
Pagi, 10 Agustus 2016. Ponsel Ahmed Mansoor, anggota Human Rights Watch yang berbasis di Uni Emirat Arab, berdering. Ada pesan aneh yang masuk ke nomornya. Pesan tersebut berisi tautan misterius. Saat itu, ia tak sadar, pesan itu menjadi gerbang masuk bagi spyware asal Israel: Pegasus.
Jika Anda mengikuti perkembangan berita teknologi baru-baru ini, Anda pasti tidak akan asing dengan nama Pegasus, spyware milik NSO Group asal Israel. Dalam situs resminya, NSO Group mengklaim aplikasi ini hanya untuk membantu penanganan kasus terorisme dan kejahatan saja. Tapi nyatanya, Pegasus malah lebih sering digunakan untuk mengintai aktivis dan jurnalis di berbagai negara.
Ahmed Mansoor bukan satu-satunya korban. Pada 23 Oktober 2017, misalnya, Abdessadak El Bouchattaoui, pengacara asal Maroko, mendapat pesan aneh berisi tautan. Abdessadak adalah salah satu anggota tim pembela hukum bagi partisipan demo keadilan sosial di Hirak El-Rif sepanjang 2016-2017.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814