang saya yang dituduh bikin kegaduhan? Itu kan yang bikin kegaduhan siapa? Saya itu enggak punya nilai. Omongan saya itu enggak didengar siapa pun. Tapi omongan Wapres itu kan didengar seluruh Indonesia," imbuhnya.