Polda Metro Akan Coba Ubah Konsep SOTR Jadi SOTM

24 Mei 2017 18:54 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Sahur on the road (SOTR) (Foto: Sari Kusuma Dewi/kumparan)
Bulan ramadhan tahun 2017 tinggal menghitung hari. Polda Metro Jaya pun bersiap untuk melakukan pengamanan demi menjaga ketertiban selama bulan suci umat Islam tersebut.
ADVERTISEMENT
Wakapolda Brigjen Suntana menyebut salah satu hal yang disoroti oleh pihaknya adalah terkait adanya kebiasaan Sahur On The Road (SOTR) yang biasanya digelar dini hari menjelang sahur. Sebab, kegiatan tersebut cenderung berujung keributan.
"Secara angka kamtimbas (keamanan dan ketertiban masyarakat) 3 tahun terakhir ini habis SOTR terjadi, ada perkelahian," kata Suntana usai bertemu sejumlah tokoh agama, serta perwakilan Pemprov DKI Jakarta di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (24/5).
Sahur on the road (SOTR). (Foto: Sari Kusuma Dewi/kumparan)
Jenderal bintang satu itu menilai kegiatan SOTR perlu dikoordinasikan sehingga tidak menimbulkan keributan. Ia pun mengimbau kegiatan SOTR agar dilakukan secara tertib, seperti contohnya tidak menutup jalan.
"Teman-teman atau masyarakat dari wilayah Depok, Bekasi, Tangerang, kami sarankan melakukan SOTR itu di wilayah masing-masing, tidak perlu ke Jakarta. Kalau memang SOTR, beritahu polisi, tidak tutup jalan, tidak terjadi ribut dengan kelompok lain, tidak perlu membawa bendera sehingga terjadi merasa tidak enak dengan kelompok SOTR yang lain, sehingga tidak jadi masalah-masalah," kata Suntana.
ADVERTISEMENT
Bahkan ia menyarankan SOTR diganti dengan SOTM atau Sahur On The Mosque. "Kami akan ubah konsep SOTR itu menjadi Sahur on The Mosque (SOTM). Kami akan bikin program bersama para ulama, kami sama-sama nanti sahur kami pindahkan ke masjid. Kita sama-sama sahur di masjid," ujar Suntana.
Selain itu, Suntana menyebut pihaknya sedang menyiapkan program makan sahur bersama dengan orang-orang yang kurang mampu. Kegiatan tersebut menurut Suntana akan bekerja sama dengan sejumlah organisasi kemasyarakatan.
"Nanti kami data berapa masyarakat yang kurang beruntung. Nanti kami datakan, nanti akan kami datangi di satu tempat yang kami lokalisir, yang kami tentukan sehingga tidak mengganggu kepentingan yang lain. Nanti ada pemberitahuan" kata dia.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Dewan Syuro PBNU Adib Syarif Abdullah juga menyayangkan SOTR yang seringkali dilakukan dengan tujuan hura-hura semata. Ia menyetujui kegiatan sahur seharusnya diarahkan di masjid saja.
ADVERTISEMENT
"Masalah SOTR ini yang saya disayangkan kalau digunakan bukan untuk sahur, tapi untuk hura-hura. Ini tidak ibadah lagi. Maka pak Wakapolda ini mengarahkan kepada sahur di masjid. Jadi arahnya untuk ibadah kalau ke masjid, enggak akan ada hura-hura di masjid. Pasti ada zikir, ada pengkaji Al-Quran, ada khataman atau apa. Itu yang lebih bermanfaat daripada di jalanan," kata dia.